Cantik Terlihat Jelek - Bab 566 Bisakah Kita?

"Tante Muda di mana?"

Pada saat ini, Raven keluar dari kamar tamu dan melihat Hutu masih melamun, Raven meraih tangannya dan berjalan ke ruang tamu, sambil berjalan sambil bertanya.

"Dia pergi belanja." Hutu fokus kembali dan menjawab.

Kemudian, terpikir sesuatu, Hutu berkata, "Paman Muda, aku ingin kembali ke sekolah sore ini."

Hutu harus menenangkan diri, dan terbiasa sendirian dulu, kalau dia terlalu merasakan kehangatan dalam hubungan ini, dia akan merasa enggan dan tidak rela.

Raven mendongak dan menatap mata Hutu, Ketika dia menyentuh mata merah dan bengkaknya Hutu, ada sentuhan sakit hati yang terlihat di matanya Raven. Dia tiba-tiba membungkuk sedikit dan mengecup bibirnya.

Melihat penampilan Hutu yang tegang, Raven mengangkat tangannya dan membelai rambutnya, Poni yang menutupi luka terbuka.

Luka dengan tempelan plester tiba-tiba terlihat begitu saja.

Wajah Raven langsung berubah, mengerutkan kening. "Kenapa bisa sampai terluka?"

Jantung Hutu berdetak kencang. Dari malam itu, setelah hubungan mereka diresmikan, itu inisiatif pertama Raven untuk menciumnya.

Ketegangan selama dua hari ini langsung mencair oleh ciuman ini, tetapi hatinya semakin terasa menyakitkan……..tidak rela!

Sampai Hutu merasakan jari-jarinya Raven yang hangat mengusap lukanya.

Hutu baru bisa sadar kembali, menjawab sambil menunduk,"Aku tidak hati-hati waktu berjalan, tanpa sengaja menabrak pintu, tidak apa-apa kok."

Tatapan mata Raven langsung terlihat agak suram sedikit, alis terangkat sedikit, "Lain kali hati-hati ya."

Hutu mengangguk dan kemudian mengulangi lagi, "Paman Muda, Aku ingin kembali ke sekolah sore ini."

Raven bangkit, lalu pergi untuk menuangkan segelas air untuk Hutu, juga menuangkan segelas untuk dirinya sendiri, menghirup seteguk, bertanya: "Kamu ingin bersembunyi, menangis sendirian?"

Hutu sempat terkejut, kemudian menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku sudah ketinggalan banyak pelajaran, aku tidak bisa lagi minta ijin, nilai aku memang sudah tidak begitu bagus."

Dia berusaha keras untuk mencari alasan.

Raven menatap Hutu dan dengan lembut dan memegang bahunya. "Kamu belum bisa ke sekolah, Kamu besok harus ikut aku ke rumah sakit, Kakak ipar kedua sedang dirawat di rumah sakit, Kali ini agak serius."

Hutu berkedip dan bertanya, "maksudmu, penyakit mental ibuku kambuh lagi?"

Hutu memang pernah menemani ibunya untuk menjalani pemeriksaan fisik, waktu itu semuanya masih baik-baik saja.

Kalau Raven bilang sangat serius, Itu mungkin masalah mental dan psikologis.

Raven mengangguk.

Pada akhirnya, karena Hutu sangat khawatir. Malam itu, dia kembali ke Kota Ciput.

Hutu tiba di bangsal rumah sakit tempat ibunya dirawat.

Ayahnya pergi mengurus dokumen administrasi, hanya ada Shang yang menjaga disana.

Ketika Ibu Ningga melihat Hutu, lalu tarik dia dan memanggil nama ibu kandungnya Hutu, lalu tarik Shang dan memanggil nama paman mudanya.

Hutu memeluk ibu Ningga, dan air matanya langsung mengalir tak terkendali.

"Bu, salahkan aku! Ini semua salahku!"

Raven datang bersama Hutu, tapi kebetulan ada guru Raven yang sedang di rumah sakit ini juga, Setelah melihat ibu Ningga, dia pergi ke sana dan meminta Hutu untuk menunggunya.

Terdengar suara mencicit, Pintu terbuka, Shang dan Sako berjalan masuk.

Ketika Hutu melihat, perasaanya sangat kacau, Dia ingin membuka mulut, ingin menyapa ayah, setelah dipikir-pikir akhirnya tidak jadi, lalu berdiri di samping ibu Ningga, berdiri diam, menundukkan kepalanya dan memutar jari-jarinya.

"Dokter mengatakan bahwa kondisinya ibu Ningga sekarang sangat riskan, tidak boleh ada sesuatu yang bisa memprovokasi pikirannya. Kamu pergi saja, Jika tidak ada yang penting, jangan muncul di depan kami lagi. Aku akan kirim sejumlah uang ke rekening kamu, cukup dipakai sampai kamu lulus sekolah, kami sudah memenuhi kewajiban kami. "

Sako membuka mulutnya dan kata-kata yang dia keluarkan dari mulutnya, membuat Hutu serasa dilemparkan langsung ke neraka.

Hutu tidak bisa membendung air matanya lagi.

Hutu mendongak, melihat Sako dan ingin membuka mulutnya untuk memohon padanya agar tidak mengusirnya, tetapi ketika melihat mata dinginnya, dia menelan kembali kata-kata yang hendak keluar dari mulutnya.

Hutu terisak, tidak bisa berkata apa-apa, berlutut di depan Sako.

"Ayah, Anda dan ibu, Jaga diri."

Banyak sekali yang ingin Hutu katakan saat ini, tapi yang bisa dia katakan, hanya kalimat singkat ini saja.

Hutu tidak ingin simpati mereka, dia tidak ingin memainkan trik perasaan dengan mereka, Hutu tahu, dia tidak memenuhi syarat untuk itu.

Mereka mungkin akan lebih merasa nyaman jika mereka sudah memutuskan hubungan keluarga dengannya.

Shang maju dan membantu Hutu berdiri, Dia tersenyum kaku pada Hutu.

"Kakak, tolong jaga ayah dan ibu ya.” Hutu hanya bisa berpesan begitu.

Ketika Raven sudah beres, dia datang ke bangsal, kebetulan ketemu Shang yang baru saja kembali dari luar, Shang menenteng banyak makanan di tangannya.

"Paman Muda, mengapa kamu kesini lagi?"

Di pintu bangsal, Shang bertanya pada Raven.

Raven mengerutkan keningnya, mendorong pintu bangsal, Hanya ada Sako, Ibu Ningga dan seorang perawat di dalam bangsal.

"Hutu dimana?"

Shang meletakkan makanan di tangannya di atas meja yang berada di samping tempat tidur dan berbalik untuk melihat ke arah Raven. "Hutu tadi bilang, kamu menunggu dia di lantai bawah?"

Wajah Raven langsung berubah, berbalik dan berlari keluar.

Sambil berlari, Raven sambil menelepon Hutu, ketika telepon tersambung, dia merasa lega.

Hutu duduk di kereta terakhir kembali ke kota A, memandang ke luar jendela, di pemandangan malam yang berlalu dengan sangat cepat, air matanya juga

jatuh dengan cepat.

Hatinya sedih, tak berdaya, sakit, menekannya sampai susah bernapas, Hutu harus menghirup udara dengan mulutnya, biar tidak mati lemas.

Setelah malam ini, dia akan hidup sendirian.

Tidak ada keluarga, tidak ada pasangan.

Ponsel berdering terus menerus, Hutu melihat nama Raven, malah menangis lebih sedih.

Tetapi, pada akhirnya, Hutu tetap tidak menerima teleponnya.

Ketika Hutu tiba di sekolah, hari sudah sangat malam, Dia memohon sangat lama kepada bibi yang menjaga asrama biar diizinkan untuk masuk.

Ketika mendorong pintu kamarnya, sangat sunyi, semuanya sudah tidur.

Hutu hanya menyisir dan mencuci seadanya, lalu pergi tidur.

Baru saja mau berbaring, ada suara ketukan di pintu.

"Siapa ini?" Hutu bertanya dengan suara pelan.

Pintu terbuka, dan bibi yang menjaga asrama memandangnya. "Nona Muda, ada yang mencari kamu dibawah."

Hutu bingung dan terkejut.

Karena takut membangunkan orang lain, Hutu langsung turun dari tempat tidur dan turun ke bawah bersama bibi penjaga asrama.

Ketika Hutu melihat sosok Raven, seluruh tubuhnya langsung menjadi kaku.

Tanpa sadar Hutu melangkah mundur.

Tapi begitu Hutu menggerakkan kakinya, Raven bergerak lebih cepat, melangkah maju, meraih lengannya, dan menarik Hutu keluar.

Menghadapi penjaga asrama yang kebingungan, Raven menunjuk Hutu, "Aku pacarnya."

Sampai Hutu masuk ke dalam mobil, Raven baru melepaskan genggaman

tangannya.

Tapi pada saat Raven masuk ke mobil, dia tidak berbicara, menyalakan mesin mobil, tetapi dia tidak menurunkan rem tangan. Tangannya di tempat setir,

beberapa saat kemudian, dia menoleh dan menatap Hutu.

"Coba kasih tahu, apa yang ingin kamu lakukan?"

Ekspresinya serius dan nada bicaranya rendah.

Hutu awalnya terkejut, karena tidak menyangka dia akan berhadapan dengan Raven begitu cepat. Hutu menggigit bibirnya, lalu melepaskannya. Kemudian, dia duduk tegak dan membuka mulutnya.

"Paman Muda, Bisakah kita putus saja?"

Raven sepertinya sudah bisa menebak hal seperti ini akan terjadi, Tidak terlihat ada rasa kaget di matanya, wajah sangat tenang walau terlihat sedikit cemberut. Namun, Raven terlihat tak berdaya, Dia menghela nafas dan mengangkat tangannya untuk membelai pipinya Hutu.

Baru saja Raven mau membuka mulutnya, ponselnya berdering. Dia melihatnya sejenak dan menerima telepon.

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu