Cantik Terlihat Jelek - Bab 244 Ingatanmu Sudah kembali?

Setelah keluar dari penjara, cahaya matahari yang terang membuat Clover mengangkat tangannya dan menutupi matanya, Clover menarik sebuah nafas dalam, "Devan, mulai sekarang, di antara kita tidak ada Gabriel lagi, aku juga berharap tidak akan muncul Gabriel kedua"

Semua orang berkata pernikahan adalah kuburan dari cinta, meskipun mereka berdua mengalami begitu banyak masalah dalam tahun-tahun ini, masa mereka bersama lebih sedikit daripada masa berpisah, Clover takut cinta mereka akan kehilangan kehangatannya setelah semuanya kembali menjadi tenang.

Tangan Devan mengelus kepala Clover, selanjutnya Devan menundukkan kepalanya dan berbisik, "Aku sudah mengorbankan semua masa pria paling kuat-kuatnya kepadamu, meskipun nanti aku memiliki niat, aku juga sudah tidak memiliki tenaga lagi, kamu masih khawatir apa?"

Clover mengerutkan alisnya dan melihat ke sekeliling, "Devan, di sini begitu banyak orang, apakah kamu tidak takut orang lain mendengarnya?"

"Kenapa kalau mendengarnya? Siapa bisa melarang aku berbicara dengan istriku?"

Clover meliriknya.

Pada saat itu, ponsel Devan berdering, Dylan menelponnya, Devan pun mengangkat telpon, "Halo, iya, baik, aku akan datang sekarang"

"Ayo, aku antar kamu ke kantormu dulu"

Clover menggeserkan rambut panjangnya ke belakang telinganya sebelum mengikuti Devan masuk ke dalam mobil.

Pada saat yang sama, perusahaan Panama.

"Mikasa, semalam direktur Gary bawa kamu kemana?"

Mikasa baru saja masuk ke dalam kantor, sekumpulan orang langsung mengelilingi dia.

Kemana? Pergi makan di kaki lima? Tidak, Mikasa tidak berani menjawab begitu.

"Tidak, aku hanya bahas tentang desain daerah Wol dengannya sebentar, setelah itu aku sudah pulang rumah"

"Begitu ya? Direktur Gary benar-benar lucu juga, perusahaan kita menerima proyek dari berbagai daerah, meskipun proyek daerah Wol tidak termasuk kecil, proyek itu juga tidak termasuk sangat besar, mengapa direktur Gary begitu nekad dengan proyek ini?"

Mikasa menggelengkan kepalanya, "Aku masih karyawan baru, tidak mengerti"

Pada saat Mikasa berjalan ke tempat duduknya, dia melihat tempat sebelahnya yang dimiliki Idjah masih kosong, Mikasa melihat ke jam dan belasan menit sudah lewat sejak jam kerja.

"Apakah Idjah masih belum datang?" Mikasa berpura-pura sembarang tanya rekan kerja yang duduk sebelahan dengannya.

"Aku dengar dia tidak mau kerja lagi?" Tidak tahu siapa yang bicara.

"Apanya tidak mau kerja, dia dipecat"

"Mengapa kamu tahu?"

"Pacarku yang bilang, tadi pagi dia melihat Idjah mengurus surat pengunduran diri, mungkin karena takut kita lihat, makanya Idjah sengaja datang lebih awal"

Selanjutnya, di dalam kantor, semua orang sibuk membahas dan menebak alasan Idjah dipecat.

"Apakah karena semalam dia mengurung Mikasa di kamar mandi?" Seseorang berkata.

Selanjutnya semua orang pun tertawa, "Mana mungkin, Idjah sudah bekerja selama 8 tahun di perusahaan kita, bagaimana pun dia mengorbankan banyak untuk perusahaan kita, ditambah, masalah dia dan Mikasa hanya masalah antara wanita, seharusnya tidak akan sampai di perhatikan oleh atasan perusahaan?"

Mikasa mengangguk terhadap orang yang sedang berbicara itu, kata-kata orang itu tidak salah, kalau masalah semalam terjadi di orang biasa, itu bukan termasuk sebuah masalah besar.

Tetapi, kalau suami Mikasa adalah Gary, masalah ini akan menjadi berbeda.

Setelah berpikir, Mikasa mengeluarkan ponselnya secara diam-diam dan mengirim pesan teks kepada Gary, "Kamu yang memecat Idjah?"

Setelah belasan menit, pesan teks Mikasa pun dibalas, "Kalau tidak mau biarin dia terus mengganggumu?"

"Sebenarnya tidak apa-apa, kamu juga tahu aku, kalau orang biasa benar ingin mengangguku, mereka juga tidak akan bisa berhasil"

Gary membalas sebuah emoticon senyuman, "Walau begitu, tetap tidak boleh"

Pada saat menjelang jam pulang kerja, Suya menelpon ke Mikasa, kata Suya dia akan pergi kencan buta hari ini dan Suya meminta Mikasa untuk menemani dia.

Meskipun Mikasa tetap merasa sedikit aneh terhadap Suya yang menyebut dirinya sebagai teman terbaik Mikasa, tetapi Mikasa tetap tidak bisa menolak, "Baik, sampai jumpa nanti siang"

"Aku akan sampai di bawah kantormu setelah sekitar 10 menit, kalau kamu sudah pulang kerja keluar saja"

Mikasa membalas, "Iya"

Setelah itu Mikasa mengirim pesan teks kepada Gary, "Siang ini aku mau temani Mikasa pergi kencan buta, tidak bisa temani kamu makan"

Melihat sudah hampir jam pulang kerja, Mikasa pun mulai membereskan barang-barangnya.

Pada saat sampai di lantai bawah, Mikasa langsung melihat mobil sport merah milik Suya dari jarak jauh.

"Bagaimana kebersamaanmu bersama priamu beberapa hari ini?" Suya bertanya setelah menyalakan mobil.

Sudut mulut Mikasa terangkat secara natural, "Iya, lumayan!"

"Kalian.... apakah kalian sudah melakukan itu?"

"Belum"

Kebetulan mereka sedang berada di jalan lalu lintas, Suya menghentikan mobilnya dan menoleh ke Mikasa sebelum melepaskan kacamata hitamnya dengan wajah kaget, "Dia tidak menyentuh kamu?"

Mikasa menggelengkan kepalanya, "Belum, kamu sebagai seorang gadis yang tidak memiliki pacar, mengapa mencari tahu tentang masalah ini? Kamu tidak malu?" Sambil berkata, Mikasa menoleh ke luar jendela untuk menyembunyikan rasa gugup dalam hatinya.

Sebenarnya, normal kalau Suya kaget, sekarang sudah zaman apa, jangankan tinggal bersama sebelum menikah, asal hubungan pacaran sudah pasti, hanya beberapa orang yang bisa tetap mempertahankan keperawanan yang murni.

"Sepertinya dia benar-benar sangat menyayangi kamu" Karena sayang, Gary tidak tega mengambil keperawanan Mikasa secara tidak jelas.

"Kamu bilang apa?" Mikasa menoleh ke Suya.

Lampu lalu lintas warna hijau menyala, Suya menyalakan mobilnya dan menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa"

Suya merasa sedikit iri terhadap Mikasa dari dalam hati, pada zaman seperti sekarang, benar-benar sangat jarang bisa bertemu dengan pria yang mau menyayangi seorang wanita dengan tulus.

Tempat kencan buta Suya berada di sebuah hotel besar yang mewah.

"Ini adalah hotel milik keluarganya" Suya memberikan kunci mobilnya kepada petugas keamanan, kemudian dia menunjuk ke bangunan di depan dan memperkenalkan kepada Mikasa.

"Bagus, sangat kaya"

"Bahkan ini hanya satu persen dari kekayaan mereka"

"Oh, tetapi Suya, kaya atau miskin, kamu tetap harus berjalan mengikuti hatimu, cinta tidak bisa ditetapkan menggunakan uang" Mikasa berkata secara refleks.

Setelah itu, Mikasa melihat ekspresi Suya berubah, "Mikasa, apakah ingatan kamu sudah kembali?"

Mikasa menggelengkan kepalanya.

"Baik, pertama kali kamu temani aku kencan buta, kamu juga berkata hal yang sama kepadaku" Sambil berkata, Suya memeluk Mikasa di depan pintu gerbang hotel, "Beberapa hari ini, kamu terus mengabaikan aku, Mikasa, apakah kamu tahu aku merasa sangat sedih, dulu sebelum kamu amnesia, kita akan berbicara hampir setiap hari, tetapi........"

Tiba-tiba Mikasa merasa sedikit malu, "Maaf, aku....."

"Sudah, tidak apa-apa, paling aku menghabiskan waktu satu tahun lagi untuk mendekati kamu dan ulang membangun pertemanan kita lagi" Setelah berkata, Suya melepaskan Mikasa dan masuk ke dalam hotel sambil memegang tangan Mikasa.

Ketika pintu ruangan terbuka, Mikasa berdiri di depan pintu seperti sebuah batu ketika dia melihat pria yang berada di dalam ruangan.

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu