Cantik Terlihat Jelek - Bab 76 Perilaku abnormal Devan

Bab 76 Perilaku abnormal Devan

“Dimatamu, 14 tahun hubungan ini, apakah tetap tidak bisa mengalahkannya yang baru beberapa bulan? Devan, kamu jangan tertipu oleh akting wanita itu ……”

Devan sedang rapat, melihat layar handphonenya menyala sebentar, lalu dia membukanya, menyipitkan mata, raut wajahnya tenggelam, lalu membalik handphonenya di atas meja.

Perasaan manusia sungguh sangat aneh, kemarin malam sebelum masalah itu terjadi, kesan dia terhadap Gabriel tidak terlalu buruk, tetapi kemarin setelah masalah itu terjadi, dia terhadapnya, mulai ada rasa jijik.

Seseorang demi menjatuhkan orang lain, lalu mencelakai orangnya sendiri…… jika dipikir-pikir, membuat orang merasa ngeri.

Terus berpikir, lalu mengambil lagi handphonenya, malah mengirim pesen kepada Sherin : “Besok, kamu ada acara apa?”

Setelah selesai mengirimnya, pandangannya tidak sengaja terus ada di layar handphone tersebut, alisnya mengangkat-angkat, jari tangannya yang panjang mengetuk-etuk bersuara di permukaan meja .

Ketika pesannya dikirim, Sherin sedang ada diluar di jalan besar, setelah selesai mengantar Yuta ke rumahnya, dia ingin membelikan Devan dan Simon beberapa kado tahun baru.

Akhirnya dia pergi ke Mall yang sebelumnya dia pernah pergi dengan Devan, berdiri di pintu satu toko pakaian pria dengan dekorasi yang mewah, dia berhenti sebentar, lalu masuk ke dalam, pelayan yang ada didalamnya, melihatnya atas ke bawah beberapa waktu, tidak disangka, ternyata sama sekali tidak ada diskriminasi, berdiri tidak jauh darinya, bertanya dengan hormat : “Nyonya, Anda mau memberi kado orang lain atau membelikan untuk suamimu?”

Suami? Tiba-tiba, didepan matanya muncul muka Devan, telinganya langsung memerah.

Dia batuk ringan, menjawab dengan berbisik-bisik : “ Aku …… memberi kado untuk teman.”

“Teman Anda kira-kira berapa usianya, biasanya suka memakai baju seperti apa?”

“Usianya 27 tahun, suka pakai baju…….” Dia berhenti sebentar, Devan memakai baju apapun terlihat bagus.

“Dia, terlihat bagus memakai baju apapun.” Apa yang dia katakan adalah kenyataan, orang yang ada dibelakangnya, malah mentertawakannya.

Sherin menolehkan kepalanya,melihat Debora yang ada di depan pintu memegangi lengannya.

Dia menolehkan lagi kepalanya, lalu terus melihat-lihat baju yang ada didepannya, tidak ada niatan untuk menganggapnya.

“Hei, Sherin, kemarin malam kamu ditangkap, hari ini ternyata sudah dibebaskan? Sepertinya, backinganmu cukup hebat ya?”

Tetapi ada tipe orang yang kebetulan tidak bisa membaca raut wajah orang lain, Debora jelas sekali adalah tipe orang seperti ini.

“Kamu jangan bicara sembarangan.” Sherin menolehkan kepalanya, melototinya, raut wajahnya tiba-tiba menjadi dingin.

Di sebelah Debora berdiri 2 orang wanita, melihat wajahnya, semua setipe dengan Debora.

“Sembarangan bicara?” Hehe, benar juga, dibelakangmu ada backingan, sampai kita mau mengupload foto saja dilarang, baru saja masuk ke dalam berita online, dalam sekejap, bisa langsung hilang, kita orang seperti ini, tidak berani sembarangan bicara.” Dia selesai bicara, disamping telinga kedua wanita itu, berbisik-bisik beberapa kalimat, bisa dilihat kedua wanita itu sedang berbisik-bisik.

Sherin baru saja sadar, memang benar, kemarin malam telah terjadi masalah yang begitu besar, tetapi hari ini dia hidup seperti biasa, tidak terjadi apa-apa, dulu, dia malah tidak pernah merasa seperti ini?

Saat itu, dia baru mengerti mengapa, benar sekali, di rapat tahunan Perusahaan Ningga Group, muncul masalah seperti ini, menurut logika, media berita akan mempublikasihkan besar-besaran, bagaimana bisa hari ini begitu tenang.

Dan lagi masalah yang begitu besar, bisa dalam sekejap ditekan, dikota Ciput, pasti Devan yang melakukannya.

Hatinya terharu, dia mengeluarkan handphone dari dalam tasnya, baru menyadari Devan tadi mengiriminya pesan lewat Wechat.

Dia tidak ada membalas pesannya sebelumnya, malah menulis : “Terima kasih, aku tidak ingin menjadi bebanmu, tetapi, tidak terlihat saja masih bisa merepotkanmu.”

Memencet tombol kirim.

Pesannya dibalas dengan cepat, karena Devan sejak mengirim pesan kepada Sherin, mulai terus melihat layar handphonenya, gerak-geriknya yang gelisah, membuat Dylan yang ada disebelahnya menggelengkan kepalanya.

“Dimana?” Dia juga sama tidak menjawab pertanyaanya, karena dia merasa, diantara mereka, mengucapkan terima kasih, terlalu sungkan.

Sherin berpikir, lalu merekam sebuah video pendek kepadanya, “ingin memberimu kado tahun baru, tetapi, baju di sini sangat mahal, Devan, apa kamu bisa pakai yang lebih murah?” Devan tertawa ringan, tetapi tidak bersuara, tubuhnya yang panjang, sedikit menyamping, menyuruh Dylan untuk menunggu sebentar, sambil berdiri, lalu berjalan ke luar pintu.

Semua orang kebingungan, tetapi Dylan malah membatu, apa ini? Menemani orang belanja? Devan, rapat hari ini, berhubungan dengan proyek ratusan miliar rupiah awal tahun depan? Kamu malah meninggalkannya, mau pergi menemani wanita itu belanja baju?

Dalam hati Dylan sudah menganggap pria ini tidak berharga, mengatakan, siapa yang tidak pernah pacaran? Tetapi demi berpacaran, lalu tidak bekerja? Sungguh sangat kekanak-kanakan.

“Boleh, celana dalam!” Devan duduk di dalam mobil, jarinya yang panjang dengan cepat memencet beberapa huruf di atas layar handphone, sudut bibirnya mengangkat sedikit, sangat kelihatan moodnya sedang bagus.

“Hei……” muka Sherin semuanya memerah, dia menundukkan kepala, menggigit bibirnya, lalu cepat-cepat memasukkan handphonenya ke dalam tas.

Kenapa setiap kali berbicara dengan pria ini, dia kenapa bisa membuat pikirannya runtuh?

Dia terus duduk di kursi istirahat dalam toko itu sambil mengirimkan pesan, sangat fokus, jadi, dia tidak menyadari, 3 orang yang ada di depan pintu sudah masuk ke dalam, seperti berkata sesuatu kepada pramuniaga itu.

Tadi masih sangat ramah orangnya, lalu berdiri kembali dihadapannya, mukanya berubah, dia tidak tersenyum dan menunjuk arah pintu, “Nyonya, jika Anda tidak membeli, tolong silahkan keluar, kita di sini masih mau berbisnis.”

Sherin berdiri dengan canggung, dia menundukkan kepala, lalu meminta maaf,sudut matanya menyadari, etalase kaca di tengah dipajang 3 baris celana dalam Pria.

Dia melihat-lihat 3 orang yang tidak ada niatan untuk pergi, hatinya bingung, mau beli atau tidak.

“Tidak perlu dilihat lagi, celana dalam itu biasanya dipakai oleh anak muda, kamu ingin memberikan kepada orang lain, takutnya orang lain tidak bisa memakainya!” Debora bisa menebak pikiran Sherin, sengaja mengejeknya.

Dia tidak percaya, bisa membantu wanita ini untuk menyelesaikan masalah yang begitu besar, adalah seorang anak muda? Mukanya jelek, bodinya juga pas-pasan, dengan kondisi seperti ini, diperkirakan hanya bisa menarik perhatian orang tua.

Sherin tidak ada niatan menanggapinya, menarik nafas dalam-dalam, berjalan mengelilingi etalase itu satu putaran, dia menunjuk bagian tengah dan 2 di sampingnya, “Halo, tolong ketiganya ini dibungkus.”

Pertama kalinya memberikan kado kepada Pria, ditambah lagi barang yang begitu pribadi, Sherin terus merasa sangat malu, hanya ingin cepat-cepat membeli lalu pergi dari sana.

Karena melihat dia ada membeli barang, raut wajah pramuniaga itu berubah sedikit bersahabat, lalu ketiga celana dalam itu dengan sungguh-sungguh dimasukkan ke dalam kotak hadiah, menggunakan sepasang tangan menyerahkan kepada Sherin, “ Nyonya, totalnya 12.250.000, Anda mau tunai atau gesek? Atau dengan metode pembayaran lainnya?”

“12.250.000?”kata Sherin, hampir tidak ada jeritan, dia menelan ludahnya, melihat-lihat ke dalam bungkus tas yang dibawanya, “ Aku membeli 3 potong celana dalam, apa kamu tidak salah hitung?”

“ ……” dibelakangnya sudah ada orang yang menertawakannya.

“Bagaimana, bukankah sudah aku bilang kalau dia anak dusun?”

“Jangan-jangan dia mengira celana dalam yang dijual di toko ini harganya 20.000 dapat 3 potong?”

“Haha …… sangat lucu.”

“Nyonya, kita di sini adalah merek Zimmerli, kelas internasional.” Muka pramuniaga itu semakin gelap, tetapi, sikap profesionalnya membuatnya harus sabar menjelaskan kepada Sherin kenapa harganya bisa begitu mahal?

Dari dulu Sherin memang peduli dengan barang-barang bermerek, dia hanya merenung, sepotong celana dalam harganya kira-kira 4.000.000…… hanya kain sedikit begini, baiklah, dia memang tidak memiliki pengetahuan, bodoh, memang, kemiskinan membatasi imajinasinya, tetapi, dia sangat tidak rela, 3 potong celana dalam, hampir menghabiskan setengah bulan gajinya?

Yang terpenting, dia tidak ada membawa kartu debit, handphone dan uang tunai jika digabungkan, diperkirakan juga tidak sampai 2.000.000.

Dia menggigit bawah bibirnya, ada rasa menyesal datang ke tempat ini membeli barang, dan lagi, dia merasa walaupun dia mempunyai banyak uang, dia juga tidak ingin membelinya, di dalam konsep belanjanya, ini bukan untuk konsumsi, tetapi membuang-buang uang!

Pramuniaga itu sudah mulai tidak sabaran, berdiri dengan hormat di hadapannya, dengan sangat sabar menunggu dia membayarnya.

Dan 3 orang dibelakangnya menonton pertunjukkan, langsung sekalian duduk di kursi istirahat, sengaja menunggu menonton pertunjukkan yang bagus.

Lalu setelah Sherin melewati pertikaian psikologis, ketika bersiap-siap untuk berkata tidak jadi beli kepada pramuniaga toko.

“Masukkan dalam pembukuan.” Suara pria yang merdu masuk ke telinganya dari samping.

Novel Terkait

My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu