Cantik Terlihat Jelek - Bab 723 Punggung Yang Terbasahi Oleh Keringat

"Aku ke lantai bawah bersihkan kamar dulu."

Fisi mendorong trolley alat kebersihan berjalan keluar dari ruang istirahat, tepat dilorongan, dirinya terdiam lama memandangi pintu kamarnya Kenbo.

Dekat di mata, namun terasa jauh di hati.

Dari yang awalnya mengharapkan hingga kecewa, bahkan merasakan putus asa. Seiring bertambahnya usia, dia sendiri tentu sangat jelas, mungkin perasaan itu tidak hanya sebatas kasih sayang keluarga saja.

Namun didetik ini, rasa rindu yang amat kuat, bercampur dengan kesenangan yang akan menjumpainya kembali, berkali-kali mengingatkan Fisi, bahwa kerinduannya terhadap Kenbo, tidak hanya sebatas rindu antara kakak dan adik.

Tangannya yang memegang dorongan trolley, dari genggaman erat sampai melepaskannya, lalu menggenggamnya erat kembali, hingga seluruh tangannya terbasahi oleh keringat, telapak kakinya pun terasa berubah dari panas menjadi dingin.

Hatinya, dari yang kacau balau hingga menjadi tenang.

Ketika dia berbalik badan dan berjalan menjauh, tampak punggungnya sudah terbasahi oleh keringat.

Air matanya yang tergenang dimata.

Namun tidak berani meneteskannya, sebab dia mengerti...

Tidak akan ada lagi yang sayang kepadanya.

Kakak...

"Sore ini akan ada pemotretan iklan, sehabis selesai itu nanti kita..."

"Orang yang kemarin saya suruh cari, kapan kamu berencana untuk mencarinya?" Terlihat Kenbo memasukan tangan kedalam sakunya dengan tidak sabar memotong pembicaraan wanita paruh baya tersebut.

" Kenbo, kamu sekarang sedang pada masa naik daun, jangan sesekali untuk bertindak gegabah! Percaya saya, tunggu waktu yang tepat, hal yang saya janjikan pasti akan saya berikan untukmu."

Wajah tampan pria tersebut, saat ini terlihat sedingin es, matanya menatap ke arah wanita paruh baya tersebut.

"Kamu kan tau saya, jika barang yang saya inginkan tidak bisa saya dapatkan, saya lebih rela menghancurkan diriku yang sekarang."

Sesambil berkata, matanya yang setajam mata burung elang menatap Devita.

Orang yang didepannya terlihat gelisah sambil menelan ludah, meskipun dia sudah berpengalaman lama di bidang ini, artis manapun sudah pernah ia jumpai.

Namun, pria muda yang di depannya ini membuatnya merasa panik.

Dia menganggukkan kepalanya.

Lift terbuka, kedua orang ini berjalan masuk kedalam.

Ketika pintu lift tertutup, Fisi baru melangkah keluar dari pintu tangga.

Dia tidak mengerti, kenapa dirinya tadi ingin bersembunyi. Dia menyentuh wajahnya, tertawa dengan amat terpaksa, dengan wajahnya yang sekarang, Kenbo mana mungkin bisa mengenalinya.

Biarpun dia bisa mengenalinya, sudah selama ini, apakah dia akan masih mengingat dirinya?

Berpikir demikian, dia merasa energi ditubuhnya terkuras dalam waktu seketika, dia bersandar ke arah dinding dan terjatuh ke bawah lantai, 1 menit...2 menit... sampai lama sekali dia baru bangun.

Hari ini, harusnya dia shift pagi, namun demi untuk melihat Kenbo, dia mengajukan untuk lembur.

Namun hasil yang dia dapatkan adalah Kenbo tiba-tiba pergi dikarenakan ada hal penting.

Barang-barangnya dibereskan oleh wanita separuh baya tersebut.

"Dengar-dengar, Kenbo berasal dari kota A loh."

"Betul, aku juga mendengarnya, fans wanita itu bilang dia tinggal di kota A."

"Sungguh penasaran, orang beruntung seperti apa yang akan menjadi istrinya."

"Dia baru berumur 18 tahun, baru saja dewasa, jauh kali kalian memikirkannya, lagipula siapapun itu, juga sudah pasti bukan kita!"

“……”

Semua orang tertawa.

Gerakan Fisi menguyah terlihat melambat gara-gara ini.

Kota A...

Dia mau pergi ke kota A!

Begitu ide ini muncul, dia langsung meletakkan sumpit yang ada ditangannya, lalu meminta kotak bungkus makanan kepada pemilik kantin, dia membawa balik makanan yang belum termakan habis.

"Fisi, kamu tidak mau makan lagi?"

"Aku ada urusan mau pergi ke sekolah, kamu bantu bilang sama Ranisa ya, kemarin aku tukar shift sama dia, hari ini biar dia yang gantikanku."

Selesai berbicara, dia terburu-buru meninggalkan hotel.

Dia pergi ke sekolah dan menemui wali kelasnya.

"Kamu bilang, kamu mau ubah formulirmu?"

Dengan terengah-engah, Fisi mengangguk.

Nilainya termasuk yang terbaik diperingkat sekolahnya, banyak kampus sebelum nilainya keluar sudah mengundangnya untuk kuliah dikampus mereka.

Awal rencananya dia mau kuliah dikota ini saja, karena biaya kuliah gratis, bahkan dia bisa mendapatkan beasiswa yang nominalnya cukup besar.

Tetapi, dikarenakan Kenbo, dia memutuskan untuk pergi ke kota A.

"Aku ingin ke kota A."

Sambil berkata, dia mengeluarkan selembar kertas dari tas dan mendorongkannya ke depan wali kelas, "Aku ingin kuliah di kampus ini."

"Universitas T, jurusan pembangunan... Kamu... Fisi, kamu begitu berbakat di bidang bahasa inggris, bukankah sangat disayangkan jika kamu mengambil jurusan lain."

"Aku sudah memutuskannya, tolong dibantu Ibu."

Sebelum bertemu dengan Kenbo, satu-satunya kesenangan dalam kehidupannya adalah bekerja untuk menghasilkan banyak uang dan menyimpannya.

Setelah bertemu dengan Kenbo, dia paham, ini semua akan berubah.

Jadi alasan mengapa dia memilih jurusan pembangunan di Universitas T, dikarenakan kampus ini menawarkan beasiswa paling tinggi.

Lagipula, dia juga sudah bertanya-tanya, katanya jurusan ini nanti memasuki dunia kerja, gajinya juga akan sangat lumayan.

Sementara itu, dia juga bisa kerja sampingan untuk menghasilkan uang menjadi penerjemah.

"Fisi, kamu lagi ada masalah apa? Kamu..."

Ibu guru ingin berbicara namun terhenti, dia tahu Fisi adalah anak yatim piatu, oleh karena itu 3 tahun ini dia juga lebih memperhatikannya dibandingkan anak-anak pelajar yang lain.

Fisi menggelengkan kepalanya, "Aku hanya dengar dari orang lain, katanya jurusan itu lebih ada jaminan untuk masa depan."

Ibu guru menghela nafasnya, dia mengenal anak ini selama 3 tahun, tentunya tahu Fisi yang dari luar penampilan kelihatannya lemah, namun dia sangat memiliki pemikiran sendiri.

Melihat tatapan matanya yang begitu teguh, dia tidak lagi menasehatinya, lalu mengangguk,"Oke lah, Ibu bantu kamu mengubahnya."

Beberapa hari kedepan, Fisi selain waktu kerja, dia hampir menghabiskan waktunya dalam mencari tahu info tentang Kenbo.

Bahkan dia menonton semua film yang diperanin olehnya, iklannya, acara hiburannya, wawancaranya dan lain-lain.

Dia tetap seperti sediakala, tidak banyak berbicara.

Tetap menyukai warna putih.

Menyukai makanan vegetarian.

Tetap menjaga kebersihan sekali.

Dia yang marah tetap akan mengigit giginya gerahamnya.

Dia yang tetap tidak suka berbicara dengan wanita lain, selain Della.

Film yang diperanin olehnya tidak ada adegan ciuman, bahkan berpelukan saja menggunakan aktor pengganti.

Tetapi adegan berkelahi dia malah memeraninnya sendiri.

Banyak senior memujinya bisa bertahan dalam keadaaan kesulitan.

Ternyata dia memasuki dunia hiburan sudah selama hampir 3 tahun.

Fisi sungguh menyesal, menyesali dirinya yang jarang keluar rumah, menyesali sifatnya yang kalau sedang berjalan, mata tidak menoleh ke kiri kanan, hingga melewatkan info-info tentang Kenbo.

Kalau tidak, poster yang bisa ditemukan dimana-mana, bagaimana bisa sampai tidak terlihat olehnya?

Iklan TV yang sering muncul, kenapa dia bisa sampai tidak tahu?

"Kamu mau resign?" Viane memandang Fisi.

Fisi menganggukkan kelapanya, "Iya..."

Dia ragu sejenak, baru buka suara bertanya,"Kak Viane, kamu tau tidak ada cara apa agar bisa menjadi asistennya artis?"

"Jadi asisten artis? Yang mana... Kenbo ?"

Viane terhenti dari memakan mie instant, menoleh, dengan tatapan mata sangat tidak percaya melihat Fisi,"Dek, kamu gila ya?"

Akhir-akhir ini wanita ini selagi ada waktu selalu mengganggunya menanyakan semua hal tentang Kenbo.

“Untuk bidang ini, kamu pasti lebih memahami dariku, boleh bantu aku?"

Mengejar idola harus lihat kenyataan juga, seperti kamu yang sekarang, aku rasa sudah berlebihan."

Fisi hanya tersenyum, namun tidak berputus asa.

"Aku apapun bersedia melakukannya, serius..."

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu