Cantik Terlihat Jelek - Bab 606 Ayah Kandung

Beberapa waktu sejak Hutu kehilangan suaranya, meskipun Raven terus tersenyum paksa di hadapannya, akan tetapi, Hutu tetap dapat mengetahui kesedihan yang dirasakan Raven.

Lebih jelasnya dapat dikatakan bahwa, Raven memiliki rasa bersalah terhadap dirinya.

Masalah anaknya yang keguguran, sepertinya keluarga Ningga telah memerintahkan kepada dokter untuk merahasiakannya, sehingga hanya mereka saja yang mengetahui hal ini.

Hutu bahkan juga mengelabui Weni dan Vema.

Setelah mengetahui hubungan dirinya dan Raven, Vema bahkan sangat heboh di dalam grup percakapan ponsel.

Weni Wei yang telah mengetahui sejak sebelumnya hanya bereaksi datar.

Sejak berpisah dengan Mimi di rumah sakit, Hutu sudah lama tidak pernah melihatnya lagi, dengarnya Mimi telah berliburan di luar dan bahkan tidak menghadiri pernikahan Weni Wei.

Mereka terus mengira bahwa, Mimi mengalami tekanan yang dalam karena bercerai dengan Rambo, dan akhirnya hanya bisa memilih untuk menghindarinya, mereka tidak terduga dengan alasan dari semua ini.

Hutu mengikuti Raven datang ke restoran miliknya.

Mei Yi melihat kedatangannya, langsung beranjak dan menilai dirinya dari ujung ke ujung, lalu menatap Raven dan bertanya :”Masih tidak bisa berbicara ya ?”

Raven mengangguk.

Mei Yi mengambil nafas, lalu menarik tangan Hutu dan menepuk dengan ringan, “Tidak masalah, semuanya akan baik-baik saja.”

Mungkin dikarenakan Mai Debita pernah mengatakan sesuatu kepada Mei Yi sebelumnya dirinya meninggal dunia, sehingga Mei Yi menjadi tidak begitu menentang terhadap Hutu.

Hutu mengangguk kepada Mei Yi, sebenarnya dia merasa lumayan baik juga karena kehilangan suara.

Dia tidak perlu mengatakan sesuatu yang berlawanan dengan isi hati sendiri, sepertinya hatinya juga terasa tenang.

Mereka berdua naik ke loteng, Hutu juga pertama kalinya menginjak tempat ini.

Pada saat pintunya terbuka, seluruh gorden di sisi ruangan langsung tertarik otomatis.

Seluruh pemandangan di kota ini langsung terpapar di depan mata.

Mata Hutu juga muncul tatapan kaget sejenak.

Raven memeluk pinggangnya dan berkata, “Baru selesai buat, sebenarnya memang mau cari kesempatan untuk membawamu ke sini, kebetulan juga bisa datang di hari ini.”

Hutu mengangguk, lalu tersenyum pada Raven.

Raven mengisyaratkan dirinya untuk duduk, lalu menuangkan segelas air untuknya, setelah itu terus menunduk dan menatap ponselnya, “Tunggu sebentar, orangnya sudah mau sampai.”

Ketika dia baru selesai berbicara, pintu langsung terbuka dari luar, seorang pria setengah baya yang bertubuh tegap beranjak masuk ke dalam.

Langkahnya sedikit buru-buru, nafasnya juga sedikit terengah-engah.

Kelihatannya dia datang berkunjung dengan terburu-buru.

Hutu merasa wajah lelaki tersebut sangat tidak asing, sepertinya dia pernah bertemu dengannya.

Pada saat Ahmad Ahmad menginjak masuk ke dalam, tatapannya langsung melekat pada wajah Hutu, wajah yang tenang namun menyimpan reaksi yang panik.

“Dia … dia … dia mirip sekali denganku.”

Suara pembicaraannya menjadi gemetaran.

Beberapa kata-kata yang telah dilontarkannya membuat tubuh Hutu menjadi kaku sejenak, beberapa saat kemudian, Hutu baru menyadari kembali maksud dari kata-kata tersebut.

Dia menoleh kepalanya, lalu menatap Raven dan terus mengerutkan alis.

Raven mengulur tangan kepada Ahmad dengan gerakan sopan, “Anda duduk dulu, aku takut… dia masih sedikit menantang dengan hubungan ini, makanya belum memberitahunya, mungkin dia sudah terkejut.”

Pada pertengahan berbicara, Raven menarik kursi untuk Hutu, lalu ikut duduk di posisinya.

Raven menunjuk Ahmad dan berkata, “Aku pernah ungkit denganmu, ini ayah kandungmu, Ahmad Dineja.”

Ahmad Dineja? Ayah kandung.

Hutu sedikit membuka bibirnya, tatapannya beralih menatap lelaki yang duduk di hadapannya.

Sebelumnya Raven pernah mengungkit dengannya, namun dia tidak masuk ke dalam hati.

Pada saat itu, Hutu merasa apabila kenyataan ini memang terjadi, dirinya akan sangat panik, suasana hatinya juga akan kekacauan.

Namun pada saat ini, dia malah terasa tenang sekali, mungkin juga dikarenakan pernah mati sekali, sehingga telah berkesan datar terhadap segala kejadian yang terjadi.

Hutu tersenyum dan mengangguk terhadap Ahmad, lalu menunjuk mulut sendiri dan menggeleng kepala.

Ahmad mengangguk, “Raven sudah bilang padaku, tenang saja, pasti akan sembuh.”

Setelah berbicara, dia buru-buru mengeluarkan selembar foto dari saku bajunya, lalu meletakkan di hadapan Hutu.

“Ini foto bersama aku dan ibumu, dia sangat cantik, kami pernah melewati masa yang sangat indah, hanya saja, masa yang sangat pendek sekali, pada saat itu, karir aku baru saja mulai berkembang, aku tidak dapat memberikan janji apapun padanya, dia sangat emosi dan langsung meninggalkanku.”

Berbicara sampai di sini, tatapan Ahmad penuh dengan jejak menyesal dan sakit hati.

Kelihatannya, Ahmad masih sangat mencintai ibunya.

“Setelah itu, karir aku mulai ada perkembangan, aku pernah mencarinya, tetapi kabarnya dia telah meninggal dunia.”

Suara Ahmad bahkan mulai menjadi serak.

Hutu terbengong, lalu melirik sekilas ke arah Raven, sepertinya dia sedikit sulit menghadapi ayahnya yang penuh perasaan ini.

Hutu hanya mengerut bibir dan tidak bersuara.

Raven mendekati tubuhnya dan berbisik ringan pada telinga Hutu, “Dia demi ibumu, bahkan belum pernah menikah juga.”

Kalimat yang sederhana ini membuat Hutu menjadi sangat terkejut.

Wajahnya yang datar langsung bereaksi kaget.

Hutu menoleh lagi dan menatap lelaki di hadapannya, di dalam hati dirinya pada saat ini, citra lelaki ini langsung menjadi luar biasa.

Pada zaman sekarang, lelaki yang bahkan tidak menikah hanya demi seorang wanita, sepertinya sudah langka sekali.

Lelaki itu mengambil nafas dalam dan berdiri, sudut bibirnya sedikit kejang.

“Saat Raven memberitahuku bahwa aku masih ada seorang anak perempuan dengan dirinya, aku merasa hidupku ini menjadi tidak sia-sia lagi.”

Ahmad selesai berbicara, mulai menghapus air mata sendiri lagi.

Hutu terus menatapnya, dia tiba-tiba menyadari identitas lelaki ini, lelaki ini adalah orang terkenal di industri properti, harga properti yang dibangunkan oleh dirinya selalu meningkat dengan cepat

Lelaki ini adalah Ahmad yang telah menyumbangkan bangunan ratusan sekolah.

Saat pertama kalinya mendengar nama ini, Hutu masih sedang kuliah, dosen pernah mengungkit namanya ketika menjelaskan arti dari uang,

Pada saat itu, Hutu sangat kagum dengan kepribadian orang tersebut.

Bagaimanapun jarang sekali ada pengusaha yang memiliki hati nurani seperti dirinya.

Setelah itu, Hutu bahkan sengaja menelusuri informasi dirinya, hasil beritanya adalah segala kata pujian terhadap dirinya.

Pantas saja dia merasa pernah melihat orang tersebut.

Akan tetapi, takdir memang sangat menakjubkan, Hutu bahkan tidak pernah kepikiran bahwa, ternyata dirinya adalah anak perempuan dari orang ini.

Dalam menghadapi hubungan persaudaraan yang datang secara tiba-tiba, Hutu tidak dapat menggambarkan perasaan dirinya.

Rasanya sangat kekacauan.

Namun Hutu tetap saja duduk dengan tegap, lubuk hatinya tetap saja merasa senang, ternyata dia memiliki seorang ayah yang begitu baik hati.

Kenyataan ini jauh lebih menyenangkan daripada memiliki seorang ayah yang kaya raya.

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu