Cantik Terlihat Jelek - Bab 530 Apa Yang Kalian Lakukan?

Hutu membuka matanya, dan melihat tatapan Raven yang tajam, dan penuh kemarahan.

“Apakah kamu tidak tahu bersembunyi?” Dia berteriak padanya, selesai berteriak, dia mengerutkan kening.

“Plakk.” Pisau jatuh di lantai, mengeluarkan suara yang keras.

Hutu melihat Gwen memandang punggung Raven, wajahnya sangat pucat.

Awalnya dia tidak mengerti, kemudian dia kembali sadar, bibirnya bergetar, mendorong Raven, melihat ke belakangnya.

Ketika melihat kemejanya penuh darah, dia menjerit “ah”.

Gwen terkejut dan duduk lumpuh di lantai.

Raven malah berbalik, menutup mulut Hutu dan menggeleng kepalanya, dia maju mengambil pisau di lantai, lalu melirik arah ke luar.

Dia mengangkat Gwen yang jatuh duduk di lantai, “Kalian jangan bising, ikut aku ke dalam.”

Pada saat ini, kedua anak gadis ketakutan dan menjadi bingung, sudah tidak memiliki pikiran sendiri, mendengar Raven mengatakan seperti ini, mereka segera ikut masuk ke dalam kamar.

“Paman...... Paman muda.... kamu.... kamu.....”

Raven memejamkan matanya, lalu membuka kembali, tenggorokannya bergerak beberapa kali, dan memandang mereka berdua.

Dia mengeluarkan ponsel dari dalam saku celana, dan menelepon.

Kemudian, Hutu mendengar Raven berkata, “ Kane, kamu datang sebentar ke kamar di sebelah kanan toilet, depan pintunya ada sebuah vas bunga.”

Setelah menutup telepon, dia mengangkat kepala menatap Gwen, orang yang tadinya ganas, setelah dipandang Raven, langsung menangis histeris.

“Maaf, paman, aku bukan sengaja, aku tidak menyangka kamu akan bergegas datang, aku juga tidak berpikir ingin melukainya, aku hanya ingin merobekkan gaunnya.”

Dia menangis seperti anak kecil.

Hutu juga ikut nangis, tetapi dia bukan takut, dia menangis karena luka Raven, dia merasa sakit hati dan terharu.

“Sudahlah, nanti kalau dilihat orang, bilang saja aku tidak hati-hati terluka, ingat.”

Selesai berkata, dia mengangkat kepala melihat Gwen, “Sengaja melukai orang akan dihukum, lain kali sebelum melakukan sesuatu harus pikir dulu.”

Gwen terkejut, dan berhenti menangis, lalu terus mengangguk dan berkata, “Maaf.”

Pada saat ini, pintu didorong terbuka.

Kane Vulton masuk ke dalam, melihat darah di tubuh Raven, langkah kakinya tertegun sejenak, lalu segera bergegas mendekatinya.

“Apa yang terjadi?”

Raven melihatnya, mengisyaratkan Hutu, “Pergi menutup pintu.”

Hutu mengangguk, bangkit dan pergi menutup pintu.

Ketika berbalik, dia melihat Kane sedang membuka kancing kemejanya.

Tentu saja, saat ini dia tidak akan memikirkan hal lain, dari percakapan sebelumnya, dia sudah tahu Kane seharusnya sebagai tenaga medis.

Dia berjalan maju beberapa langkah, “Adakah yang bisa kubantu?” Suara Hutu masih terisak.

Raven mengangkat kepala menatapnya, “Nangis apaan, tertusuk di lengan, tidak akan mati.”

Dia menundukkan kepala, air matanya mengalir semakin cepat, untungnya menusuk di lengan, kalau posisinya agak kesamping, tertusuk di dada, bagaimana jadinya?

Bukankah harus menghutang nyawa padanya?

Semakin berpikir, dia semakin takut.

Lagipula, begitu terpikir Raven terluka karena dia, perasaan hatinya tak terkatakan.

“Untungnya, lukanya tidak terlalu parah, sebenarnya apa yang telah terjadi? Mengapa tiba-tiba terluka?”

Di saat berbicara, tidak tahu Kane bagaimana melakukannya, dia sudah menghentikan darahnya, merobek kemeja Raven Dan membungkus lukanya.

Barulah dia menghela nafas.

“Kedua anak tidak pengertian, kamu anggap saja tidak melihat apa-apa.”

Hutu mendengar Raven menjelaskan seperti ini pada Kane .

Pandangan Kane menyapu diantara dia dan Gwen, wajahnya menjadi suram, menjawab “ya” dan terus berkata.

“Nanti harus pergi ke rumah sakit, kalau infeksi akan menjadi repot.”

Raven mengangguk.

Diaberbalik melihat ke sekeliling, lalu menatap Hutu, “Kamu pergi ke kamarku, mengambilkan kemeja putih.”

Hutu tertegun dan menatapnya, terlihat otot perut yang jelas dan juga otot di lengannya.

Wajahnya memerah, dan segera mengangguk, “Oke.”

Dia bangkit dan berjalan ke luar, tapi lengannya ditarik oleh Raven, kemudian Raven mengelap wajahnya, “Ada darah.”

Selesai berkata, dia melepaskannya, “Keluar jangan salah ngomong, hari ini mendatangkan banyak tamu, kalau terdengar orang lain akan menyebabkan masalah.”

Hutu mengerti tentang ini, keluarga Ningga tidak seperti keluarga biasa, jika diketahui terjadi penusukan di pesta seperti ini, tidak peduli apakah itu kesalahpahaman ataupun kecurigaan, besok pasti akan menjadi berita utama, dan menimbulkan berbagai pendapat yang berbeda.

Untungnya ketika dia keluar, naik ke atas, mengambil baju dan turun, lumayan lancar dan tidak menemukan siapapun.

Ketika dia kembali, Gwen sudah pergi, tubuh Raven tertutup sehelai jaket bermotif bunga, Kane Vulton berdiri di sampingnya, mereka berdua sepertinya sedang membicarakan sesuatu, melihatnya datang, mereka segera berhenti.

“Paman muda, ini untukmu.” Dia menyerahkan pakaian di tangan Raven, berbalik dan pergi.

Tidak mungkin berada di sini menganggu orang, kan?

Raven melirik Hutu dan tidak menghentikannya.

Namun tanpa terduga, begitu keluar dia bertemu dengan Agus.

Dia melihat ke belakang, “Kamu..... mengapa kamu di sini?”

Kedua tangan Agus berpelukan di depan dada, bersandar di dinding, dan menatapnya dengan tatapan penuh makna, “Apakah tadi kamu mengambil kemeja pria dan masuk ke dalam?”

Wajah Hutu menjadi tegang, dia menatap Agus dan bertanya, “Apakah kamu melihatnya?”

Agus menarik nafas, dan berdiri, berjalan ke depannya, dan menunjuk ke pintu di belakangnya, “Siapa pria di dalam? Apa yang kalian lakukan di dalam?”

Nadanya penuh kecemburuan, membuat Hutu tidak tahu harus menangis atau tertawa, dia mengangkat kepala menatapnya, “Kamu terlalu banyak menulis novel, ya? Imajinasimu terlalu tinggi.”

Dia berkata dan ingin pergi.

Agus malah menariknya dan tidak mengizinkannya pergi, “Kamu berani berkata, baju tadi yang kamu ambil bukan kemeja pria?”

Hutu menggerakkan bibirnya, memutar kepala menatap Agus, dia terpikir Nini pernah memberitahunya, bahwa kakaknya adalah seorang pria tampan yang dingin.

Dia sekarang ingin tertawa, dingin? Dia hanyalah pura-pura bersikap dingin.

“Hey, ayo pergi, kamu......”

Sebelum selesai berkata, pintu terbuka dari dalam.

Raven berpakaian rapi, dan keluar dari dalam bersama Kane Vulton.

Hutu secara alami menatap ke lengan kirinya, dan tidak terlihat ada sesuatu yang aneh, barulah dia merasa lega.

Hatinya berulang kali berbisik, terima kasih dan maaf.

Melihat mereka keluar bersama, wajah Agus barulah perlahan-lahan kembali lembut, maju ke depan dan menarik lengannya, “Ternyata itu adalah Paman muda dan pacarnya, mereka di dalam, apakah.......”

“Agus, jangan sembarang berkata.” Tidak menunggu Agus selesai berkata, dia langsung berteriak menghentikannya.

Tetapi selesai berkata, dia langsung merasa reaksinya terlalu besar, dia merasa sedikit bersalah.

Novel Terkait

Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu