Cantik Terlihat Jelek - Bab 403 Rahasia Ibu

"Kak, pertanyaanmu sangat lucu sekali, dia itu siapa?" Gohan berkata sambil mendongak dan menatap ibunya yang sedang memelototi mereka, "Ma, kenapa mama tidak menasehati kakak, coba lihat dia......."

Nyonya Mo menggeleng lalu bangkit berdiri dan maju ke depan, dia menepuk tangan Mohan, "Apa yang sebenarnya terjadi kepada kalian? Apakah kalian bermaksud untuk membuat pertunjukan?"

Mohan menatap ibunya, kemudian dia menatap Gohan, setelah itu dia mengibaskan tangannya, "Gohan, jika kamu berani melakukan sesuatu terhadapnya, aku akan membuat perhitungan denganmu, termasuk hal-hal yang dulu pernah kamu lakukan, aku akan membuatmu membayar semuanya!" Setelah berkata seperti itu, dia langsung keluar tanpa menoleh sama sekali.

Saat melihat sosok putra sulungnya yang menjauh, nyonya Mo bertanya dengan bingung : "Apa yang terjadi kepada kakakmu?"

Gohan menggeleng, sudut bibirnya sedikit terangkat, beberapa tahun belakangan ini, semenjak mereka mengetahui hubungan mereka, setiap kali melihat dirinya, kakaknya ini akan selalu langsung mengabaikan dirinya, ini adalah yang pertama kalinya kakaknya berbicara begitu banyak kepadanya.

Dia dengan brengseknya malah merasa kalau hal ini sangat menarik.

Hanya saja saat dia teringat akan wanita itu, minatnya terhadapnya semakin bertambah kuat.

Benar sekali, dia adalah adik laki-laki Mohan, seorang anak yang "tidak berguna" di mata ayahnya, meskipun dia sudah mencapai kesuksesan, ayahnya tetap berkata kalau dia hanyalah seorang aktor, sebaliknya terhadap kakak yang dari pertama kali bertemu selalu memancarkan rasa tidak suka terhadapnya itu, dia selalu menggunakan berbagai macam cara untuk mendapatkan perhatiannya, namun sayang sekali kakaknya itu tidak pernah meliriknya sama sekali.

Kedua tangan Gohan diletakkan di kedua bahu ibunya, kemudian dia menepuknya dengan lembut sambil berkata dengan datar, "Ma, apakah kakak dan kakak ipar sedang bertengkar?"

Tubuh nyonya Mo sedikit membeku, "Kakak ipar?"

"Iya, Mia, bukankah aku harus memanggilnya kakak ipar?" Gohan berkata sambil menatap nyonya Mo dengan berpura-pura polos, dia tidak ingin melewatkan ekspresi yang ingin dilihatnya.

Nyonya Mo dengan sambil lalu mengambil gelas yang ada di samping tangannya, kemudian dia menyesapnya dengan pelan, setelah itu barulah dia dengan lembut berkata : "Gohan, Mia itu sudah lama bercerai dengan kakakmu, jangan sembarangan bicara lagi, kelak kakak iparmu adalah keluarga He....."

"Ma, aku tahu, kelak aku akan memperlakukannya sebagai orang asing." Gohan memotong perkataan ibunya lalu mendongak dan menatap nyonya Mo.

"Baguslah kalau begitu.....Gohan mama memang yang paling penurut." Nyonya Mo tersenyum puas, lalu dia mengangguk dengan anggunnya.

Pada saat ini dari luar terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa.

Kemudian pintu terbuka dari luar, pembantu melangkah masuk dengan wajah yang terlihat bingung : "Nyonya, di luar....ada orang yang mencari anda di luar!"

Seluruh tubuh Gohan membeku, jantungnya sedikit menegang, dia tanpa sadar menoleh dan menatap ibunya, "Ma, sudah begitu malam, siapa yang masih datang untuk mencari mama?"

Nyonya Mo perlahan bangkit dan tertegun sebentar, setelah itu barulah dia menoleh dan menatap Gohan, "Hanya seorang teman, ada urusan mendesak, dia ingin meminjam sedikit uang dariku, kalau begitu kamu istirahat saja, mama pergi dulu, biarkan mereka saja yang membereskan semua kekacauan ini!"

Gohan mengangguk lalu melepaskan tangan ibunya, "Kalau begitu mama hati-hati!"

Saat melihat pintu di ruang tamu perlahan menutup, Gohan perlahan memasuki ruang tamu, sosoknya yang tinggi besar terlihat tertekan, wajahnya yang tampan terlihat suram, dia langsung menuju tangga tanpa ekspresi, kemudian berdiri di samping jendela yang ada di bagian belakang ruangan sambil melihat keluar.

Benar saja, dia melihat sebuah bayangan masuk ke dalam kamar ibunya, seketika itu juga, dia langsung menekuk jari-jarinya sehinga mengeluarkan bunyi "krek krek".

"Kakak kedua!" dari luar terdengar suara Goten.

Gohan mengalihkan tatapannya lalu menutup matanya, kemudian dia membukanya kembali dan berbalik sambil berkata dengan santai, "Goten, kamu ada di sini!"

Goten menoleh lalu mendongak ke lantai atas, "Kakak kedua, aku dengar kamu bertengkar dengan kakak pertama?" Goten dan Gohan adalah kembar, mereka berdua hanya berbeda beberapa menit saja.

"Sejak kapan kamu mengubah panggilanmu terhadapnya menjadi kakak pertama?" mata Gohan menyapu Goten sekilas kemudian berkata dengan santai.

Goten menatap Gohan dengan sedikit mengerutkan keningnya, "Kakak kedua, apa kamu lupa saat papa marah waktu itu?" setelah itu dia berkata dengan lirih : "Jika papa mendengar aku memanggil namanya, papa pasti akan marah."

"Goten!"

"Kakak kedua!" Goten berteriak, saat dia melihat Gohan memelototinya dengan garang, dia terpaksa mengerucutkan bibirnya dan berkata : "Ya sudah, ya sudah, yang jelas dia memang kakak pertama, kamu tidak usah terus memusingkan hal ini."

Gohan mengalihkan tatapannya ke luar jendela, "Untuk apa kamu datang mencariku?"

"Itu, barang yang waktu itu kamu minta aku untuk mengetesnya, sudah keluar hasilnya!"

Tubuh Gohan sedikit bergetar, dia segera menoleh dan menatap Goten, kemudian dia bergegas menghampiri Goten dan mengulurkan tangannya "Berikan padaku!"

Goten mengangguk, kemudian dia mengeluarkan sebuah folder dari dalam tasnya dan memberikannya kepada Gohan, "Kak, untuk apa kamu memeriksa barang ini?" beberapa hari yang lalu, Gohan tiba-tiba membawa sebotol cairan dan meminta Goten untuk menggunakan koneksinya dan mengetes barang itu.

"Aflatoxin B1? Ini maksudnya apa?"

Goten mendekatinya dan mengambil hasil laporan itu dari tangan Gohan, kemudian dia melihatnya sebentar, dia berkata : "Ini adalah obat yang jika digunakan terus-menerus dalam jangka panjang maka akan menyebabkan kanker!"

Goten fokus pada hasil penelitian obat itu.

"Menyebabkan kanker?" suara Gohan seketika itu juga terdengar sedikit serak, dia tanpa sadar menelan ludahnya, ini adalah obat yang selama ini diminum oleh ayahnya, beberapa hari yang lalu, dia melihat ayahnya meminumnya, dia bertanya kepadanya itu obat apa, ayahnya berkata kalau itu adalah suplemen kesehatan, dia merasa tidak tenang, karena itu dia mengambilnya sedikit untuk dibawa pulang.

Namun dia tidak menyangka kalau obat itu bisa menyebabkan kanker, dia menutup matanya dan tidak mengatakan apapun dalam waktu yang lama.

"Iya! Aku meminta temanku untuk meneliti obat ini, dia sangat ahli di bidang ini, jadi dia tidak mungkin melakukan kesalahan!" Goten menegaskan.

Saat melihat Gohan tidak mengatakan apapun, Goten maju selangkah dan mengulurkan tangan menyentuhnya, "Kakak kedua, kamu tidak apa-apa bukan?"

Gohan menggeleng lalu mengambil nafas dalam-dalam, raut wajahnya terlihat sangat tidak enak dilihat, "Tidak apa-apa, aku juga hanya membantu teman saja, ya sudah, kamu pergi tidur saja sana!"

Setelah berkata begitu, dia mengelus kepala Goten, "Adikku hebat sekali, kelak siapapun yang menikahimu pasti akan sangat beruntung sekali."

Goten menepis tangannya, "Kak, sebenarnya ini barang apa?"

Gohan tidak mengatakan apapun, dia hanya menggeleng.

Namun sikap berpura-pura santainya itu malah membuat Goten merasa kalau masalah ini tidak sesederhana yang dikatakan oleh Gohan, tapi dia sangat memahami sifat kakaknya ini, jika dia tidak ingin mengatakannya, maka tidak ada yang bisa memaksanya untuk mengatakannya.

"Kamu tidak boleh memberitahu siapapun tentang hal ini!" saat Goten berjalan ke depan pintu, Gohan menambahkan perkataan ini.

Hal ini semakin memperkuat dugaan Goten.

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu