Cantik Terlihat Jelek - Bab 103 Pernikahan Sesuai Jadwal

Bab 103 Pernikahan Sesuai Jadwal

" Dokter, Bagaimana kondisi putri ku ?"

Ayah Gabriel memegang lengan dokter, bertanya dengan gugup.

Devan selama perjalanan wajahnya tanpa ekpresi, tidak bisa mengetahui apa yang didalam pikirannya.

" Orangnya sudah berhasil diselamatkan......" Dokter melepaskan masker, terdiam sesaat, kemudian dia lanjut berkata "hanya, Rahimnya sobek terlalu parah, seumur hidup, tidak bisa hamil lagi."

Sehabis dokter berkata, Devan mengerut kening, terkejut berdiri di sana, tidak bisa bergerak.

Ayah Gabriel mengedipkan mata, menunduk, menutupi rasa sedihnya !

Disaat dia membuka, tatapannya penuh dengan amarah, dia menarik kerah baju Devan, menekan dia ke dinding dibelakang nya " Devan, kamu sungguh keterlaluan,kamu sudah tau perasaan Gabriel terhadap kamu, mengapa kamu harus bertindak kejam terhadap dia ? "

Devan menelan ludah, sedikit sesak nafas, dia tidak bergerak dan membiarkan Ayah Gabriel.

Walaupun dia menjelaskan apapun, yang mebuat Gabriel menjadi seperti ini, adalah dia, dia tidak punya alasan untuk menyela.

" Paman, Devan juga tidak terpikir akan terjadi hal seperti ini. " Dylan baru saja selesai mengurus wartawan yang menunggu informasi diluar, langsung datang kesini, melihat Ayah Gabriel sedang marah dengan Devan, dia langsung mencegah.

" Tidak menyangka ? Apakah dia tidak tahu, bagi Gabriel, dia lebih penting dibanding dengan nyawanya sendiri ? " Ayah Gabriel berteriak dengan keras, selama ini, ayah Gabriel selalu merasa takut terhadap Devan, dia tidak berani memperlakukan dia seperti ini, tetapi saat ini, reaksi sebagai seorang ayah sangat "normal", apabila dia tidak seperti ini, maka dia tidak normal.

Devan masih diam dan tidak berkata, tidak ada yang tau apa yang dia pikirkan.

" Seorang wanita, seumur hidup tidak bisa mempunyai anak, Devan, apakah kamu tidak merasa, Gabriel saat itu tidak pantas menyelamatkan kamu ?" Habis berkata, Dylan tertegun, tidak tau harus berkata apa, Kata-kata Ayah Gabriel mengandung banyak makna, dia bisa mengerti, Devan juga bisa mengerti.

Setelah waktu yang lama,. seperti sudah satu abad.

Devan baru saja mulai berkata, suaranya yang serak, "aku akan tanggung jawab terhadap dia, acara pernikahan dilakukan sesuai waktu yang ditentukan."

Dia barusan berkata.

Seorang wanita yang berdiri di pojok, tubuhnya kaku, dia menatap dengan dalam, membalikkan badan, kemudian pergi, dengan langkah sedikit lemah.

Sherin tidak tau bagaimana dia sendiri bisa pulang ke rumah, dia merasa badannya sangat lemas, seluruh tubuhnya, seperti kehilangan kemapuan untuk merasa.

Perasaan seperti jatuh dari gedung tinggi, membuat dia sejenak, tidak tahu harus bagaimana menghadapinya.

Duduk di atas sofa, didalam pikirannya penuh dengan kata-kata dokter “ Dia tidak bisa hamil lagi “ dan kata-kata Devan “ aku akan tanggung jawab terhadap dia, acara pernikahan dilakukan sesuai waktu yang ditentukan."

Dia ingin marah, tetapi lebih banyak dia merasa bersalah.

Gabriel karena dirinya sediri, karena Devan ingin membatalkan perikahannya, karena itu, terjadi kecelakaan, dia mengerti terhadap hal ini.

Tidak bisa hamil, tidak bisa mempunyai anak sendiri, dia mengelengkan kepala, dia tidak bisa membayangkan ini adalah hal yang betapa menyakitkan bagi seorang wanita.

Walaupun, dia merasa Gabriel bukan orang yang baik, tetapi ... ...

Dalam hal ini, dia merasa dia yang salah duluan.

Sudah tau dia mempunyai calon istri, tetapi dia merebut calon suaminya, membuat dia tidak bisa mempunyai anak lagi ?

Sejenak ia merasa dirinya sendiri sangat mengerikan.

Salah Gabriel karena dia kejam, salah Gabriel karena dia licik, tetapi, dia sendiri apakah sudah benar ?

Karena kebahagiaan dia, dia merampas hak seorang wanita untuk menjadi seorang ibu.

Sherin, dalam kondisi seperti ini, kamu dan Devan masih memiliki masa depan ?

Jawabannya sudah pasti, karena Devan mengatakan acara pernikahan dilakukan sesuai jadwal.

Acara pernikahan dilakukan sesuai dengan jadwal, maka dia ?

Dia harus pergi, ... ... Menjauhi mereka sejauh mungkin.

Devan hingga malam jam sepuluh lewat baru pulang.

" Devan, bukannya sudah janji malam ini makan malam dirumah ? " Sherin dengan senyuman yang seperti bunga menyambutnya, berdiri di pintu mendongak melihat Devan, dia berjinjit, meninggalkan ciuman dibibirnya, " cepat cuci tangan, aku panaskan makanan dulu." Setelah ia berkata, langsung membalikkan badan.

Lengannya merasa panas, kemudian, dengan kuat dia menarik, Sherin jatuh ke dalam pelukan Devan.

" Sherin... ..." Devan dengan erat memeluk Sherin, dengan kekuatan ini, sepertinya ingin menggabungkan badannya kedalam.

Sherin mengangkat tangan, ingin mendorong, tetapi akhirnya, dia hanya melingkari pinggangnya yang kasar, jari nya yang halus, dari belakang masuk kedalam bajunya.

Sentuhan yang sejuk, membuat Devan, dia mendorong wanita yang di pelukannya, Sherin berpura-pura malu, menundukkan kepala, menutupi rasa kesedihan di dalam matanya.

"Devan... ... Kita... ... Malam ini bersama, boleh ?" Dia mengerakkan bibir, saat dia mendongak, kesedihan didalam matanya berubah menjadi harapan.

" Kamu ini ...... " Sangat jelas, Dia mengajak duluan, Devan merasa aneh, mereka bersama sudah cukup lama, sifat Sherin seperti apa, di dalam hatinya mengerti, dia bukan orang yang inisiatif.

Dia memegang tangannya, dan memindah kebawah, memegang dagunya, " Kamu...... Apakah ada sesuatu ? "

Badan Sherin gemetaran, kemudian, air matanya jatuh, " Devan, apakah kamu takut untuk tanggung jawab ? Karena itu, kamu tidak berani berhubungan lebih lanjut denganku ? Apakah kamu tidak pernah berpikir, ingin bersama dengan aku selamanya ?“

Didalam pandangan Devan, dia saat ini sedang menangis sedih, tetapi hanya Sherin yang tahu, air mata dia saat ini, mengandung rasa tidak rela, tidak berdaya, dan menyalahkan diri sendiri.

"Maksudmu apa ? Aku sangat menghargaimu !" Devan langsung merasa lega, dia mengira, dia mengetahui sesuatu, untung saja.

" Apabila.... Apabila begitu aku tidak mau tahu, hari ini aku mau." Dia berkata dengan malu, berjinjit kaki, langsung mencium bibir Devan, mencium dengan kuat, dia mengerti suasana hati Devan sekarang, meminta dia untuk melakukan hal seperti ini, sangat memaksa, pernahkah dia, ?

Tetapi...... Anggap saja ini adalah akhir dari cinta ini !

Awalnya Devan sangat terbawa suasana, tetapi disaat Sherin mengunakan tangannya yang gemetaran membuka tali pinggangnya, awalnya yang masih semangat, di saat ini, dia tidak bisa menahan lagi.

Dia memeluk pinggangnya, tampak seperti sedang memeluk sesuatu yang sangat berharga, meletakkan dia diatas kasur, " Sherin ...... "

Suaranya yang sedikit serak, hati Sherin berdebar-debar, mendongak kepala, dia maju ke depan, bibir dan giginya saling menabrak, dari ringan ke berat.

Saat ini, tidak ada Gabriel, tidak ada kecelakaan, tidak ada perpisahan... ...

Hanya dia dan dia ... ...

Malam ini, didalam hatinya, dia dari anak gadis berubah menjadi seorang wanita.

Malam ini sangat indah, sangat bahagia..... Dan, sangat menyakitkan !

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu