Cantik Terlihat Jelek - Bab 327 Siapa Yang Mengirimkan Dokter Nathan Itu?

Ayah Suya melamun sejenak, kemudian ekspresinya pun tenggelam, "Suya, apakah kamu tahu kamu sedang berkata apa?"

"Aku tahu, aku tidak percaya ayah tidak tahu alasan sebenarnya mengapa Eren menjadi bodoh kemarin?"

Ayah Suya langsung mengangkat kepalanya dan melihat ke Suya, "Kamu tahu apa?"

Reaksi dia membuat Suya semakin memastikan pemikirannya, Suya berdiri dari sofa dan berteriak dengan suara rendah : "Ayah, mengapa kamu bisa tega melihat aku begitu sedih?"

"Bagaimana kalau begitu, kamu mau kita sekeluarga temani dia?" Nada suara Ayah tiba-tiba meninggi.

Hati Suya terasa diletakkan dengna kuat, dia berputar balik badannya dan berjalan ke arah luar, tiba-tiba tangannya pun ditarik, "Kalau kamu sudah mengetahui semuanya, mengapa masih mau kembali?"

Suya menghela sebuah nafas berat dan melihat ke ayahnya, "Ayah, apakah kamu bisa memberi tahu aku mengapa? Siapa yang melakukan hal seperti begitu kepada Eren?"

Tangan ayah yang memegang tangan Suya pun jatuh ke bawah, "Itu hanya dendam pribadi saja, Suya, menyuruh Eren jangan mencari tahu lagi, kali ini dia berhasil melarikan diri, aku berpikri orang itu seharusnya tidak akan melukai dia lagi"

Suya mengerutkan alisnya dan melihat ayahnya dengan wajah tidak percaya, "Ayah, apa maksud jangan mencari tahu lagi? Orang itu siapa? Sampai ayah pun bisa takut kepadanya?"

Ekspresi ayah Suya tenggelam dan tatapannya menjadi semakin tajam, akhirnya dia pun tidak berkata apa pun.

Setelah keluar dari ruang baca, Suya pun pergi ke kamar Moe, waktu itu Moe sudah tertidur, karena ada pembantu, Suya pun sudah merasa agak tenang.

Kembali ke dalam kamar, Suya mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan teks untuk Mikasa.

Beberapa saat kemudian, Mikasa menelpon Suya, "Suya?" Suaranya terdengar sedikit bergetar.

Suya bersuara iya

Setelah itu mereka pun tidak berbicara lagi, setelah sangat sangat lama, Mikasa baru berkata, "Tidak boleh ada lain kali lagi"

"Baik"

Selanjutnya, tidak ada yang berbicara lagi, terkadang justru terlalu banyak yang ingin dikatakan membuat kita tidak tahu harus berkata dari mana.

"Besok aku pergi cari kamu"

"Baik"

"Selamat malam"

"Selamat malam"

Setelah mematikan telpon, Suya mencoba untuk menelpon nomor ponsel Eren yang dulu, yang mengkagetkan adalah nomor ponsel itu aktif, tetapi tidak ada yang mengangkatnya.

Suya mengirim sebuah pesan teks ke Eren, "Besok jam 9, sampai jumpa di kantor kewarganegaraan"

Eren menginginkan kebebasan, Suya akan memberikan kepadanya.

"Ting Tong" Nada dering pesan teks.

Suya membuka, "Baik" Satu kata yang sederhana.

Malam itu, Suya tidak bisa tidur dengan baik, padahal tempat tidurnya begitu besar dan lembut, tetapi justru karena sampingnya terlalu kosong, Suya tidak bisa tidur dengan baik.

Pada saat bangun pagi, ibu Suya menyuruh bagian dapur untuk memasak banyak makanan kesukaan Suya, melihat sarapan yang memenuhi di meja, Suya malah merasa tidak berselera, tetapi karena tidak ingin membuat ibunya merasa sedih, Suya tetap memaksa dirinya untuk makan.

"Bu, kartu keluarga dimana?"

Sendok yang dipegang ibu Suya jatuh ke meja, ibu Suya menatap ke Suya, "Suya.........."

Suya melihat ke ayahnya, kemudian melihat ke ibunya, kemudian dia senyum dengan ringan, "Tidak apa-apa, setelah bercerai, aku akan mencari menantu yang lebih baik untuk kalain"

Ayah Suya tidak bersuara, sementara ibunya melihat Suya dengan sakit hati.

Pada saat keluar dari rumah, Ibu Suya menarik lengan Suya, "Moe......."

"Ikut aku" Mengerti maksud ibunya, Suya langsung menjawab.

Ibu Suya mengangguk.

Di depan kantor kewarganegaraan, Eren mengenakan pakaian tentara, rambutnya sudah digunting menjadi agak pendek sehingga dia terlihat semakin gagah.

Suya melihat dia dengan tatapan berisi sakit hati, cinta dan tidak tega......

"Biaya hidup Moe, aku akan memberikannya kepadamu tepat waktu"

Langkah kaki Suya yang sedang naik lantai pun menjadi lambat, dia ingin berkata tidak perlu, tetapi akhirnya dia menganguk, "Baik"

Adegan datang mengambil surat nikah kemarin masih memancarkan dengan jelas di pikiran Suya, waktu itu Suya berpikir di kehidupan ini dia tidak akan bercerai dengan Eren lagi, waktu itu dia bahkan merasa sangat bangga, tetapi...... waktu baru berlalu berapa lama.

Karena tentara akan diutamakan, surat perceraian pun selesai diurus dengan cepat, dari masuk sampai keluar, tidak membutuhkan waktu lebih dari 30 menit.

Suya melihat Eren berputar balik badan tanpa meragu, kemudian masuk ke dalam mobilnya, melihat mobil tentara berwarna hijau itu menghilang di depan matanya, Suya mengedipkan matanya, tetapannya berisi kerisauan,, kangen dan sakit hati.

Eren, aku akan menunggu kamu di sini.

Pada saat Mikasa datang, Suya masih sedang berdiri di tempat dengan surat perceraian di tangannya.

Mikasa memeluk Suya, perut yang sedikit mengembang pun menghalang di antar mereka.

Suya menundukkan kepalanya, menyentuh perut Mikasa, "Kamu gendut kembali lagi"

Mikasa mengangkat tangan dan menyentuh wajah Suya yang jelas kurusan, "Aku merasa sangat bersalah tidak menemani kamu di saat kamu sesusahan"

Mereka berdua pun saling berpelukan dan menangis dengan sedih.

Waku pun berlalu setengah tahun, Moe sudah bisa berjalan sekarang, sudah bisa memanggil ayah, tetapi dia masih belum bisa memanggil ibu, Eren tidak pernah muncul lagi sejak dia bercerai sama Suya, hanya uang mengasuh Moe yang Suya menerima tepat waktu setiap bulan adalah bukti yang membuktikan keberadaan pria itu, tanpa telpon, tanpa kontak, tanpa pesan teks, tatapan Suya sangat kacau.

Kehidupan Suya kembali ke kondisi saat dia masih belum menikah, sementara Moe sekarang dijaga oleh tante, setelah kembali, Suya hampir sudah total tidak mengurus Moe lagi, yang lebih tepat adalah Suya sedang melarikan diri dari wajah yang mirip dengan Eren itu, dia sedang melarikan diri dari segala sesuatu yang berhubungan dengan Eren.

Suya mulai bekerja dan lembur setiap hari, dulu Suya merasa lembur kerja itu sangat mencapekkan, tetapi setelah mengalami pengalaman itu, sekarang Suya malah merasa lembur kerja itu tidak termasuk apa-apa.

Manusia itu memang membutuhkan pengalaman, orang yang tidak pernah mengalami kesusahan itu tidak akan tahu harus menyayangi kebaikan di depannya.

Semua orang mengira Suya sudah melepaskan Eren.

Hanya Mikasa yang tahu Suya itu menyimpan Eren ke dalam hatinya.

"Dia sudah naik pangkat selama dua kali berturur-turut, dia adalah pemimpin tentara termuda untuk sekarang"

"Pergi ke daerah sana, menjalani tugas, sangat bahaya" Jari yang memegang sendok itu mulai memutih.

"Dia sudah kembali, sama sekali tidak mengalami luka, bahkan naik pangkat, keuasaan dia sudah tidak bisa dipandang rendah lagi"

"Aku mendengar dia melaporkan banyak orang, membuat semua orang merasa sangat panik dan ketakutan" Air mata jatuh ke dalam air gelas.

........

Melihat Suya sudah kembali ke normal, ibu Suya pun sibuk mengatur Suya pergi kencan buta, Suya sudah 30 tahun, sudah bercerai, bahkan masih memiliki seorang anak....

Berbagai jenis putra orang kaya, pria menjalani bisnis, pemimpin tentara .......sibuk mendekati Suya.

Keluarga Suya benar-benar sangat terkenal dan berkuasa, jadi tidak ada yang akan peduli apakah Suya pernah menikah atau pernah melahirkan anak.

Sementara Suya juga tidak menolak, dia tetap berjumpa dengan pria-pria itu, tetap makan dengan mereka, tetapi dia hanya makan bersama mereka tanpa berbicara.

Seiring waktu berjalan, ada yang berkata mental Suya bermasalah.

Satu orang memberi tahu sepuluh orang, sepuluh orang memberi tahu ratusan orang,semakin ramai orang yang menggosip tentang ini, orang yang datang meminta kencan buta dengan Suya pun menjadi semakin berkurang.

Ibu Suya sangat cemas, dia bersikap keras kepala mau menarik Suya pergi melihat psikolog.

Melihat wajah dokter di depannya yang tampan, Suya tersenyum dengan cerah, tatapannya jatuh di kartu nama yang berada di dada pria tersebut, "Nathan Aslan"

Ibu Suya tidak mengerti, melihat Suya menatap pria itu dengan wajah senang, dia bahkan mengira Suya menyukai pria itu, ibu Suya pun merasa sangat senang, akhirnya dia mencari sebuah alasan dan meninggalkan tempat duluan.

Di lantai bawah rumah sakit.

"Jangan mengatakan semua ini adalah kebetulan" Suya berkata dengan terus terang.

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu