Cantik Terlihat Jelek - Bab 227 Kamu... Mengapa Kamu Bisa Datang?

Mikasa mengangkat kepalanya dan melihat ke ayahnya, karena marah, bibirnya pun mulai bergetar, "Ayah, kamu bilang Levi telah mengambil uang itu? Uang yang begitu banyak, dia mengambil semuanya?"

Ayah Mikasa tidak berkata, kedua tangannya memegang selimutnya, "Mikasa, Levi adalah anak kandungku, kami sudah pergi memeriksa DNA"

"Memeriksa DNA? Karena dia adalah anak kandungmu, kamu mau memberikan semua uang kepadanya?" Mikasa berteriak dengan suara kecil, dia mengangkat kepalanya tetapi air matanya tidak bisa bertahan dan mengalir.

"Kalau begitu aku itu apa? Dalam waktu sebanyak tahun ini, semua usahaku termasuk apa? Levi dibawa pergi oleh ibu kemarin, mungkin orang lain tidak tahu demi membayar hutang mereka, aku bagaimana menjalani hidupku dalam waktu sebanyak tahun ini, tetapi ayah, orang lain tidak tahu, apakah ayah juga tidak lihat? Mereka tidak muncul dalam waktu begitu banyak tahun, sekarang tahu rumah mau di bongkar, mereka baru pulang mencari kamu, boleh, dia adalah anak kandungmu kan? Kalau begitu kamu menyuruh dia datang menjaga kamu saja!" Mikasa berteriak dengan sakit hati dan berputar balik badannya keluar dari ruangan.

Karena merisaukan kondisi ayah Mikasa, Suya memutuskan untuk tetap berada di sana setelah berpikir beberapa saat.

"Paman, apakah kamu tahu kamu benar-benar sangat tidak adil terhadap Mikasa? Demi kamu, Mikasa melepaskan pekerjaan yang dia begitu suka, dia melepaskan masa depan yang begitu baik, mengapa kamu masih bisa begitu terhadapnya?" Sebagai teman Mikasa yang telah bersama dengannya begitu banyak tahun, Suya tahu bagaimana Mikasa menjalani hidupnya beberapa tahun ini.

Ayah Mikasa meletakkan kepalanya di atas tempat tidur dan terus menangis dengan sakit hati, setelah sangat lama dia baru berkata

"Tetapi aku tidak bisa tidak peduli dengan Levi ketika dia dikejar oleh orang lain!"

Suya menghirup sebuah nafas, "Walaupun begitu, kamu juga tidak boleh melakukan hal itu tanpa memberi tahu Mikasa"

Mikasa tidak keluar dari rumah sakit, dia hanya duduk di kursi panjang rumah sakit dan menangis dengan suara besar sambil memeluk tiang, sampai orang yang berjalan melewati dia saja terus melihat kepadanya, tetapi dia sudah tidak bisa peduli begitu banyak.

Dia tidak pernah tahu ternyata ayah yang begitu baik terhadapnya adalah ayah yang begitu tidak adil, bahkan di dalam hati ayahnya bisa jadi tidak memiliki posisi untuk Mikasa.

Pikir sampai sini, Mikasa merasa semakin sedih.

Mikasa terus duduk di luar sampai langit sudah hampir gelap, sampai air matanya sudah kering.

"Mikasa" Mendengar suara yang memanggilnya, Mikasa mengangkat kepalanya dan melihat Gary sandar di sisi mobil, jaket abu-abu dan tubuhnya yang tinggi membuat dia terlihat semakin mempesona di bawah langit hitam, sampai orang-orang yang berjalan melewati dia saja berhenti untuk menatap kepadanya.

Mikasa melihat sampai salah fokus, dia mengira dirinya mulai mengkhayal, kemudian dia menggosok matanya, berdiri secara perlahan dan berjalan ke arah Gary, selanjutnya dia berkata dengan suara lembut sambil menundukkan kepalanya: "Direktur.. Direktur Gary, mengapa anda bisa di sini?"

Gary menyipitkan matanya dan berkata, "angkat kepalamu"

Mikasa menggelengkan kepalanya, dia sudah cukup jelek, setelah menangis begitu lama, Mikasa saja tidak berani membayangkan seberapa jelek penampilannya sekarang, bagaimana dia bisa membiarkan Gary melihat penampilan dirinya yang begitu jelek?

"Beri tahu aku, apa yang terjadi? Sampai bisa membuat kamu menangis begitu lama?"

Gary melihat senyuman cantik itu lagi, Gary tidak suka Mikasa nangis, dia lebih tidak suka ekspresi Mikasa yang pasrah itu, Gary merasa frustrasi tanpa alasan ketika dia melihat ekspresi Mikasa seperti itu.

Mikasa mengerutkan alisnya dan bertanya secara refleks : "Bagaimana.... Bagaimana kamu bisa tahu?"

"Kamu jawab aku dulu, apa yang terjadi?"

Mikasa menggelengkan kepalanya, masalah jelek keluarga tidak boleh disebar keluar, seberapa tidak adil ayah terhadap dia, dia tetap tidak ingin mengeluh di depan orang lain, apalagi di depan Gary.

"Terima kasih atas perhatian Direktur Gary, kalau tidak ada masalah, saya masuk dulu" Mikasa takut dia akan menangis lagi kalau terus berada di sana, mungkin karena dia merasa terlalu sedih, dia menjadi ingin mengeluh ketika dia bertemu dengan orang.

Lengan Mikasa merasakan kehangatan, dia ditahan, "Kamu memiliki peran sangat penting untuk proyek daerah Wol, jadi, aku tidak mengizinkan pekerjaanmu terganggu karena masalah pribadi, jadi? Tentu saja aku memiliki hak untuk tahu kamu memiliki masalah apa sekarang"

Langkah kaki Mikasa berhenti, kehangatan yang dia di rasakan di dalam hatinya langsung hancur semua pada saat itu, "Direktur Gary tenang saja, saya bisa membedakan masalah kerja dan pribadi, saya akan menyelasaikan masalah pribadi saya secepatnya"

Nada suara Mikasa sangat tidak senang, setelah berkata, dia langsung berjalan ke arah ruang pasien tanpa memberi Gary kesempatan untuk bereaksi, tetapi pada saat dia berputar balik badannya, air matanya kembali mengalir seperti hujan.

Melihat bayangan belakang Mikasa yang sedih, Gary tidak bisa menahan dan memukul ke tiang yang berada di sampingnya, Gary bersumpah, dia hanya mau memberikan Mikasa sedikit perhatian!

Pantas Dono berkata Gary tidak pintar dalam masalah cinta.

Gary ingin mengejar Mikasa, tetapi dia takut Mikasa salah paham, setelah berpikir beberapa saat, Gary memutuskan untuk ikut di belakang Mikasa dari jarak jauh, Gary melihat Mikasa naik ke lantai atas dan maduk ke satu ruangan, Gary melihat ke dalam ruangan kemudian melihat ke kertas nama dokter yang bertanggung jawab yang ditempel di luar ruangan, kemudian Gary pergi ke bagian perawat.

"Tolong carikan....." Gary memberi tahu perawat nama dokter.

Setelah sampai di kantor dokter, dokter itu langsung berdiri karena melihat aura Gary yang berbeda dengan orang lain,"Tuan, apakah ada masalah?"

"Aku ingin tahu pasien yang di tempat tidur nomor 32 itu menderita penyakit apa?"

Setelah sepuluh menit....

"Kamu bilang dia tidak bisa hidup lama?"

Ekspresi dokter sangat berat, "Berdasarkan pengalamanku begitu banyak tahun, kondisi pasien seperti ini bisa hidup berapa lama tergantung pada dirinya"

Gary mengangguk, pada saar dia mau berputar balik badannya, dokter itu memanggilnya, "Apakah anda adalah keluarga pasien?"

Gary melihat ke dokter tanpa mengangguk dan tanpa menggelengkan kepala juga, dokter mengambil selembar kertas biaya dari meja, "Tolong berikan kertas biaya ini kepada dia"

Setelah Mikasa kembali ke dalam ruangan, ayahnya tidak berani bertatap mata dengannya.

"Mikasa, apakah kamu baik-baik saja? Aku tidak lihat kamu waktu aku turun ke bawah mencari kamu tadi, kamu kemana?"

Mikasa menepuk tangan Suya, "Suya, kalau kamu ada urusan, kamu pulang dulu saja, hari ini sudah menganggu waktumu sangat lama" kondisi Mikasa sekarang sangat buruk, tetapi dia tahu Suya sendiri juga memiliki urusan.

Pada saat itu, ayah Mikasa mengambil ponsel yang berada di atas tempat tidurnya dan menelepon ke Levi di depan Mikasa.

Setelah sangat lama, telepon baru terhubung, "Halo, ada masalah apa?" Di dalam telepon terdengar masalah mahjong, Mikasa mengigit bibirnya dan merebut ponsel ayahnya, "Levi, kamu sekarang segera datang ke rumah sakit, ayah masuk rumah sakit"

Orang itu sepertinya langsung berdiri dan suara mahjong langsung menjadi lebih ringan, "Dia kenapa?"

"Levi, dia siapa?"

Levi melihat ke ponselnya, "Mikasa, apakah kamu boleh jangan menunjukkan gayamu yang seperti orang tua? Kamu bahkan lebih tua dari aku tidak sampai dua tahun"

"Aku tanya kamu, dia siapa" Mikasa mengulangi pertanyaannya.

"Kamu bilang saja, kamu mau apa?" Levi sudah tidak sabar.

"Apakah kamu mengambil uang denda rombak ayah untuk menbayar hutangmu? Levi, apakah kamu tahu, karena ayah memberikan semua uang kepada kamu, dia sendiri sampai berhenti pengobatannya, karena kamu sekarang dia sampai masuk rumah sakit, apakah kamu masih manusia?" Berkata sampai sini, Mikasa sudah hampir berteriak.

Novel Terkait

Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu