Cantik Terlihat Jelek - Bab 619 Aderlan Menganggap Dia Sebagai Saudara

“ Rendez Pei? Aku…. Aku harus kemana untuk mencari dia?” Rozi bertanya dengan nada mendesak.

Orang itu menghela nafas, "dia tidak bisa diundang oleh orang biasa, aku juga sudah mendengar orang berbicara seperti itu, mengundang kemana, aku juga tidak tahu."

Selesai berbicara, orang itu mengangguk padanya dan pergi.

Rozi berdiri di tempat, Rendez ? Dia mengeluarkan ponselnya, lalu buka Baidu, ini Tuman yang mengajarinya, katanya Baidu bisa tahu semua masalah di dunia.

Dan ternyata, keluar banyak foto dan penjelasan tentang Rendez.

Dikatakan kekuasaannya didalam negeri.

Namun, lokasi spesifik tidak disebutkan.

Dia melihat kumpulan informasi yang ada diatas dan menemukan bahwa pihak lain berasal dari kota A.

Kota A? Kota A……

Didalam pikiran Rozi muncul lagi bayangan Aderlan, apakah dia bisa tahu?

Atau, kakek Mo ?

Tuman sudah memasuki ruang perawatan, di dalam terdengar suara lelaki, mendesis putus asa, mendengarkan, serasa dunia sudah berubah.

Dia menelpon Aderlan, hatinya merasa sangat gelisah.

Teleponnya diangkat, "Halo!"

"Ada apa?"

"Tuan Mo, aku ingin bertanya, apakah kamu pernah mendengar tentang seseorang yang bernama Rendez ?"

Pihak lawan hening, setelah itu baru menjawab, "Kamu mencarinya untuk apa?"

Hati Rozi Bahagia, Aderlan bertanya begini, berarti menunjukkan bahwa dia kenal dengan Rendez ……

Merasa senang hingga mengalirkan air mata, "Apa kamu bisa menolongku untuk menghubunginya? paru-paru Dodo infeksi, dokter bilang kondisinya kritis, aku dengar, dia bisa ada cara.”

Aderlan menarik handuk yang ada di pinggangnya, dan dilempar ke satu sisi kursi, dan terlihat tubuhnya yang atletis. Sambil mengambil handuk dan menyeka air yang ada ditubuhnya, dan dia sambil berbicara ditelepon dengan speaker yang menyalakan.

"Apa hubungan kita? Kenapa aku harus membantumu?"

Hubungan apa? Menantu yang sudah ditentukan kakekmu, termasuk tidak?

Rozi memutar matanya, pria itu terdiam beberapa saat, masih terjerat masalah.

"Anda adalah orang yang baik. Seperti kata pepatah, selamatkan nyawa orang lain, setara dengan membangun sebuah kuil dengan kepemilikan perseorangan. Aku berjanji, selama kamu bisa membantu, kamu…. Kamu bisa memintaku melakukan apa saja suatu saat nanti!”

Aderlan hehehe, tertawa dengan dingin dua kali.

Rendez datang ke sini pada siang hari, datang bersama Aderlan dan Yesca bertemu sekali dengannya.

Rozi berpikir bahwa dunia ini sangat kecil. Rendez ternyata ayah Yesca.

Karena kedatangan Rendez, rumah sakit memberikan perhatian tingkat tinggi, bahkan kepala rumah sakitpun datang, dan ada tujuh atau delapan dokter yang menemani.

Katanya bahwa sepenuhnya bekerja sama dengan Rendez.

Ini adalah pengalaman pertama Rozi, manfaat dari kekuasaan.

Tuman mengetahui bahwa anak itu bisa diselamatkan, dia berlutut dan bersujud kepada Rendez.

Seperti cara orang miskin berterima kasih, hanya bisa begitu.

Rozi melihat itu hatinya sangat sedih, tetapi tidak mencegah.

Didalam hatinya dia mengerti, jika hari ini, yang berbaring di dalam adalah kakek, dia juga bisa seperti itu.

"Kenapa anak ini bisa begini?"

Rendez mengambil setumpuk catatan medis yang diserahkan oleh dokter, sambil membalik sambil bertanya.

"Kecelakaan mobil, ditabrak oleh mobil."

Tuman yang pertama menjawab.

Rendez mengangguk, tidak berbicara lagi, membalik lembar rekam medis, setelah melihat beberapa halaman dan menutup catatan medisnya, "pergi menemui pasien terlebih dahulu."

Langkahnya terburu-buru.

Pintu ruang perawatan ditutup lagi, dan Tuman bersandar di pintu dengan wajah yang lemas.

"Kakak Yu, minum sedikit air dulu?"

Rozi menyerahkan air mineral di tangannya, tetapi Tuman tidak menerimanya.

Sebaliknya, dia malah meninju dinding. "Jika aku bisa menangkap orang yang menabrak itu, aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri. Bagaimana bisa dia mengemudi begitu cepat di jalan sempit seperti itu?"

Jalan itu, merupakan gang tua, karena ada banyak orang jalannya sempit, biasanya jika ada mobil yang lewat, kecepatannya akan sangat lambat.

Namun, pada hari itu, menurut perkataan orang-orang di sekitar, kecepatan mobil itu setidaknya ada 70 atau 80 km/jam. Oleh karena itu, Dodo bisa tertabrak dan terbang sejauh lebih dari 10 meter dan terluka parah.

Rozi berdiri di satu sisi dan tidak berbicara.

“Braak” Suara sesuatu jatuh.

Beberapa orang berbalik, menyadari bahwa teh susu yang ada di tangan Yesca terjatuh ke lantai, mengalir di lantai.

"Kenapa?"

Aderlan bertanya padanya.

wajah Yesca memucat, menarik nafas, menunjuk ke Tuman, lalu sedikit menundukkan kepalanya, "Dia…. Dia seperti itu membuatku terkejut.”

Rozi mengerutkan kening, menoleh ke belakang, menghibur Tuman, "Kak Yu, orang melakukan, langit melihat, kamu jangan khawatir, akan ada waktu pembalasan."

"Kakak Mo, aku masih ada kelas, aku pergi dulu. Nanti, ayahku keluar. Kamu beri tahu dia."

Yesca berkata, berbalik badan dan pergi.

Rozi melihat postur tubuhnya berjalan dia menjadi sedikit terhuyung.

Melihat mata Aderlan, melihat ekspresinya yang tidak biasa, juga tidak menaruh dihati lagi.

Beberapa masalah, masih harus percaya pada kekuasaan dan profesional, dokter mengatakan Dodo sudah tidak bisa diselamatkan.

Namun, setelah Rendez masuk dan keluar. Malam itu, demamnya menurun, pada hari kedua ia dipindahkan ke unit perawatan intensif.

Kali ini dan sekali lagi terselamatkan dari kematian, membuat Rozi merasakan, kerapuhan dan keberhargaan hidup.

Tapi juga membuat diantara dia dan Aderlan, memiliki persahabatan yang berbeda.

Dia tiba-tiba merasa, jika di sepanjang hidupnya, dinikahi oleh lelaki seperti ini, itu tidak buruk.

Setidaknya, dalam berhubungan ini, dia masih sangat penyayang dan setia.

Meski mulutnya sedikit beracun, meskipun berbicara agak dingin dan sombong.

Tetapi tidak seperti orang-orang kaya lainnnya, memandang rendah mereka. Ketika Dodo dirawat di rumah sakit, dia mengunjunginya dua kali.

Setiap kali selalu mengirim kurir untuk memindahkan setengah dari mainan rumah kesini.

Setelah Dodo memegang barang dan tangannya kotor, lalu menarik bajunya, ia juga memandangnya dengan ramah dan membiarkannya menarik.

Mungkin itu perubahan mentalitas, Ketika dia melihat Aderlan, semakin melihat semakin enak dilihat.

Hubungan di antara mereka semakin kesini semakin baik.

Selain menemani latihan, Aderlan bisa membawanya makan malam, membawanya bepergian, membawanya ke bar, dan pergi ke perlombaan balap mobil.

Membawanya ke dunia yang belum pernah disentuh Rozi ataupun Mimi sebelumnya.

Indah dan penuh warna.

Dia mengerti bahwa dia sudah menganggapnya sebagai saudara.

" Aderlan, sudah kukatakan sayur ini, makan daun bukan makan batang. Bagaimana kamu memetik sayuran?"

Rozi memandang batang sayur yang dibuang ke tong sampah, tidak tahu harus tertawa atau menangis memanggil Aderlan.

Dalam hal kehidupan, tuan muda Mo sedikit lebih buruk.

Hanya saja, tidak ada yang merespons untuk waktu yang lama.

Dia membuka pintu dapur, melihat seseorang berdiri ditengah ruang tamu, membawa tas, berwajah hitam orang itu adalah Jina.

Mau tidak mau, dan menelan air ludah, "Bi… Bibi, Anda sudah datang."

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu