Cantik Terlihat Jelek - Bab 213 Anak Yang Tiba-Tiba Muncul

“Mikasa, benarkan Tuhan sedang mulai memberkatimu? Baru-baru ini keberuntungan mulai terbuka.”

Mikasa menarik nafas, benar juga, kehidupan membuatnya merasa hidup, juga merasa sangat indah.

Hari ini dia merasa performanya sangat biasa, ternyata juga bisa terpilih.

Barbekyu terakhir dicapit dan diberikan kepada Suya, “Kamu makan banyak sedikit, beberapa tahun ini, mengikutiku, banyak menderita.”

Suya adalah anak dari keluarga yang generasi ketiganya pejabat, generasi kedua orang kaya raya, sebelum mengenal Mikasa, temperamennya meledak-ledak, terkenal di seluruh sekolah, nakal dan pemberontak, guru-guru juga dibuatnya sakit kepala.

Sampai ada suatu kali, dengan bunga sekolah tetangga berebut pria, membalas dendam, hampir dihancurkan, untungnya diselamatkan oleh Mikasa.

Saat itu, dia mengambil keputusan, seumur hidup akan selalu baik terhadap Mikasa, sayangnya Mikasa dan mereka bukan golongan yang sama, selalu menolaknya, setelah diikuti selama satu tahun, baru ada hasilnya sekarang, setahun ini, dia mengubah sifatnya, mengubah emosinya, diubah Mikasa dari feminim menjadi tomboi.

Dari menyajikan makanan, mengepel lantai, dulu, tidak pernah melakukan hal ini, sekarang semua dilakukan.

Saat keduanya kembali ke rumah Mikasa, di depan rumahnya ada kereta dorong bayi.

Mikasa mengkerutkan alis, dengan Suya saling bertatapan, kereta dorong bayi?

Tangannya di taruh di atas pintu, pintu belum dibuka, dari dalam terdengar suara anak kecil menangis pilu.

Ragu-ragu, mendorong pintu, tangan Ayah Mikasa menggendong seorang anak laki-laki.

“Pa, ini adalah … …”

Ayah Mikasa wajahnya sangat jelek, matanya melamun, “Kamu lihat sendiri.”

Di atas meja ada sebuah tas file, Mikasa menuangkannya keluar, setelah membacanya sepintas, wajahnya langsung pucat.

“Pa, apa maksudnya ini?” suaranya ada sedikit gemetar.

Anak kecil yang ada di tangannya menangis pilu, tetapi siapapun tidak ada mood untuk mengurusinya.

“Mengapa menggunakan namaku? Mengapa? Apa dia masih belum cukup menyakitiku?” di atas akta kelahiran anak itu, kolom nama ibu, kagetnya ditulis menjadi Mikasa Akerman 2 kata.

Apakah wanita ini sudah gila, dia sendiri tidak mempunyai pacar, bagaimana bisa mempunyai seorang anak?

Ayah Mikasa sangat sedih, “Maafkan aku, Mika.”

Mikasa mengisap hidungnya, menggelengkan kepala, “Pa, ini bukan masalah maaf memaafkan, dia ini ingin membunuhku? Aku belum pernah berpacaran, bagaimana aku bisa mempunyai seorang anak? Dan lagi, dia dulu bukannya bilang, Levi Akerman dan kamu tidak mempunyai hubungan? Kali ini, mau kita untuk merawat anak, menunjukkan tes DNA kemari, Pa, bagaimana dia bisa melakukan ini pada kita?”

Di dalam tas file tersebut, terdapat tes DNA Ayah Mikasa dan anak itu, masih ada 1 lembar akta kelahiran anak itu.

Selesa bicara, dia maju ke depan, dari tangan Ayah Mikasa mengambil anak kecil itu, “Ayo, kita cari dia, mengembalikan anak ini padanya.”

Anak ini juga aneh, digendong Ayah Mikasa menangis pilu, tetapi, digendong Mikasa, dia langsung diam, matanya yang besar membuka lebar menatap Mikasa, wajah putih mungil, sangat lucu.

“Mikasa, kamu tidak boleh luluh, anak ini, kamu harus mengantarnya pergi, jika tidak, hidupmu yang hancur.” Suya melihat tatapan Mikasa terhadap anak kecil itu tidak benar, buru-buru menasihatinya.

“Lagipula, besok kamu mulai kerja di Perusahaan Panama, jika di rumah ada satu anak kecil, dengan kondisi badan paman sekarang, kamu tidak akan bisa pergi.”

Suya tahu, dahulu, Mikasa mengundurkan diri, karena emosi Ayahnya buruk, dan juga, hutang yang ada, gaji dia tidak cukup untuk membayarnya, membuka warung walaupun sangat melelahkan, tetapi pendapatannya masih lumayan.

Awalnya berpikir, hutangnya akan segera lunas, jadi dia bisa pergi kerja kantoran, ini adalah…….

Mikasa melamun, kembali fokus, benar, dia tidak boleh luluh, jika dia luluh lagi, seumur hidup ini dia benar-benar hancur.

Memejamkan mata, membuka mata, “Pa, kita kembalikan anak ini padanya, kita kenapa mau menggantikannya merawat anak ini, dia pasti tahu rumah kita mau dibongkar, jadi, dia sengaja melakukan ini.”

Ayah Mikasa menghela nafas dengan berat, menarik lengan Mikasa, tatapannya menyakitkan, “Mikasa, kali ini, kamu benar-benar salah paham padanya.”

Dia mengangkat kepala pandangannya jatuh pada anak itu, sedikit lebih tenang, “ Levi dan ibu anak ini, meninggal dalam kecelakaan, setelah ibunya meninggal, anak ini dioperasi Caesar, dia juga sepertinya takut anaknya ada trauma, makanya menulis namamu, lalu, anak itu, selalu dia yang mengurusnya, siapa mengira, belum lama ini, dia baru tahu bahwa dia sakit parah, hanya bisa hidup tidak lebih dari 2 bulan, baru datang mencariku.”

Mikasa menggendong anak itu, tidak tahan dan mundur beberapa langkah, Levi … … sudah meninggal? Adik laki-lakinya meninggal? Setiap kali jalan, selalu menggandengnya, tidak mau melepaskan tangannya, sudah meninggal?

Dia sangat benci dengan wanita itu, tetapi, terhadap Levi, dari kecil tumbuh besar bersama, hubungan mereka, sangat dekat, saat itu mengetahui bahwa bukan adik kandungnya, dia sedih sangat lama, tetapi, sekarang setelah jelas semuanya, dia malah sudah meninggal, walaupun mendengar dia menderita sakit parah, tetapi kematian Levi, membuatnya terguncang.

Hari ke-2, Gary pagi-pagi sudah pergi ke kantor.

Setelah semua orang mulai bekerja, dia pertama kali pergi ke Departemen Desain.

Kepala Departemen Desain melihatnya kemari, tercengang, Dono di sebelahnya berkata : “Presdir Gary kemari melihat-lihat 3 orang karyawan yang baru direkrut kemarin.”

Kepala Departemen menoleh ke belakang dan berteriak, lalu kemari 2 orang, tetapi tidak ada Mikasa Akerman.

Gary menolehkan kepala, melihat Dono, “Kemarin bukannya sudah aku perintahkan ya?”

Dono bertanya kepada kepala Departemen, “Itu, kenapa cuma 2 orang, mana yang satu lagi?”

Penanggung jawab tertegun, lalu bereaksi, “Eh, ada satu lagi namanya Mikasa, pagi ini dia menelepon, bilang bahwa hari ini tidak datang, ada masalah di rumah.”

Mikasa menangis semalaman, Suya mengkhawatirkannya, semalam juga tidak pulang ke rumahnya.

Paginya saat terbangun, mata Mikasa bengkak parah.

“Mikasa, jika tidak, berikan anak itu ke orang lain? Atau diberikan kepada panti asuhan, kita berikan mereka sedikit uang, bagaimana?”

Mikasa sedang makan bubur tidak berbicara, Ayah Mikasa sejak kemarin malam, berbaring di atas kasur, sarapan hari ini juga tidak dimakan.

Mikasa membalikkan badan, anak ini tidak tahu apakah mengerti sesuatu, kemarin malam tidur dengan mereka, tidur nyenyak sampai pagi.

Melihat informasi yang tertulis, anak ini baru 9 bulan lebih.

“Mikasa, kamu jangan luluh, kamu bilang kamu sudah 27 tahun, jika kamu membawa anak ini, mana ada pria yang mau denganmu? Aku bilang, mayat hidup wanita tua itu, di kehidupan sebelumnya, kamu ada hutang dengannya, dia baru di kehidupan sekarang membawamu ke lubang.”

Suya sedikit emosi, saat berbicara kata-katanya kasar.

Mikasa tahu, yang dimaksud mayat hidup wanita tua itu adalah ibunya, tetapi dia tidak marah.

Dia benar-benar sangat membencinya, sangat.

Melihat dia terus tidak berbicara, Suya semakin cemas.

Mendorong bahunya, “Aku berkata padamu, setidaknya kamu membalasku sesuatu?”

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu