Cantik Terlihat Jelek - Bab 22 Mendapat Pekerjaan
Bab 22 Mendapat Pekerjaan
Sherin ke resepsionis untuk mendaftarkan namanya.
Lalu petugas di sana membawanya ke ruang belakang.
“Make-up artist baru yah? ayo cepat ke sini.” sapa laki-laki yang seragamnya tercantum kata manager itu setelah mendengar laporan petugas resepsionis itu, lalu dia juga menyoroti Sherin dari atas ke bawah, di matanya terlihat ada sedikit sangsi.
“Kamu rias dia, maunya dirias supaya terlihat soft dan fresh!” pesan manager itu sambil menunjuk wanita di depannya yang berpakaian seksi itu. Setelah berpesan, dia pun memanggil orang di belakang untuk memberikan Sherin kotak peralatan make up.
Untuk pertama kalinya dia membantu orang lain make up, Sherin agak gugup, tapi untung saja, dulu di bawah tekanan dari ibunya, dia sudah berjerih-payah yang tidak sedikit di bidang make up ini.
Dengan gerakannya yang cepat dan terlatih itu, model yang memang sudah cantik memukau itu, setelah dirias olehnya pun langsung berubah penampilan.
Manager yang tadinya sedang iseng berbincang-bincang dengan orang di sampingnya, melihat model itu membalikkan badan, saat berhadapan dengannya, seakan tersentak berdiri, berjalan memutari model itu 2 keliling, sorotan matanya ada sedikit takjub, kemudian mengacungkan jempol ke Sherin, bersamaan dengan itu Sherin pun merasa lega, karena ini juga kepercayaan dirinya pun bertambah.
Mungkin, dia bukannya tidak ada keahlian apapun.
Setelahnya petugas di sampingnya berkata bahwa make-up artist yang sebelumnya itu karena dua hari kemarin putus dengan pacarnya, memotong urat nadinya, maka tidak bisa merias orang lagi.
Lalu waktu perlombaan kali ini pun mepet, sangat sulit untuk menemukan make-up artist yang bagus, makanya perusahaan baru mencoba-coba untuk mengumumkan hal ini di website.
Kemudian, Sherin terus menerus meriasi beberapa model berdasarkan permintaan dari manager itu, setiap model dirias dengan gaya penampilan yang berbeda, manager sangat puas dengan hasilnya.
Hari itu juga setelah perlombaan selesai, manager itu pun langsung menandatangani kontrak kerja dengan Sherin.
Dan terus berusaha mencari tahu teknik rias Sherin ini berguru darimana?
Mengingat ibunya yang sudah tiada itu, Sherin menggeleng-gelengkan kepalanya, hanya menjawab belajar sendiri, dan tidak mau berkata banyak lagi.
Dari kantor pulang ke rumah sudah jam 8 malam, dan saat dia turun dari bus, tidak menyangka terlihat Simon di halte bus itu, mengerutkan dahi dan menyapa “Simon, sudah malam seperti ini kenapa kamu masih ke sini?”
Terlihat tidak jauh dari sana mobil yang ia kenali, Sherin menunjuk-nunjuk kepala Simon dan berkata “Pak Hasan sudah tua, kamu jangan terus merepotkan dia. Lagian ini sudah malam, kamu keluar seperti ini tidak aman. Ayo cepatan pulang.” Walaupun di mulutnya dia ngomel terhadap Simon, tapi saat melihat anak itu hatinya pun leleh seakan semuanya mencair.
Simon tidak menjelaskan apapun, hanya segera masuk ke dalam pelukannya “Mama, aku rindu kamu, dan aku juga khawatir akan dirimu makanya aku datang ke sini menjengukmu.” Setelah berkata, Simon tidak henti-hentinya mengelus-elus di badan Sherin.
Manjanya membuat hati Sherin menjadi lembut lalu membentangkan tangannya, memeluk anak itu.
“Oh ya, mama sudah dapat kerjaan, Sabtu ini mama temeni kamu, mau tidak?” tanya Sherin
“Benar? Kamu bodoh begitu, apa yang kamu bisa kerjakan?” jawab Simon sambil menjolorkan kepalanya keluar dari pelukkan Sherin, walaupun wajahnya terlihat meremehkan, tapi di pandangan matanya tampak senyuman.
“Simon, kalau kamu bilang aku bodoh lagi, Sabtu aku tidak temeni kamu lagi deh.” ujar Sherin. Terus menerus diremehkan anak sendiri bahwa dia bodoh, juga membuat Sherin sangat tidak tahu harus berkata apa lagi.
Sambil mengucapkan itu, Sherin mengandeng Simon berjalan ke arah tempat mobil berhenti.
Yang di luar dugaan adalah yang duduk di tempat pengemudi itu ternyata Devan.
Teringat kejadian lalu. Setelah mukanya memerah, dia pun melototi laki-laki itu sejenak, hari itu dia sudah melihat muka laki-laki ini yang tebal itu.
Kaca mobil terbuka, Devan melihat Simon dan menunjuk-nunjuk kursi belakang, yang maksudnya menyuruhnya untuk naik ke mobil.
Dan saat melihat Sherin, raut mukanya tak berekspresi.
Sherin awalnya mau menyapa laki-laki itu, tapi kata-kata itu sepertinya tertelan masuk kembali saat sampai di ujung mulutnya, benar-benar deh laki-laki ini……
“Papa, mama sudah mendapatkan pekerjaan, sudah kubilang kan mama pasti tidak bisa dibandingkan dengan wanita-wanita yang hanya terlihat cantik di luarnya saja.” ujar Simon sambil naik mobil. Mukanya dipenuhi dengan kebanggaan saat mengatakan itu ke Devan.
Sherin melirikkan bola matanya ke atas sedikit tidak senang, anaknya sangat berani berbohong, sebenarnya mirip siapa yah?
Jelas-jelas, beberapa menit lalu, masih meremehkan dia orang bodoh, dia bego.....
Tapi, di hati Sherin tetap saja terasa penuh kehangatan, memang ada orang yang semacam ini, terhadap orang yang disukainya, sendiri boleh mengomelinya, sendiri boleh merendahkannya, tapi tidak mengizinkan orang lain untuk berbuat tidak baik sedikit pun kepadanya.
Mesin mobil menyala, Sherin mundur beberapa langkah, dia melambai-lambaikan tangannya ke Simon.
“Mama, bisa tidak temeni aku makan sesuatu? Aku lapar, setelah kamu pergi, aku tidak begitu ada nafsu makan.” kata Simon, yang dilanjutkan dengan Devan menoleh dan melihatnya sebentar, mengangkat alisnya padahal sebelum pergi anak cilik yang mana seh yang menghabiskan setengah loyang kue?
Tapi, dia hanya melihat ke depan saja, tidak berkata apapun.
Sherin secara reflek melihat Devan yang duduk di bagian depan itu, melihatnya tidak merespon.
“Simon, kamu makan saja dengan papamu yah. Mama besok masih harus kerja!” jawab Sherin.
Simon hanya menjawabnya dengan kata “Oh”, dan mengangkat kepalanya melihat wanita itu sesaat, kemudian menundukkan kepala kembali, wajahnya yang kasihan itu, walau hanya melihatnya sebentar saja, mebuat mata Sherin memerah.
Menghirup nafas dalam-dalam, membuka pintu mobil, dan duduk masuk ke tempat duduk belakang mobil itu.
“Mama, kamu ini mau menemaniku pergi yah?” Simon senang sekali sampai-sampai tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Jari jemari Sherin yang langsing itu mengelus-elus rambutnya yang lembut itu, menariknya ke dalam pelukan sambil berkata “Besok-besok jangan seperti ini lagi yah, tahu tidak?”
Simon mengelus-elus dalam pelukkannya dan berkata “Mama, aku besok-besok akan baik-baik menuruti perkataanmu, masalah kamu tidur seranjang dengan papa kemarin itu, itu salahku. Kamu jangan marah lagi terhadapku yah ma?”
Heh!!!!!
Seketika muka Sherin pun memerah, dia sempat curiga apa anak ini sengaja? bukannya sudah meminta maaf berkali-kali? Kenapa, mau di saat seperti ini, apalagi di hadapan Devan mengungkit ini lagi?
Saat itu, suasana di dalam mobil yang memang sudah penat itu pun bertambah lagi dengan rasa malu.
Sherin mengigit bibirnya, seketika tidak tahu harus bagaimana menjawab Simon.
“Setelah menemani Simon makan, akan mengantar Sherin pulang lagi.” ujar Devan yang tidak bersuara dari tadi, tiba-tiba membuka mulutnya.
Sherin mendengar dia menyapanya seperti itu, hatinya pun merasa aneh, tapi untungnya tidak terlalu malu lagi, lalu menghelakan nafas.
Akhirnya mobil berhenti di depan satu restoran masakan Hongkong.
“Papa, kamu kok bisa tahu aku mau makan di sini?” kata Simon yang senang bukan kepalang dan begitu turun mobil Simon pun menarik tangan Devan.
Devan meliriknya sejenak, dan berkata “Hati-hati kamu nanti kekenyangan.”
Simon menjulur-julurkan lidahnya ke Devan, berbelok mengandeng tangan Sherin, mengangkat kepalanya untuk melihat ke atas untuk mengenalkan beberapa makanan lezat restoran ini ke Sherin.
Seharusnya Devan sudah menjadi pelanggan di sini, melihatnya yang baru saja melangkah masuk langsung disambut oleh orang yang berpenampilan seperti penanggung jawab di restoran ini, menganggukkan kepalanya dan membungkukan pinggangnya berkata: “Devan, hari ini kok bisa ada waktu mampir?”
Orang itu sambil menyapa, sambil mengiringi kita. Kita bertiga langsung naik ke lantai 2. Sherin melihat meja di restoran yang penuh itu, dia tidak juga aneh kenapa orang seperti Devan ini tidak perlu memesan terlebih dahulu juga bisa mendapatkan tempat, karena dunia laki-laki itu dan dirinya bukan satu golongan.
“Mama, kamu coba ini, lalu ini yah.” ujar Simon. Setelah makanan dihidangkan, Simon terus menerus mengambil makanan ini dan itu buat Sherin.
Malahan sendiri tidak terlalu makan.
“Simon, kenapa kamu tidak makan? Bukannya kamu bilang kamu lapar?” tanya Sherin setelah memasukkan kue matcha ke mulutnya.
Simon tidak menjawabnya tapi hanya mengambil tissue, berdiri dan memanjangkan tangannya untuk membantu Sherin mengusap bubuk matcha hijau yang melekat di ujung bibir Sherin.
“Mama, sebenarnya aku tadi mendengar bunyi perutmu, makanya baru membohongimu ke sini.” jawab Simon, lalu mata kecil anak itu memandangi Sherin dan menambahkan “Saat aku memelukmu, aku mendengar bunyi perutmu.”
Seketika itu Shein tersentuh, air matanya pun langsung berlinang.
Meletakkan sumpitnya, lalu memeluk Simon ke dalam pelukkannya “Simon….. terima kasih, kamu sungguh baik terhadap mama.” yang kemudian mengangkat kepalanya ke atas, tapi tetap saja air matanya tak tertahankan dan berlinang.
“Mama, aku sangat baik seperti ini, harusnya mama pasti tidak akan tidak mau aku, betul tidak?” tanya anak itu.
Sherin menganggukkan kepalanya.
“Di kemudian hari, kamu dan salah satu om bisa punya anak dan kamu masih tetap akan menyayangiku, betul tidak?” tanyanya lagi.
Kepiluan hati Sherin tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata lagi, dan suara tangisannya pun tidak tertahankan lagi.
“Simon….” ucap Sherin yang hanya menyebut nama anak itu, tapi kerongkongannya terasa kaki hingga tak bisa meneruskan perkataannya.
“Mama, mereka bilang ibuku tidak mau diriku, Simon tidak mempunyai ibu, Simon ingin mama menjadi ibuku, tapi, papa tidak suka mama, mama juga tidak suka papa, Simon tidak tahu bagaimana caranya supaya mama jangan tidak mau diriku……” ujarnya, berbicara sampai di sini Simon pun ikut menangis.
Devan menyicipi tehnya, membelokkan matanya melihat mereka berdua satu besar dan satu kecil itu yang sedang menangis.
Dahinya mengerut dalam menjadi satu, sepertinya selama ini dia terlalu tidak menganggap perasaan Simon terhadap wanita ini.
“Simon nurut yah, di kemudian hari, nona Gabriel akan menjadi ibumu, dia bisa menyayangimu sama seperti mama mengasihimu.” jawab Sherin sambil mendorong Simon keluar dari pelukkannya, lalu mengambil tissue dan mengusap air mata Simon yang membasahi mukanya.
Tapi Simon hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, tak menjawab apapun.
Sherin pun memeluknya kembali ke dalam pelukkannya, memejamkan mata, tak berbicara.
“Sudah selesai makan belum? Kalau sudah, ayo jalan.” ujar Devan yang tiba-tiba menjadi gelisah dan tidak tenang karena melihat air mata wanita itu.
Novel Terkait
Balas Dendam Malah Cinta
Sweeties1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaHarmless Lie
BaigeLove In Sunset
ElinaKing Of Red Sea
Hideo TakashiUnplanned Marriage
MargeryCantik Terlihat Jelek×
- Bab 1 Kecantikan Yang Tersembunyi
- Bab 2 Anak Jenius
- Bab 3 Hidup Damai
- Bab 4 Tidak Berani Mencintai
- Bab 5 Masak Mie
- Bab 6 Bertemu Andrew
- Bab 7 Malu
- Bab 8 Curiga dengan Identitasnya
- Bab 9 Asal Usul yang Tidak Jelas
- Bab 10 Mengusirnya Pergi
- Bab 11 Kecelakaan
- Bab 12 Kepanikan yang Sia-sia
- Bab 13 Menyatakan Cinta
- Bab 14 Salah Paham
- Bab 15 Salah Paham Part 2
- Bab 16 Kita Tidak Mungkin
- Bab 17 Ide Nakal
- Bab 18 Tidak Seharusnya Terjadi
- Bab 19 Pertama Kali
- Bab 20 Gimana Membuktikannya?
- Bab 21 Respon Yang Tidak Normal
- Bab 22 Mendapat Pekerjaan
- Bab 23 Kebencian
- Bab 24 Depan Ada Serigala, Belakang Ada Harimau
- Bab 25 Terjadi Sesuatu
- Bab 26 Anak Itu Meninggal
- Bab 27 Sia-Sia Saja Panik
- Bab 28 Hati Orang Sulit Ditebak
- Bab 29 Shopping
- Bab 30 Dunia Berbeda, Penilaian Berbeda
- Bab 31 make Up (1)
- Bab 32 Make Up (2)
- Bab 33 Reaksi Tidak Jelas
- Bab 34 Rahasia
- Bab 35 Apakah Kamu Menyukainya
- Bab 36 Rencana Pertama
- Bab 37 Rencana Kedua
- Bab 38 Jatuh Cinta
- Bab 39 Pelindungan Dia
- Bab 40 Dia Mengakuinya
- Bab 41 Bertemu Dengan Teman SMA
- Bab 42 Sepupu
- Bab 43 Pertama Kali Dimarahi
- Bab 44 Gabriel Bukan Orang Baik
- Bab 45 Mengapa Aku Tetap Menyukaimu Walaupun Kamu Tidak Cantik?
- Bab 46 Tidak Boleh Dengan Yuta
- Bab 47 Mengapa Harus Dia?
- Bab 48 Kemarahan Devan
- Bab 49 Pertama Kali Tidur Bersama
- Bab 50 Kenangan Manis
- Bab 51 Mirip Dengan Clover
- Bab 52 Yuta Meragukan Identitas Sherin
- Bab 53 Iya, Aku Menyukainya
- Bab 54 Kasih Sayang Pria Dingin
- Bab 55 Memberi Rumah
- Bab 56 Gabriel Masih Seorang Gadis?
- Bab 57 Sesuatu Yang Tidak Bisa Dibeli Dengan Uang
- Bab 58 Penampilan Sebenarnya
- Bab 59 Apa Itu Bukan Cinta?
- Bab 60 Bunga Yang Berkembang
- Bab 61 Dunia Tidak Adil
- Bab 62 Momen Romantis
- Bab 63 Alasan Simon Lahir
- Bab 64 Wanirta Ibu Simon
- Bab 65 Ayah Yang Telah Menghilang Mau Mencari Dia
- Bab 66 Pria Misterius Yang pergi Melihat Ibu
- Bab 67 Terpergok Berduaan
- Bab 68 Kebencian
- Bab 69 Pembatalan Tunangan
- Bab 70 Menghadiri Acara Tahunan Perusahaan
- Bab 71 Gabriel menyalahkan Dia 1
- Bab 72 Gabriel menyalahkan Dia 2
- Bab 73 Kamu Percaya Siapa?
- Bab 74 Devan, Kamu Percaya Siapa?
- Bab 75 Yuta, Maaf
- Bab 76 Perilaku abnormal Devan
- Bab 77 Menurutmu Aku Jadi Jahat?
- Bab 78 Jangan Pernah Melebihi Batas
- Bab 79 Ceroboh dan Meneliti
- Bab 80 Perubahan Devan Pada Gabriel
- Bab 81 Mendorong Ke Jurang
- Bab 82 Mengorbankan Diri Untuk Nurani
- Bab 83 Reaksi Aneh Sherin
- Bab 84 Aku Ingin Pergi Ke Tempat Kejadian
- Bab 85 Sherin, Siapa dia?
- Bab 86 Tidak Berpisah Mati Atau Hidup
- Bab 87 Ayah Gabriel Yang Tidak Asing
- Bab 88 Kemesraan Dua Orang
- Bab 89 Bersalah
- Bab 90 Apa Yang Dikatakan Sebelum Mati?
- Bab 91 Sherin Mengalami Masalah Yang Besar
- Bab 92 Jika Ada Apa Terjadi Dengannya, Satu Keluargamu Akan Ikut Menderita
- Bab 93 Apakah Dia Telah Membunuh Orang?
- Bab 94 Cara Devan Menghibur Berbeda
- Bab 95 Kekejaman Devan
- Bab 96 Orang Asing Mengirimkan Video Misterius Kepada Simon
- Bab 97 Keputusan Simon Yang Mengejutkan
- Bab 98 Devan, Kamu Benar Benar Tidak Tahu Batas
- Bab 99 Hapus Riasanmu !
- Bab 100 Felice Mengetahui Identitas Sherin
- Bab 101 Besok Pembatalan Pernikahan
- Bab 102 Insiden Gabriel
- Bab 103 Pernikahan Sesuai Jadwal
- Bab 104 Sherin Pergi dengan Cara yang Berbeda
- Bab 105 Sherin Meninggal Di Kereta
- Bab 106 Siapa Yang Menggantikannya
- Bab 107 Dalam Keadaan Berbahaya
- Bab 108 Kebetulan
- Bab 109 Dua Nyawa Hilang
- Bab 110 Masalah Tiga Tahun Lalu
- Bab 111 Penyebab Salah Paham Telah Diketahui
- Bab 112 Selamatkan Yang Besar Atau Kecil
- Bab 113 Ketenangan Tiga Tahun Dihancurkan
- Bab 114 Devan, Cepat Lihat, Siapa Dia?
- Bab 115 Menanyakan Masa Lalu
- Bab 116 9 Lalu Aku Melahirkan Seorang Anak
- Bab 117 Suaranya Sangat Familiar
- Bab 118 Momo Dia Adalah Ayahmu
- Bab 119 Aku Membawamu Menemui Seseorang
- Bab 120 Itu Anak Mama? Kakaknya
- Bab 121 Tiga Tahun Kamu Tidak Punya Rencana?
- Bab 122 Wanita yang di depan itu adalah ibunya Devan
- Bab 123 Kepanikan Di Pesta Pernikahan Yuta
- Bab 124 Latar Belakang Keluarga Clover
- Bab 125 Rahasia Ibu
- Bab 126 Dia Memiliki Latar Belakang Keluarga
- Bab 127 Devan Mengenali Penampilan Aslinya
- Bab 128 Cinta Clover
- Bab 129 Devan Tidak Tahu Malu
- Bab 130 Devan Di Rumah Sakit
- Bab 131 Penyakit Devan
- Bab 132 Mengetahui Kebenaran
- Bab 133 Sebenarnya
- Bab 134 Rahasia Mengejutkan Gabriel
- Bab 135 Apa Yang Terjadi Dengan Simon?
- Bab 136 Bertemu Tifa, Kejutan Akan Takdir Tuhan
- Bab 137 Manis dan Manja
- Bab 138 Devan, Kamu Sangat Berat
- Bab 139 Rahasia Ayah Devan
- Bab 140 Ada Cerita Apa Dibalik Ini?
- Bab 141 Akhirnya Membuahkan Hasil
- Bab 142 Tidak Cocok Untuk Anak-Anak
- Bab 143 Serangan Balik
- Bab 144 Perubahan Besar Sifat Clover
- Bab 145 Serangan Balik Di Saat Terdesak
- Bab 146 Bunga Di Depan Makam
- Bab 147 Kecelakaan Itu Lagi
- Bab 148 Aku Takut Dia Melukai Kamu
- Bab 149 Dua Sifat Berlawanan Devan
- Bab 150 Kasih Sayang Sehari-hari
- Bab 151 Kemunculan Ayah Yang Telah Menghilang Selama 10 Tahun
- Bab 152 Latar Belakang Ayah
- Bab 153 Fakta Yang Buruk
- Bab 154 Kebenaran Tentang Mengapa Clover Harus Menyembunyikan Penampilan Aslinya?
- Bab 155 Alur Berubah Lagi
- Bab 156 Ayah Gabriel Bukan Ayah Clover, Jadi, Siapa Ayahnya?
- Bab 157 Mencari Tahu Tentang Asal Usul Clover
- Bab 158 Devan Cemburu
- Bab 159 Peninggalan Ibu, Mengapa Clover Tidak Tahu?
- Bab 160 Masa Lalu Ibu Yang Buruk
- Bab 161 Kebenaran
- Bab 162 Saling Menyayangi
- Bab 163 Wanita Yang Mencintai Devan
- Bab 164 Kamu Tidak Pantas Dengan Dirinya!
- Bab 165 Memberi Kamu Apa Yang Kamu Selalu Inginkan
- Bab 166 Mengenali Garry
- Bab 167 Di Ambang Kematian
- Bab 168 Perasaan Ajaib
- Bab 169 Olahraga Berlebihan, Jadi Capek
- Bab 170 Kakek Bertemu Dengan Ayah Gabriel
- Bab 171 Sakit
- Bab 172 Kebenaran Yang Kejam
- Bab 173 Permohonan Ayah Devan
- Bab 174 Direktur Devan, Pinggangmu Tidak Sehat?
- Bab 175 Keanehan Gary
- Bab 176 Tidak Sabar
- Bab 177 Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 178 Perubahan Alur Yang Membuat Orang Terkejut
- Bab 179 Rasa Manis Sesudahnya
- Bab 180 Gabriel Sudah Gila
- Bab 181 Siapa Yang Mengalami Insiden?
- Bab 182 Kenapa Harus Bicara Dalam Kamar?
- Bab 183 Gabriel Menghilang
- Bab 184 Ternyata Itu Kamu
- Bab 185 Kasih Sayang Devan Yang Tidak Ada Batas
- Bab 186 Kejutan
- Bab 187 Reuni SMA Yang Mengejutkan
- Bab 188 Gelisah
- Bab 189 Dia Adalah Kekasihmu, Tetapi Bukan Suamimu
- Bab 190 Bahaya
- Bab 191 Keguguran
- Bab 192 Devan, Kamu Gila
- Bab 193 Siapa Meninggal?
- Bab 194 Kanker Hati
- Bab 195 Devan Dan Jana Yuyu
- Bab 196 Apa itu Memberi Jatah ?
- Bab 197 Gaya Apa
- Bab 198 Kamu Tidak Tahu Masalah Ini?
- Bab 199 Pria Yang Dia Cintai Selama 7 Tahun
- Bab 200 Dia Adalah Sabuk Hitam Bela Diri
- Bab 201 Menikahi Pria Pernah Bercerai
- Bab 202 Kebetulan Bertemu
- Bab 203 Kamu Adalah Adik Sherin?
- Bab 204 Rencana Gelap Dimulai
- Bab 205 Mengapa Bisa Ada Hal Seperti Ini?
- Bab 206 Berlari Ke Pelukannya
- Bab 207 Salah Paham
- Bab 208 Penyebab Kematian Kakakmu
- Bab 209 Hubungan Clover Dan Devan Hancur?
- Bab 210 Keindahan Dalam Dirinya
- Bab 211 Memutuskan Hubungan Ayah Dan Anak Bersamamu
- Bab 212 Perlakuan Khusus
- Bab 213 Anak Yang Tiba-Tiba Muncul
- Bab 214 Mikasa Punya Anak?
- Bab 215 Bahaya
- Bab 216 Perubahan Ayah Devan Yang Besar
- Bab 217 Menerima Hasil Perbuatan
- Bab 218 Kenyataan
- Bab 219 Dunia Clover Hancur
- Bab 220 Devan, Apakah Kamu Juga Tidak Percaya Kepadaku?
- Bab 221 Apakah Kamu Juga Tidak Percaya Kepadaku?
- Bab 222 Devan, Aku Tidak Mau Kamu Lagi
- Bab 223 Terkejut
- Bab 224 Waktu Sepuluh Hari
- Bab 225 Ayah Devan Koma Karena Keracunan?
- Bab 226 Masuk Rumah Sakit
- Bab 227 Kamu... Mengapa Kamu Bisa Datang?
- Bab 228 Dipaksa Ke Jalan Akhir
- Bab 229 Amnesia
- Bab 230 Wanita Cantik Di Dalam Ponsel Dia Itu Siapa ?
- Bab 231 Kasih Sayang Devan
- Bab 232 Clover Milikku
- Bab 233 Mendapat Keuntungan Dengan Terus Terang
- Bab 234 Celaka
- Bab 235 Mendekatkan Diri Dahulu
- Bab 236 Rahasia Mbok Lili
- Bab 237 Mantan Suami?
- Bab 238 Tidak Menahan Diri
- Bab 239 Apakah Obat Penawarnya Berguna?
- Bab 240 Mandi Bersama
- Bab 241 Diganggu
- Bab 242 Kembar
- Bab 243 Bertemu Lagi Dengan Gabriel
- Bab 244 Ingatanmu Sudah kembali?
- Bab 245 Salah Paham Di Dalam Hotel
- Bab 246 Mengejek
- Bab 247 Siapa Wanita Yang Berada Di Pelukannya?
- Bab 248 Menghilang
- Bab 249 Nasi Sudah Jadi Bubur
- Bab 250 Perawan
- Bab 251 Mencuri Anak
- Bab 252 Menjadi Terkenal
- Bab 253 Penyakit Jiwa
- Bab 254 Kecelakaan
- Bab 255 Kamu Sangat Cantik
- Bab 256 Pertama Kali
- Bab 257 Hamil
- Bab 258 Membohongi
- Bab 259 Terpancing
- Bab 260 Wajah Asli
- Bab 261 Kamu Tidak Mau Bersamaku Lagi?
- Bab 262 Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 263 Tamu Penting
- Bab 264 Suara Kayu Bergesekan
- Bab 265 Tingkat Tertinggi Dari Cinta
- Bab 266 Hamil
- Bab 267 Sudah Bersama
- Bab 268 Bertemu Dengan Teman
- Bab 269 Ini Santai Apaan
- Bab 270 Keuntungan Berpenampilan Bagus
- Bab 271 Kegemparan Media
- Bab 272 Siapa Yang Menjawab Panggilan ?
- Bab 273 Bagaikan Petir Yang Menyambar Di Siang Bolong
- Bab 274 Perubahan Gary
- Bab 275 Berpisah
- Bab 276 Kesepian Di Acara Pernikahan
- Bab 277 Salah Paham Yang Semakin Mendalam
- Bab 278 Perceraian
- Bab 279 Istri
- Bab 280 Serangan Balik
- bab 281 Setelah Menyerang Balik
- Bab 282 Perubahan Karena Cinta
- Bab 283 Wanita yang Berlutut Untukmu
- Bab 284 Perut Suya Sakit
- Bab 285 Keguguran
- Bab 286 Kekejamannya
- Bab 287 Ternyata Begitu
- Bab 288 Anaknya Masih Hidup
- Bab 289 Gary Meninggal
- Bab 290 Siapa Istrinya?
- Bab 291 Istriku, Aku Tidak Nyaman
- Bab 292 Semuanya Mau
- Bab 293 Wanita Yang Luar Biasa
- Bab 294 Bagaimana Bisa Ada Ibu Seperti Itu Di Dunia Ini ?
- Bab 295 Penjara
- Bab 296 Pengantin Baru
- Bab 297 Perselingkuhan
- Bab 298 Sama-Sama Selingkuh
- Bab 299 Panik
- Bab 300 Pergi Menemui Simpanan
- Bab 301 Dia Ingin Menyiksa Aku
- Bab 302 Mengintai
- Bab 303 Kaget Melihat Lingkungan Tempat Tinggal
- Bab 304 Bertemu Dengan Saingan Cinta
- Bab 305 Kekejaman Eren
- Bab 306 Inferioritas Suya
- Bab 307 Bertemu Dengan Bima
- Bab 308 Alat Peretas Suara
- Bab 309 Suya, Kamu Segera Membujuk Eren
- Bab 310 Kematian Eren
- Bab 311 Berbohong
- Bab 312 Tiga Tahun
- Bab 313 Orang Tua Eren Memiliki Rahasia
- Bab 314 Rahasia Keluarga Eren
- Bab 315 Sekeluarga Mengalami Kecelakaan
- Bab 316 Kecelakaan
- Bab 317 Sifat Pria Yang Asli
- Bab 318 Bertemu Dokter Tradisional
- Bab 319 Reaksi Unik
- Bab 320 Pria Di Belakang Itu Siapa?
- Bab 321 Resiko Operasi
- Bab 322 Apakah Operasi Bisa Sukses?
- Bab 323 Bertemu Dengan Pria Yang Bertujuan Jahat
- Bab 324 Diperkosa
- Bab 325 Suya, Kita Bercerai Saja
- Bab 326 Kembali Ke Daerah Ciput, Perbedaan Awal Dan Akhir
- Bab 327 Siapa Yang Mengirimkan Dokter Nathan Itu?
- Bab 328 Bertemu Dengan Eren Dan Wanita Lain
- Bab 329 Menikah Dengan Dokter Nathan
- Bab 330 Suya Pergi Mencari Eren
- Bab 331 Kekejaman Eren
- Bab 332 Menikah Dengan Nathan Aslan
- Bab 333 Hubungan Antara Nathan Dan Eren
- Bab 334 Sampai Jumpa Eren
- Bab 335 Memberikan Permen, Kasih Sayang Eren
- Bab 336 Memberikan Permen, Rujuk
- Bab 337 Hamil
- Bab 388 Bisa Menerima Dan Menolak Dengan Bebas
- Bab 339 Kasih Sayang Eren
- Bab 340 Awal Mula yang Baik
- Bab 341 Aku Bisa Menyelamatkanmu, Tetapi Harus Menikah Denganku
- Bab 342 Persiapkan Pernikahan
- Bab 343 Harga
- Bab 344 Ingin Menyakiti Dia
- Bab 345 Kecelakaan
- Bab 346 Perubahan Ayah Mia
- Bab 347 Surat Nikah
- Bab 348 Keburukan Mohan
- Bab 349 Kegelisahan
- Bab 350 Rumah Bulat
- Bab 351 Sudah Mau Lahir, Situasi Bahaya
- Bab 352 Bagaimana Setelah Melahirkan
- Bab 353 Diluar Dugaan
- Bab 354 Balasan
- Bab 355 Mia Terpaksa Balas Dendam
- Bab 356 Mohan Pingsan
- Bab ke-357 Memperlakukan dengan baik
- Bab ke-358 Lembut dan harum
- Bab 359 Mohan Yang Berbeda
- Bab 360 Mia Terjebak
- Bab 361 Aku Berhutang Padanya Satu Nyawa
- Bab 362 Ingin Tinggal Bersamamu
- Bab 363 Murahan
- Bab 364 Sedih
- Bab 365 Rahasia Ayah
- Bab 366 Mohan Tahu Semua Fakta
- Bab 367 Tangisan Ibu
- Bab 368 Tidak Ada Kesedihan Yang Lebih Besar Dari Sakit Hati
- Bab 369 Mohan Muntah Darah
- Bab 370 Pertemuan Makan Bersama Yang Aneh
- Bab 371 Mohan Meninggal
- Bab 372 Mimpi Buruk Sepanjang Tahun
- Bab 373 Pemilik Perusahaan Besar Itu Adalah Siapa
- Bab 374 Insiden Yang Berlanjutan
- Bab 375 Menangkap Perselingkuhan
- Bab 376 Siapa Yang Membuat Wajah Mia Berubah Pucat
- Bab 377 Pria Yang Mirip Dengan Mohan
- Bab 378 Dua Pria Yang Sangat Berbeda
- Bab 379 Wanita Di Atas Ranjang
- Bab 380 Itu Dia
- Bab 381 Orang Di Belakang Mohan
- Bab 382 Konspirasi
- Bab 383 Kekejaman Mo Han
- Bab 384 Mohan Merasa Sakit Hati
- Bab 385 Menyebabkan Masalah
- Bab 386 Dia Menggodai Mohan
- Bab 387 Mohan, Apakah Kamu Gila?
- Bab 388 Satu Malam, Terpenuhi
- Bab 389 Pertama Kali
- Bab 390 Obat Kontrasepsi
- Bab 391 Mia, Kita Belum Bercerai
- Bab 392 Mia, Tunggulah Aku Lagi
- Bab 393 KDRT
- Bab 394 Darimana Datangnya Luka Ditubuhnya
- Bab 395 Tidak Pantas Untuk Anak-Anak
- Bab 396 Menyakiti
- Bab 397 Ketakutan
- Bab 398 Orang Yang Membuat Ekspresi Mohan Berubah
- Bab 399 Gohan Itu Siapa?
- Bab 400 Pemaksaan Mohan
- Bab 401 Bajingan Kamu Mohan
- Bab 402 Hubungan Mohan Dengan Gohan
- Bab 403 Rahasia Ibu
- Bab 404 Terkejut
- Bab 405 Bahkan Disini Juga Bisa Bertemu Secara Tidak Sengaja?
- Bab 406 Frustrasi
- Bab 407 Tidak Bisa Mengontrol Diri
- Bab 408 Pemanjaan Spesial
- Bab 409 Bertemu Dengan Orang Yang Sudah Meninggal
- Bab 410 Manis
- Bab 411 Sangat Manis
- Bab 412 Kelembutan
- Bab 413 Sebelum Badai
- Bab 414 Tidak Nyaman
- Bab 415 Mohan, Nikahi aku
- Bab 416 Bertemu Mantan
- Bab 417 Waktu Tidak Membawa Perubahan Kecuali Hati
- Bab 418 Penyebab Masalah
- Bab 419 Cerita Diputarbalikkan
- Bab 420 Sayang
- Bab 421 Malam Yang Indah
- Bab 422 Manis
- Bab 423 Terjadi Masalah Besar, Mengorbankan Kecantikan
- Bab 424 Hadiah Misteri
- Bab 425 Siapa?
- Bab 426 Ayah Dan Anak Bertemu Untuk Pertama Kalinya
- Bab 427 Kecelakaan Mohan
- Bab 428 Dia Melarikan Diri
- Bab 429 Bahaya
- Bab 430 Meninggal
- Bab 431 Kanker
- Bab 432 Awal Kebahagiaan
- Bab 433 Tertangkap Basah
- Bab 434 Tuan Mo, Aku Tidak Melihat Apapun
- Bab 435 Kamu Merekamnya
- Bab 436 Kurang Olahraga
- Bab 437 Mahar Mewah
- Bab 438 Situasi Berubah
- Bab 439 Mengganti Menebus Kesalahan
- Bab 440 Alasan Nyonya Mo Tidak Menyukainya
- Bab 441 Sang Pengacara yang Busuk
- Bab 442 Pelajaran
- Bab 443 Jantung Berdebar Kencang
- Bab 444 Bayi Kedua
- Bab 445 Melihat Apa Yang Tidak Harus Dilihat
- Bab 446 Keasyikan Menyembunyikan Pernikahan
- Bab 447 Kamu Sedang Bermain Air
- Bab 448 Istri Yang Sah
- Bab 449 Suara Minta Bantuan
- Bab 450 Hamil
- Bab 451 Melahirkan Anak
- Bab 452 Keanehan Mia
- Bab 453 Cerita Utama TAMAT
- Bab 454 Eren
- Bab 455 Hidup Kembali
- Bab 456 Sebab Dan Akihat
- Bab 457 Kematian
- Bab 458 Clover
- Bab 459 Simon
- Bab 460 Ibu Mertua
- Bab 461 Married By Accident
- Bab 462 Bima
- Bab 463 Melepas
- Bab 464 Satu Buku Tamat
- Bab 465 Halaman Tambahan
- Bab 466 Halaman Tambahan 2
- Bab 467 Halaman Tambahan 3
- Bab 468 Anak Haram Dari Keluarga Ningga
- Bab 469 Bercerai
- Bab 470 Berdarah
- Bab 471 Percobaan
- Bab 472 Berpikir Terlalu Banyak
- Bab 473 Kebaikan Mendadak
- Bab 474 Mengungkapkan Cinta
- Bab 475 Hidup Bersama
- Bab 476 Pertemuan Pertama Kali Antara Ayah Dan Anak
- Bab 477 Menyebabkan Kematian
- Bab 478 Kematian Orang Tuanya
- Bab 479 Sebelum Badai
- Bab 480 Manusiawi
- Bab 481 Meninggal Di Rumah Bima
- Bab 482 Keluarga Yang Datang Tiba-Tiba
- Bab 483 Persembunyian
- Bab 484 Suya
- Bab 485 Keanehan Suya
- Bab 486 Pacarnya Direktur Bima?
- Bab 487 Apakah Kamu Menyukainya?
- Bab 488 Aku Memiliki Seorang Anak Gadis
- Bab 489 Bertemu Dengan Orang Familiar
- Bab 490 Contoh Terbaik
- Bab 491 Bima Yang Aneh
- Bab 492 Kedua Kali Juga Bisa Berdarah?
- Bab 493 Seharusnya Itu Clover
- Bab 494 Raven
- Bab 495 Tidak bisakah kamu lebih lembut sedikit?
- Bab 496 Bagaimana bisa ia bunuh diri?
- Bab 497 Clover Dimanfaatkan
- Bab 498 Mengetahui Kebenaran
- Bab 499 Keluarga Ningga Tiba-tiba Muncul Seorang Pemuda Tampan
- Bab 500 Pria Yang Mirip Dengan Devan
- Bab 501 Dia Berbeda Dari Keluarga Ningga
- Bab 502 Bujuk? Gimana Bujuknya?
- Bab 503 Masa Lalu Yang Memalukan
- Bab 504 Menyaksikan Adegan Mengagetkan
- Bab 505 Pergi Ke Rumahnya
- Bab 506 Tiba-Tiba Pingsan
- Bab 507 Harus Bagaimana Baru Termasuk Pria Baik?
- Bab 508 Pria Yang Memiliki Nafsu Di Bidang Tertentu
- Bab 509 Berapa Sekali?
- Bab 510 Ciuman Tak Terduga
- Bab 511 Khawatir
- Bab 512 Menyukai
- Bab 513 Apa Bantuan Yang Diperlukan Ketika Mandi
- Bab 514 Kamu Harus Menahannya Meskipun Sakit
- Bab 515 Layak Sendirian
- Bab 516 Tangan Di Pinggang
- Bab 517 Terjadi Sesuatu Lagi
- Bab 518 Paman, Bolehkah Aku Mengikutimu
- Bab 519 Menjadi Wali
- Bab 520 Pergi Ke Rumahku, Aku Perlu Berbicara Denganmu
- Bab 521 Percakapan Yang Mengejutkan
- Bab 522 Dia Yang Berada Di Ingatan Paman Kecil
- Bab 523 Menggila
- Bab 524 Kebenaran Yang Tak Terduga
- Bab 525 Diberkati Oleh Kemalangan
- Bab 526 Mulai Menghindari Raven
- Bab 527 Kencan Buta
- Bab 528 Masa Lalu Bersama Agus Yang Tak Terduga
- Bab 529 Raven Terluka Untuknya
- Bab 530 Apa Yang Kalian Lakukan?
- Bab 531 Paman Juga Sudah Pergi?
- Bab 532 Paman, Aku Kangen Kamu
- Bab 533 Pendapat Yang Diberikan Oleh Paman
- Bab 534 Bertemu Raven yang Sedang Berkencan
- Bab 535 Raven Cemburu
- Bab 536 Aku Menyukai Seseorang
- Bab 537 Kamu Suka ?
- Bab 538 Kalian, Sudah Tinggal Bersama ?
- Bab 539 Kejamnya Paman Kecil
- Bab 540 Raven Ningga Terjadi Kecelakaan
- Bab 541 Pertolongan
- Bab 542 Memanjat Dinding Untuk Menjenguk Paman Kecil
- Bab 543 Raven Ningga Muncul di hotel
- Bab 544 Gadis Kecil, tahu apa itu malu?
- Bab 545 Wanita Yang Muncul Dirumah Paman Muda
- Bab 546 Paman Muda Membawa Pacarnya Pulang
- Bab 547 Anak Putra? Milik Siapa?
- Bab 548 Dua Sisi Ibu
- Bab 549 Menyatakan Perasaan
- Bab 550 Monolog Di Dalam Hati Raven
- Bab 551 Kegelisahan Di Dalam Hati
- Bab 552 Rahasia
- Bab 553 Bagaimana Kamu Dapat Memperlihatkan Itu Padaku?
- Bab 554 Titik Balik Kehidupan
- Bab 555 Mengubah Nasib
- Bab 556 Saling Melengkapi, Cocok
- Bab 557 Kamu Siapa?
- Bab 558 Sudah Jelas Tidak Normal
- Bab 559 Terkejut
- Bab 560 Kamu masih kecil, tidak perlu terburu-buru
- Bab 561 Ada Maksud Tersembunyi Dibalik Kata-Kata Nenek
- Bab 562 Fakta Dibalik Kematian Sang Bayi
- Bab 563 Ia Adalah Pelakunya
- Bab 564 Putus Asa
- Bab 565 Putus Hubungan
- Bab 566 Bisakah Kita?
- Bab 567 Kamu Tahu Malu Tidak?
- Bab 568 Raven, Kamu Ingin Membalas Dendam Padaku?
- Bab 569 Bocah Aneh
- Bab 570 Kebetulan
- Bab 571 Bertemu Dengan Ibu Raven
- Bab 572 Aku Salah, Paman Muda
- Bab 573, Apakah Perbaikan Ini Tidak Terlalu Ringan?
- Bab 574 Kejutan Yang Diberi Raven
- Bab 575, Mereka Tau Hubungan Kita
- Bab 576 Menikahi Seorang Istri Tidaklah Mudah
- Bab 577 Raven Celaka
- Bab 578 Hubungan Terbongkar
- Bab 579 Reaksi Mai yang Mengejutkan
- Bab 580 Kamu Seorang Pria, Harus Lebih Bertanggung Jawab
- Bab 581 Menikah
- Bab 582 Berwajah Merah
- Bab 583 Raven Kencan Buta
- Bab 584 Rumor Beredar
- Bab 585 Belum Menikah
- Bab 586 Setelah 18 Bulan
- Bab 587 Drama Putus tanpa Celah
- Bab 589 Hatinya Berdebar Lagi
- Bab 589 Akhir Cerita Yang Romantis
- Bab 549 Berbaikan
- Bab 591 Ibu Raven Meninggal
- Bab 592 Raven Cemburu
- Bab 593 Jebakan Dalam Pesta Akhir Tahun
- Bab 594 Hal Terjadi Yang Membuat Ekspresi Raven Langsung Berubah.
- Bab 595 Kamu Harus Membayarku
- Bab 596 Clover dan Devan
- Bab 597 Masa Lalu Clover dan Devan
- Bab 598 Keterlambatan Raven Yang Tidak Biasanya
- Bab 599 Raven Memiliki Hubungan Dengan Wanita Lain
- Bab 600 Ayah Kandung
- Bab 601 Putus Hubungan
- Bab 602 Hamil
- Bab 603 Kecupan Maut
- Bab 604 Anaknya Telah Keguguran
- Bab 605 Turun Tangan Untuk Mematikan
- Bab 606 Ayah Kandung
- Bab 607 Perubahan Besar Pada Kejadian
- Bab 608 Menyamar Sebagai Pria ? Teknik Mengubah Suara ? Mengejutkan
- Bab 609 Masa Lalu Mimi
- Bab 610 Perempuan Berdandan Sebagai Laki-laki
- Bab 611 Berdandan Sebagai Laki-Laki Bertemu Dengan Pria Utama
- Bab 612 Menampilkan Wajah Asli Yang Cantik
- Bab 613 Pelatih Tinju Adalah Dia
- Bab 614 Kedua Orang Yang Saling Kaget
- Bab 615 Tuan Keempat Menyukaimu!
- Bab 616 Terjadi Kecelakaan, Mencari Aderlan
- Bab 617 Pihak Ketiga Yang Tidak Diharapkan
- Bab 618 Berdarah, Apakah Ini Ambeien?
- Bab 619 Aderlan Menganggap Dia Sebagai Saudara
- Bab 620 Dia Menyukaimu, Kamu Tidak Tahu?
- Bab 621 Mimi Versi Perempuan Bertemu Aderlan
- Bab 622 Berubah Menjadi Laki-Laki, Apa Kamu Bisa?
- Bab 623 Dia Melakukan Pengakuan Besar Kepada Aderlan
- Bab 624 Kegigihan Aderlan Terhadap Rozi
- Bab 625 Aderlan Memukulnya Dengan Keras
- Bab 626 Aderlan, Kamu Terlalu Kejam
- Bab 627 Rozi Debs Yang Terpaksa Kembali Menjadi Laki-laki Lagi
- Bab 628 Aderlan Mo, Kamu Tidak Tahu Malu
- Bab 629 Mengambil Uang Aderlan
- Bab 630 Sangat Sengsara
- Bab 631 Mengubah Hidupnya
- Bab 632 Terluka
- Bab 633 Menyelamatkan Seorang Pria Misterius
- Bab 634 Bertemu dengan Kakak Aderlan Mo di Bar
- Bab 635 Aderlan Mo Tiba-tiba Muncul
- Bab 636 Aderlan Merasa Prihatin Padanya
- Bab 637 Rozi, Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 638 Bolehkah Aku Melihat Dirimu Versi Wanita
- Bab 639 Bertemu Dengan Orang Yang Tak Terduga
- Bab 640 Dodo Sudah Meninggal
- Bab 641 Dia Dan Aderlan Mo Menjadi Berita Utama
- Bab 642 Perbedaan Langit Dan Bumi
- Bab 643 Aderlan, Aku Pergi
- Bab 644 Apa Yang Disebut Dengan Tidak Benar?
- Bab 645 Dia Dan Dia, Sedikit Mirip
- Bab 646 Aderlan Kenal Dengan Pria Cacat Mental Itu?
- Bab 647 Membalas Dengan Tubuh
- Bab 648 Aderlan Menatapnya Dengan Tatapan Aneh
- Bab 649 Kevin Mengatakan Bahwa Kamu Dan Dia Memiliki Kesamaan
- Bab 650 Memasukkanku Ke Penjara?
- Bab 651 Aderlan Terlalu Kejam
- Bab 652 Aderlan Memasukkannya Ke Dalam Penjara
- Bab 653 Aderlan Mengatakan Keberadaan Orang Tuanya
- Bab 654 Kondisi Nyata Orang Tuanya
- Bab 655 Pertama Kali, Bersama
- Bab 656 Terluka Karena Lompat Dari Gedung
- Bab 657 Mohon Bantu Aku Menemukan Dia
- Bab 658 Bertunangan Dengan Rambo
- Bab 659 Bererapa Tahun Kemudian, Akan Bertemu Aderlan Lagi
- Bab 660 Aderlan Terhadap Dia
- Bab 661 Aderlan Tiba-Tiba Baik Kepadanya
- Bab 662 Keanehan Aderlan Terhadap Mimi
- Bab 663 Aderlan Curiga
- Bab 664 Hotel Malam Itu, Bertemu Lagi
- Bab 665 Membuka Kartu
- Bab 666 Kakek Mengetahui Kebenarannya
- Bab 667 Aderlan Yang Seperti Ini, Aku Tidak Menginginkannya Lagi
- Bab 668 Melepaskan Aderlan
- Bab 669 Seorang Pria Atau Bukan, Apa Kamu Tidak Tahu?
- Bab 670 Kembalikan Rozi Padaku
- Bab 671 Keanehan Aderlan
- Bab 672 Aderlan Cemburu
- Bab 673 Rozi Muncul
- Bab 674 Biar Aku Lihat
- Bab 675 Kelembutan Aderlan
- Bab 676 Diselingkuhi
- Bab 677 Aderlan Mengejarnya
- Bab 678 Cempluk Sudah Mengetahui Tanggal Matinya
- Bab 679 Kekhawatiran Aderlan
- Bab 680 Di Mata Aderlan Dirinya Begitu Tidak Berguna
- Bab 681 Cempluk Sudah Meninggal
- Bab 682 Menikah Dengan Rambo
- Bab 683 Pernikahan Mimi
- Bab 684 Melewati Pernikahan Mimi
- Bab 685 Paksaan Aderlan
- Bab 686 Aderlan Menghilang
- Bab 687 Kedua Kalinya
- Bab 688 Aderlan Mengalami Permasalahan
- Bab 689 Aderlan Sakit Karena Dia
- Bab 690 Hal Besar Apakah Yang Disembunyikan Aderlan dari Mimi?
- Bab 691 Aderlan, Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 692 Wanita Yang Tiba-Tiba Muncul
- Bab 693 Pendahuluan Masalah
- Bab 694 Aderlan Menyembunyikan Kebohongan Yang Sangat Besar
- Bab 695 Dia Adalah Ayah Dari Anakku
- Bab 696 Kerinduanku Padamu Hampir Membuatku Gila
- Bab 697 Mencarimu di Setiap Penjuru Dunia
- Bab 698 Jangan Main, Ada Orang, Bagi Gula
- Bab 699 Peredam Suara Ruangan Cukup Bagus
- Bab 700 Apakah Kamu Tidak Merindukanku?
- Bab 701 Kamu Tidak Ingin Menikah Denganku?
- Bab 702 Kamu Bahkan Tidak Kenal Denganku ?
- Bab 703 Membuat Masalah
- Bab 704 Aderlan Melindunginya
- Bab 705 Rahasia Yang Diketahui Mimi
- Bab 706 Hubungan Cempluk Dan Wanita Itu
- Bab 707 Aderlan Yang Pemalu
- Bab 708 Rutinitas Suami Istri Yang Saling Menggoda
- Bab 709 Hubungan Suami Istri Setiap Hari (2)
- Bab 710 Hubungan Suami Istri Setiap Hari (#)
- Bab 711 Melihat Foto Yang Membuat Dia Terkejut
- Bab 712 Melihat Foto Yang Membuat Dia Terkejut (2)
- Bab 713 Ketiga Kali, Akhirnya Bersama
- Bab 714 Sebenarnya Ada Rahasia Apa Antara Keluarga Mo Dan Kakek?
- Bab 715 Bertemu Dengan Pria Tua Yang Tidak Biasa
- Bab 716 Lawan Yang Seperti Seorang Bidadari
- Bab 717 Apa Yang Diketahui Deco?
- Bab 718 Dialah Wanita Yang Kau Cari Selama Puluhan Tahun
- Bab 719 Misteri Hidup Mimi
- Bab 720 Pemeran Utama Wanita Dan Pria, Cerita Baru
- Bab 721 Pria Yang Menyukaiku, Sudah Menjadi Artis Besar
- Bab 722 Priaku Adalah Artis
- Bab 723 Punggung Yang Terbasahi Oleh Keringat
- Bab 724 Berjumpa Lagi Dengannya
- Bab 725 Pantangannya
- Bab 726 Mencari Adikku
- Bab 727 Adikmu Mungkin Sudah Meninggal
- Bab 728 Memalukan Di Tempat Umum
- Bab 729 Rotasi Ingatan, Setelah Fisi Berusia 27 Tahun
- Bab 730 Selamat tinggal Kenbo
- Bab 731 Bisakah Kamu Mencarikanku Seorang Pacar
- Bab 732 Pertama Kali
- Bab 733 Berhasil
- Bab 734 Pacar?
- Bab 735 Berpengalaman Dalam Hal Ini
- Bab 736 Kamu Terlalu Meremehkannya, Dia ....
- Bab 737 Kasih Sayang Kenbo
- Bab 738 Kenbo Akan Menikahi Della ?
- Bab 739 Rasa Sakit Yang Pahit
- Bab 740 Dia Orangku
- Bab 741 Ternyata Kenbo Menyukai Pria
- Bab 742 Bekas Ciuman
- Bab 743 Kenbo Xiao Yang Tidak Seperti Biasa
- Bab 744 Kenbo Xiao Merasa Sakit Hati
- Bab 745 Sakit Hati
- Bab 746 Ciuman
- Bab 747 Ciuman
- Bab 748 Bertemu Idol Remaja
- Bab 749 Kespesialan Yang Dia Berikan
- Bab 750 Merasa Tersanjung
- Bab 751 Kemesuman Xu Zelda
- Bab 752 Panas
- Bab 753 Mimi Tiba-Tiba Muncul Di Kru
- Bab 754 Ditekuk?
- Bab 755 Mengenai Rahasia Mengejutkan Kenbo
- Bab 756 Tidur Dengannya
- Bab 757 Kamu Bukan Fisi
- Bab 758 Kita Coba-coba?
- Bab 759 Menyerahkan Tubuh
- Bab 760 Kenbo Membawa Gadis Kemari
- Bab 761 Kenbo Selingkuh
- Bab 762 Manis Juga Canggung
- Bab 763 Cemburu?
- Bab 764 Diundang Untuk Menghadiri Reuni Teman Sekolah
- Bab 765 Keluarga Rimpon Bermasalah, Penggemar Fisi
- Bab 766 Lahir Denganmu?
- Bab 767 Kamu Hanya Main-Main?
- Bab 768 Biarkan Aku Peluk Kamu Sebentar, Aku Tidak Akan Melakukan Lebih
- Bab 769 Kecantikan Fisi Zhou Setelah Di Rias
- Bab 770 Kenbo Dikejutkan Oleh Fisi
- Bab 771 Sisi Lain Aderlan Yang Sangat Manis
- Bab 772 Perbedaan Sikap Reuni Teman Sekolah
- Bab 773 Misteri Pengalaman Hidup Kenbo
- Bab 774 Pernyataan Cinta Ditolak, Pacarnya Turun Tangan
- Bab 775, Kenbo Muncul di Acara Reuni Sekolah Fisi
- Bab 776 Membantu Dia
- Bab 777 Kemunculan Kenbo Xiao Yang Mendadak
- Bab 778 Mengapa Seorang Pembantu Bisa Memiliki Begitu Banyak Uang?
- Bab 779 Kamu Sangat Berprestasi, Menyatakan Perasaan
- Bab 780 Memanjakan Diri
- Bab 781 Aku Berat Sekali
- Bab 782 Tamparan Muka
- Bab 783 Mau, Tidak Mau?
- Bab 784 Kamu Memberiku
- Bab 785 Buat Surat Izin Dulu, Baru Publikasikan
- Bab 786 Dia Memanggilnya Catlyn?
- Bab 787 Kamu Jelas Tahu Aku Terus Mencarimu?
- Bab 788 Latar Belakang Kenbo Yang Mengejutkan
- Bab 789 Pembalikan Besar Situasi Penting
- Bab 790 Bagian Awal Dari Akhir Yang Besar
- Bab 791 Akhir Kisah Ini
- Bab ke 792 Cerita Ekstra Bima Xue dan Weni Mei
- Bab 793 Isi Hati Bima