Cantik Terlihat Jelek - Bab 760 Kenbo Membawa Gadis Kemari

Pintu terbuka, 5 orang masuk secara bersamaan, 2 pria, 3 wanita.

Della adalah salah satunya, memasuki pintu, melihat ke sisi tempat mereka duduk.

Ketika melihat Fisi, wajahnya terlihat menjadi muram.

“Wow, ternyata Kenbo membawa gadisnya kemari?”

Salah satu pria yang sedikit gemuk memandang Kenbo, lalu Fisi, dan berkata dengan terkejut:

“Kenal dari SMP sampai sekarang, banyak wanita cantik di sekelilingmu, tidak ada satu pun yang bisa menyentuhmu, kali ini… …, apa yang terjadi?”

Dia menggoda Kenbo dengan penuh semangat.

Della menendang pria itu, “Apa kamu sudah buta, apa dia itu wanita? Dia itu asistennya, tidak lihat-lihat orang, sembarangan berbicara saja.”

Setelah itu, berjalan kedepan Kenbo, langsung memeluknya, “Kak Kenbo, akhirnya aku bisa melihatmu.”

Grandy menepuk-nepuk pria gemuk itu, memberinya tatapan yang menghibur, menggeleng-gelengkan kepala.

Didalam ruangan, cahayanya redup, meminum anggur, dan memutar musik, membuat orang secara tidak sadar ingin memanjakan diri, malah menjadi sedikit terganggu.

Fisi juga bukan pertama kali melihat mulut beracun Della, kata-katanya, tidak dia masukkan dalam hati.

Hanya saja, melihatnya memeluk Kenbo, sedikit, menusuk mata.

“Adik kecil, maukah menemani kami minum diluar?”

Tiba-tiba, dua wanita yang ada ditengah membawa gelas anggur dan keluar.

Fisi menaikkan kepala, menatap kedua orang itu, beberapa orang ini, walaupun dia tidak kenal, tetapi dia tahu mereka adalah teman sekelas Kenbo, hanya saja, memanggilnya adik kecil? Ia sedikit tercengang.

Kedua orang itu menatapnya, meskipun mereka tersenyum, tetapi, mata mereka tajam dan sombong.

Kata-katanya mengundangnya, tetapi itu jelas adalah sebuah perintah.

Ia melihat kembali ke posisi duduk Kenbo, Della yang telah didorong Kenbo untuk menjauh, sudah duduk disampingnya, tidak tahu apa yang dia katakan, menangis tanpa suara.

Kenbo melipat tangannya, mengerutkan kening, jelas sedang mendengarkan.

Dia tahu apa arti Keluarga Rimpon bagi Kenbo, dia juga tahu bahwa keduanya memiliki hubungan khusus, dia berdiri, “Baik.” Mengangguk kepada mereka.

“Mereka memperkirakan butuh waktu untuk membicarakan banyak hal, adik kecil, ayo bermain sebentar dengan kami!” wanita berambut panjang berbicara sambil mengambil dadu.

“Ha? Ooo, baik… …” Fisi benar-benar ingin menjelaskan, dia tidak kecil, dia seumuran dengan mereka, tetapi sudah membuka mulut juga merasa tidak perlu menjelaskan itu.

Walaupun sudah ke bar beberapa kali dengan Kenbo, mengenai hal ini, Fisi tidak pernah berani menyentuhnya, tetapi, dia tidak asing, karena Mimi pernah mengajarkannya bermain beberapa kali.

Dua wanita, bertatap mata, mengocok dadu dengan tangan yang terampil.

“Yang kalah minum anggur.”

“Baik!”

Di aula bar, suara musiknya sangat keras, jadi, seluruh prosesnya hanya mengandalkan gerakan tangan, ketika Fisi memikirkan Della yang masuk kedalam pelukan Kenbo, dia menjadi sangat mudah tersinggung.

Melihat kedua wanita didepannya lagi, mereka tampak seperti akan membunuhnya.

Tiba-tiba, semangat juangnya meningkat secara tiba-tiba.

Disaat Kenbo keluar, mereka berdua sudah mabuk.

Mereka menatap Fisi dengan tatapan marah.

Dari awal sampai akhir, Fisi hanya meminum 2 gelas, wajahnya memerah, tetapi gerakannya masih bersih dan rapi, melihat tatapan dua wanita yang mendominasi itu.

“Kamu kalah, minum lagi… …” jarinya menunjuk wanita berambut panjang, mengangkat kepalanya sedikit dan tersenyum puas.

“Asistenmu, benar-benar mengerti semua ya!” cibir Della.

Kenbo memasukkan kedua tangannya ke saku, melihat Fisi, dia juga sangat terkejut!

“Kak Kenbo, malam ini aku tidak bisa ikut pulang ke tempatmu kah?”

Bar nya sangat berisik, Della melangkah dan bertanya di sebelah telinga Kenbo.

Sedangkan Fisi merasa ada orang dibelakangnya, berbalik dan melihat pemandangan itu.

Dia menatap dan terdiam, bahkan tidak bisa menghindarinya.

Sampai matanya bertemu dengan Kenbo, dia baru menjauh dengan panik, menundukkan kepala, menutup mulut, suasana hatinya menjadi lebih buruk.

“Menurutmu?”

Sambil berkata, kaki panjangnya berjalan kearah keluar, memberi Fisi kode, tatapan yang dia tahu artinya.

Fisi mengangguk pada Della, lalu berlari kecil mengejar keluar.

“Della, bagaimana, berhasil kah?”

Della mengambil botol bir diatas meja bar dan meminum setengahnya dalam satu tarikan nafas.

Dia menatap kedua wanita dihadapannya, dengan ekspresi arogan, “Dia jelas membantuku!”

Wanita berambut panjang mengangguk, menghembuskan nafas, “Kalau begitu bagus, tapi, asisten itu, bukannya sudah pergi? Kenapa kembali lagi… …”

Sebelum dia selesai bicara, wanita di sebelahnya menarik-narik lengan bajunya.

Kedua nya memandang Della, sisa setengah botol bir tadi, pada saat ini sudah dihabiskan olehnya.

Della menatap kearah pintu, tatapannya menjadi suram, dia… … sepertinya sedikit “membenci” perempuan itu.

Saat itu berpikir, mereka semua adalah artis, akan memiliki topik pembicaraan yang sama, tetapi tidak diduga, karena identitas sensitif mereka, bahkan untuk berbicara saja harus bersembunyi.

Masih lebih baik menjadi pengasuh itu.

Keluar pintu, masuk mobil, sampai kembali ke hotel.

Kenbo tidak berbicara sama sekali.

Fisi mengerti sifatnya, ketika dia memiliki masalah, dia paling benci orang-orang yang ribut didekatnya.

Jadi, dia juga menjadi terdiam sepanjang jalan.

“Baju, besok aku urus, kamu pergilah tidur lebih awal, selamat malam!”

Sampai didepan pintu kamarnya, dia berkata.

Walaupun tidak tahu dia dan Della membicarakan apa.

Tetapi, tidak diragukan, perkataan dan perbuatan mereka, membuatnya terpukul.

Benar, bagaimana bisa dia mengabaikan keberadaan Della?

Bahkan jika dia tahu Kenbo tidak menyukai Della, tetapi seperti yang dikatakan Deco, dia berhutang budi pada Keluarga Rimpon .

Kalau begitu dia juga tidak bisa menolak Della.

Memikirkannya sampai sini, membuatnya merasa ada yang tersangkut di tenggorokannya.

Kenbo melihatnya sekilas, membuka pintu kamar, disaat dia berjalan melewati, dia mengulurkan lengannya yang panjang, menariknya masuk kedalam.

Pintu dibelakangnya ditutup.

Dia dipeluk oleh Kenbo.

“Kak Kenbo… …”

Kenbo tidak berbicara, mendorongnya menjauh, melihat wajahnya yang kebingungan, dia membungkuk dan mencium bibirnya, lalu menyandarkan kepala dipundaknya.

Setelah merenung sejenak, sebuah suara yang dalam terdengar di telinga: “Aku dan Della… …”

Tubuh Fisi menjadi tegang, dia menegakkan tubuh, dan menatap Kenbo, “Tidak apa-apa, kamu bisa mengabaikanku, aku tidak apa-apa.”

Dia dengan cepat memotong kata-kata Kenbo.

Dia menarik nafas dan melanjutkan: “Aku mengenal diriku, sebenarnya, kamu seperti ini, aku sudah sangat puas, aku tidak serakah, tidak peduli kapan, kalau kamu memintaku mundur, aku bisa

Kata-kata sisanya, terhalang oleh ciuman Kenbo.

Ciumannya semakin lama dan dalam, Fisi merasa jantungnya akan melompat keluar.

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu