Cantik Terlihat Jelek - Bab 101 Besok Pembatalan Pernikahan

Bab 101 Besok Pembatalan Pernikahan

Setelah menata rias, orang yang bertanggung jawab memberi tahu Sherin bahwa Felice sudah keluar karena ada urusan. Orang itu memberikan Sherin sebuah kotak kecil.

"Nona Sherin, kak Felice berkata Nona Sherin boleh membawa buku ini pulang ke rumah untuk membacanya. Setelah membaca semua buku, nona Sherin baru datang ke sini belajar"

Sherin menerima kotaknya dan mengucapkan terima kasih sebelum pulang ke rumah. Buku buku yang Felice sediakan untuk Sherin adalah buku yang berkaitan dengan tata rias. Semua jenis tata rias seperti tata rias India, Mesir, teknik untuk merias kulit yang terluka, dilukai oleh pistol, pisau, ataupun jatuh dan lain lain.

Di Semua jenis tata rias itu, Felice membuat catatan di beberapa langkah yang penting. Seperti apa yang harus diperhatikan agar hasil tata rias bisa menjadi lebih bagus.

Sherin pernah melihat tulisan Felice. Jelas, buku ini adalah milik pribadi Felice. Melalui kotak kayu yang digunakan untuk meletakkan buku-buku itu, bisa dilihat Felice sangat menjaga buku-buku ini. Pikir sampai sini, Sherin merasa kehangatan dan rasa terima kasih di dalam hatinya.

Sherin tidak pernah tahu bahwa bidang tata rias memerlukan pengetahuan yang perlu di belajar sebanyak itu. Sherin sangat fokus membaca buku buku itu. Sampai Devan menelepon, Sherin baru berhenti membaca.

"Aku di luar. Keluarlah, aku bawa kamu pergi makan"

Sherin hanya menjawab iya. Dia menyimpan buku yang berada di tangannya ke dalam kotak kecil itu dan menguncinya dengan baik. Setelah itu, Sherin turun ke bawah "Mengapa kamu bisa datang ke sini?" Sherin melihat ke Devan yang menyandar di tepi pintu.

"Apakah kamu percaya jika aku berkata karena aku tidak sabar untuk bertemu dengan kamu?" Devan membuka pintu mobil untuk Sherin.

Sherin tidak pernah tahu Devan yang begitu dingin juga bisa mengatakan kata kata seperti itu. "Tantemu memberikan aku simpanan pribadi dia, sampaikan terima kasihku kepadanya" Sherin berkata sambil memakai sabuk pengaman.

"Itu karena tanteku menyadari kamu memiliki bakat di bidang ini dan dia ingin membantumu" Devan menghidupkan mobil dan mencubit pipi Sherin

"Aku tahu ini permintaanmu, terima kasih" Sherin berkata dengan jujur.

"Kamu mau menggunakan cara apa berterima kasih denganku? Dengan memberikan dirimu kepadaku?" Pada saat itu, sinar matahari pas menyinari ke dalam mobil. Seolah olah telah meyakinkankan dirinya, Sherin tiba tiba memegang tangan Devan yang berada di sikunya, "Devan, aku pasti akan berusaha dengan keras. Agar walaupun tidak ada kamu di masa depanku, aku juga bisa hidup dengan baik"

Sherin tidak pernah memikirkan bahwa dirinya akan mengatakan kalimat itu setelah beberapa saat. Mobil yang sedang berjalan tiba tiba berbelok ke kanan dan berhenti di tepi jalan. Devan menoleh ke Sherin dengan wajah serius, "Apa maksudmu?"

Tatapan Devan yang dingin berisi kemarahan dan kesakitan, serta sedikit ketakutan.

Sherin merasa kaget terhadap reaksi Devan yang begitu besar, "Itu... maksudku adalah kalau kamu tidak mau aku lagi, aku juga bisa..."

Sebelum Sherin sempat siap berkata, Devan langsung memegang kepalanya dan mencium bibirnya. Seperti sedang menghukumnya, ciuman itu berisi gigitan. Devan baru berhenti setelah Sherin merasa sesak nafas, tetapi Devan menempelkan dahinya ke dahi Sherin dan berkata dengan lembut, "Sherin, masalah membatalkan perjanjian pernikahan akan dilakukan dalam beberapa hari ini. Percaya aku. Aku tidak akan melepaskanmu. Aku juga akan memberikan kamu status yang jelas"

Suaranya sangat ringan dan hangat. Sherin hanya mengangguk kepalanya. Sebenarnya, Sherin tidak memilliki maksud itu. Sherin berkata kata kata itu hanya agar Devan bisa tidak merisaukannya. Tetapi saat ini, Sherin tidak ingin berkata apa apa lagi.

Beberapa hari selanjutnya, Sherin fokus ke buku buku yang di berikan Felice. sampai harus Devan yang mengingatkannya baru dia tidak lupa untuk makan. Setelah hari itu, hampir tiap hari Devan tidur di rumah Sherin. Tetapi Devan tidak pernah melewati batas, dia hanya memeluk Sherin waktu tidur. Penghormatan Devan terhadap Sherin membuat Sherin merasa semakin terharu.

"Devan, kamu setiap hari telat datang dan pulang awal, tidak takut karyawanmu menggosipkan kamu?" Sherin berbaring di paha Devan sambil membaca buku, Devan mengelus kepalanya. Devan tertawa dengan dingin, "Siapa yang berani?"

Benar juga, dia adalah boss. Tidak ada yang berani. Sherin berdiri dan membantu Devan mengambil baju ganti, "Ayo bangun tuan Devan. Apakah kamu mau aku yang menggantikan bajumu?" Sherin berkata ketika dia melihat Devan masih berada di posisi sebelumnya.

Sherin belum selesai berbicara, Devan sudah menarik dia ke pelukannya dan berposisi di atas tubuh Sherin. Melihat kemerahan di wajah Sherin, Devan tersenyum. Wajah wanita ini tetap memerah walaupun mereka sudah bersama begitu lama. Devan tidak bisa menahan dan menciumnya, Sherin merasakan sesuatu yang berubah di bagian perutnya dan segera mendorong Devan. Sherin berdiri dan merapikan bajunya sendiri. Dia tidak berani melihat ke Devan dan hanya menunjuk ke Devan, "Kamu... kamu cepat pergi kerja"

Setelah bersama, Sherin sudah mengerti apa maksud reaksi itu. Ketika Devan menjelaskan kepada Sherin tentang ini, Sherin tiba tiba teringat kejadian di atas kapal kemarin. Sherin tertawa, ternyata pada saat itu, Devan sudah memiliki perasaan terhadapnya.

Devan menghirup sebuah nafas dan menghembuskannya. Dia berdiri dan memeluk Sherin dari belakang, "Kamu tidak boleh terus hanya menyalakan api dan tidak mau memadamkannya. Apakah kamu tidak takut seiring waktu berjalan, api ini sudah tidak bisa menyala lagi?"

Sherin berputar balik badannya dan mendorong Devan, "Kalau begitu, kamu tidak boleh datang ke sini tidur lagi. Kamu tidak boleh memeluk aku dan kamu juga tidak boleh...."

Belum sempat selesai berkata, Devan sudah menciumnya, "Tidak perlu. Aku bersedia terus dibakar olehmu" Setelah itu, Devan pergi ke kamar mandi. Sherin mendengar suara air. Pria itu mandi air dingin lagi? air awal musim semi masih sangat dingin. Sherin merasa sakit hati memikirkan itu. Tetapi, Sherin benar benar tidak bisa berhubungan dengan Devan ketika Devan masih bertunangan. Sherin memiliki prinsip untuk hidupnya sendiri.

Pada saat Devan keluar, Sherin sedang membaca buku. Devan memberikannya sebuah ciuman, "Acara konferensi pers wartawan akan dilakukan sore ini. Sherin, mulai besok, aku sudah bisa mengumumkan kepada semua orang di dunia bahwa kamu adalah wanita milikku!"

Senyuman Devan dipenuni dengan harapan. Suasana hati itu juga membuat Sherin merasakan yang sama. Sherin mengangguk kepalanya dan tersenyum kepada Devan. Hatinya merasa gugup.

Apakah kehidupan Sherin akhirnya sudah bisa bahagia dan damai?

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu