Cantik Terlihat Jelek - Bab 267 Sudah Bersama

Berpikir tentang ini, Mikasa tidak berdaya untuk memberitahu bahwa lumpuhnya Gisel adalah palsu.

“Ya, seperti yang kukatakan sebelumnya, apakah wanita itu seratu kali lebih baik daripada kamu? Kamu masih begitu bodohnya,” Dia mendekat ke Mikasa dan berkata “Kukasih tahu, Malam ini, aku tidur di rumahmu. Kamu dan Gary gimana tadi itu.”

Mikasa tersipu-sipu “Apanya yang bagaimana?”

Suya meliriknya tajam “Dengarkan aku, apa yang kamu pikirkan, Berapa umur suamimu, atau, kamu tidak takut ada pelakor…Huh..Aku tidak akan banyak bicara lagi, malam ini, aku bantu kamu”

Setelah itu Suya keluar dari kamar.

Mikasa melihat punggung Suya pergi dan menarik rambutnya sendiri. Tiba-tiba dia menyesal memberi tahunya terlalu banyak.

MIkasa berasa bersalah. Saat dia keluar, Suya sudah tidak ada. Dia bertanya pada Gary yang sedang menonton TV di sofa “Suya kemana?”

“Aku tidak tahu. Tidak bilang.”

“Ini hampir makan malam, Dia mau pergi kemana ya?”

Suya kembali setelah 20 menit. Saat dia kembali, dia tidak berkata apapun. Dia menyapa Mikasa dan mereka makan malam bersama.

Setelah makan malam, Mikasa pergi ke kamar.

“Suya, kamu sedang apa?”

Suya menaruh plastik hitam ke tangan Mikasa dan berkata “Masuk kamar mandi, Coba ini.”

Mikasa tidak paham dengan maksudnya, tetapi tetap mematuhinya, mengambil piyama dan pergi masuk kamar mandi.

Tetapi Suya mengambil piyamanya. “Kamu coba pakaian itu dulu.”

Mikasa pertama mandi dulu, kemudian mengambil keluar pakaian itu, tetapi saat dia melihat pakaian kurang bahan, dia memegangi kepalanya dan berteriak, “ Suya, apa yang kamu lakukan?”

Suya bersandar di pintu. “Kamu boleh memilih untuk telanjang, lebih baik.”

Mikasa sangat mendidih. “Ambil piyamaku kemari.”

“Kamu tidak mau lanjut melakukan dengan Gary?”

“Pakaian begini, Suya, bukannya jelek sekali?”

“Kamu tidak mau pakai ya? Kalau kamu tidak mau pakai, aku akan keluar dan bilang ke suamimu langsung, dan Tanya dia kenapa menganggurkan Mikasa.” Sambil berkata, sambil melakukan gerakan membuka pintu.

“Ok, Aku pakai, sudah puas kan? Aku tidak paham, kenapa kamu benar-benar peduli hal ini? “ Mikasa mengomel lama sebelum memasangkan pakaian itu ke badannya. Suya sangat memahaminya, ukuran pakaiannya sangat cocok.

Tetapi setelah memasukan kepalanya, dia benar-benar tidak mau untuk berjalan keluar.

Berpikir tentang itu, melepas bajunya lagi, memakai handuk kamar mandi di rak, membungkus tubuhnya, membuka pintu dan berjalan keluar.

Tetapi saat dia melihat Gary di dalam kamarnya sedang melepas baju, dia aga melihat kebawah dan cukup terpesona.

Dia ingin menjelaskannya, pada akhirnya juga tidak berkata apa-apa, mengambil piyamanya dan pergi ke kamar mandi.

Saat dia keluar kembali, Gary sudah tidak ada di kamar. Mikasa bingung, dia menarik pintu dan keluar.

“Gary, Mikasa mengatakan padaku dia ingin punya anak denganmu.”

“Suara Suya terdengar Mikasa”

Dia bersandar di tembok, menempelkan telinganya, menggertakan jarinya, tidak tahu harus menangis atau tertawa. Mak Comblang ini benar-benar melakukannya dengan mulus !

Dan kapan dia memberitahu Suya ingin punya anak?

“Aku belum memikirkan itu.” Suara Gary

“Aku tahu kamu belum memikirkannya, tapi, punya anak, memangnya sendirian bisa?”

Mikasa ingin menangis, mengeluarkan suara “Huh” dan sedikit tersenyum.

Dan kemudian terdengar pintu ‘klek’ ditutup pelan.

Suya berkedip melirik Gary. “ Kamu tahu maksudku?”

Muncul senyuman di wajah Gary, melihat Suya. “Ini maksudmu atau maksudnya Mikasa?”

“Tentu saja maksudnya dia. Dia mengeluh denganku berkali-kali. Bilang menggodamu juga tidak ada gunanya, Dia takutnya kamu memang impoten.” Suya selesai berkata dan batuk pelan. “Dia juga bilang, kalau kamu tidak bisa, mau membawamu pergi ke dokter.”

Dia melihat Gary berwajah cukup dingin, menghela nafas, lalu kembali ke kamarnya.

Beberapa jam kemudian, ada seseorang yang mendorong tubuh pria itu, wajahnya memerah, dan mengatakan “Gary, kamu jangan sentuh aku lagi…”

Mikasa tidak pernah berpikir, pertama kalinya dengan Gary akan datang begitu tiba-tiba, dan…sangat harmonis…Perasaan sakit akibat di atas ranjang yang dikatakan Suya beberapa waktu lalu, Dia merasa tidak cukup menyeramkan . Mungkin karena dia sudah banyak berlatih Taekwondo dari kecil dengan keras, singkatnya, dia merasa jauh lebih baik dari yang dibayangkan.

“Aku takut kamu membawaku ke dokter.” Pria berkata dengan lembut.

“Bawa….Bawa ke dokter” Mikasa bingung, tidak paham.

“Bukannya kamu mau bawa aku ke dokter?”

Mikasa “Ee”, berkata, “Aku salah”

“Ok, bagaimana, puas?”

“Ok…tidur.” Mikasa merasa malu membahas masalah ini.

Pria menarik dia dari belakang dan memeluknya di dekapannya.

Kadangkala kebahagiaan datang sangat tiba-tiba dan selalu membuat orang berpikir hal itu tidaklah nyata. Mala mini, Mikasa sangat lelah. Meskipun begitu, dia tidak bisa tidur sepanjang malam. Setelah Gary tertidur, dia berbalik badan, melihat Gary, menatap wajahnya sampai fajar, dia tidak bisa berkedip sampai akhirnya menutup mata dan tertidur.

Saat terbangun, dia membuka matanya menatap sepasang mata yang bersinar.

Mikasa menarik selimutnya sampai ke bawah leher.

“Apa yang kamu pikirkan? Sudah jadi ibu masih kekanakan begini.”

Suya mengacuhkannya. Dia hanya menarik ujung selimutnya dan melihat kedalam selimut. “Sial, perangnya cukup ganas?”

“Suya, kamu perhatikan ajaran pra kehamilan”

“Apaan, Cuma makan daging, perlu ajaran pra kehamilan apa?”

Berkata, berdiri, tangan memegang kedua telapaknya, tersenyum ke Mikasa, “Apa yang kamu rasakan?”

Mikasa terlalu malas meladeninya. “kamu keluar, aku mau pakai pakaian”

“hey, kamu tidak asik, bagi cerita.” Sambil berkata, sambil menarik selimut Mikasa.

Mikasa mengambil baju tidurnya, mencoba memakainya beberapa kali, membuka selimut, bangun dan pergi ke kamar mandi.

Mata Suya jatuh keatas selimut, warna merah cerah cukup banyak, sudut mulutnya sedikit terangkat.

Dia sangat bahagia untuk Mikasa. Dari hari sejak mengenalnya, sampai sekarang, sudah banyak tahun, berapa banyak pengorbanan dia untuk Gary, dia melihatnya dengan mata sendiri.

Gary datang dan bermaksud meminta Mikasa untuk bangun dan makan. Melihat Suya, dia merasa malu. Dia menegtuk pintu kamar mandi. “Mikasa, setelah mandi, makan.”

Setelah berkata, berjalan ke samping tempat tidur untuk mengambil buku di atas lemari, pandangannya jatuh ke warna merah disana, berhenti, menarik selimut, menutupi bagian yang merah itu.

“Ayo makan.” Dia berkata ke Suya.

Suya mengangguk dan melihat ke punggung Gary, Dia menutup mulutnya dan tersenyum.

Saat Mikasa keluar, dia melihat Suya menatap Gary dan tersenyum, dia mendengus “Kamu lihat suamiku dan tersenyum jahat begitu. Apa maksudmu?”

Suya berjalan dan memegang tangannya. “Bagus, Mikasa ku akhirnya sudah jadi wanita seutuhnya.”

Mikasa mengangguk dan menjawab dengan lembut,”Ya, terimakasih, Kakak Suya, untuk bantuannya.”

Malam ini, untuk Suya dan Mikasa, ada kejadian yang spesial, satu menjadi mama, satu menjadi wanita seutuhnya.

Siangnya Mikasa menemani Suya ke rumah sakit untuk pemeriksaan.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu