Cantik Terlihat Jelek - Bab 60 Bunga Yang Berkembang

Bab 60 Bunga Yang Berkembang

Di jalan menuju ke Hotel, Devan mengirim beberapa pesan teks kepada Sherin menanyakan dimana keberadaannya.

'Aku akan pergi jalan jalan malam ini. Sepertinya aku akan pulang pada waktu tengah malam' Karena takut Devan tahu malam ini dia akan menemani Yuta menghadiri acara penghargaan, Sherin pun membalas pesannya.

Yuta mengantar Sherin sampai di depan hotel dan Sherin masuk ke dalam kamarnya sendiri. Kemudian Sherin keluar dari hotel dan pergi ke tempat yang tidak ada kamera. Sherin dijemput dengan sebuah mobil yang berbeda dan berangkat ke tempat tujuan. Sherin memakai topi, masker dan kacamata saat memasuki lokasi acara. Jadi tidak ada yang melihat penampilannya saat dia masuk ke dalam.

"Ini adalah gaun dan aksesoris" Yuta berkata kepada Sherin yang sedang menghapus riasannya di depan cermin. Sherin melirik ke Yuta ketika dia melihat Yuta yang tidak bermaksud untuk pergi setelah meletakkan barang barang di meja.

"Keluar sana. Apakah kamu mau melihat aku mengganti baju?" Setelah kembali ke penampilan sebenarnya, personalitas Sherin juga kembali ke personalitas dulu yang aktif dan terus terang. Sherin merasa lega.

"Kalau kamu ingin, aku bersedia membantu" Sherin melemparkan kotak kosong yang berada di belakangnya ke Yuta. Setelah menghembuskan sebuah nafas, Yuta keluar dari ruangan. Yuta terlihat gugup dan menyandarkan badannya di depan pintu.

Gaun yang di pilih Yuta adalah gaun berwarna hitam. Depan gaunnya agak pendek dan belakangnya agak panjang. Gaunnya terlihat sederhana tetapi unik. Selain itu Yuta juga memberikannya sebuah jas yang berwarna seperti champagne kuning. Jasnya memiliki kerah dan bahan yang digunakannya adalah bahan yang sangat bagus. Sherin hanya meletakkan jas itu di atas bahunya. Dia telihat sangat feminim dan sedikit sensual. Yuta benar benar mengenalnya dan benar benar sangat perhatian.

Sherin menata riasan di wajahnya yang sesuai dengan pakaiannya. Dalam waktu bertahun tahun, ini adalah pertama kali Sherin menata riasan yang membuat dirinya terlihat cantik.

Sherin melihat ke bayangan dirinya yang berada di dalam cermin. Wanita itu memiliki bentuk tubuh yang indah, kulit yang putih dan penampilan yang berkembang seperti air jernih. Gaun hitam yang dikenakannya juga menambahkan sedikit aura misteri kepadanya. Ini juga merupakan pertama kali Sherin berpakaian seperti itu sejak dia menjadi dewasa.

Sherin membuka pintu dan melihat Yuta yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu. Mendengar suara pintu terbuka, Yuta melihat ke belakang. Meskipun Yuta sudah tahu Clover itu memang sangat cantik, dia tetap merasa kaget melihat wanita di depannya. Pada saat SMA, Sherin memang sudah sangat cantik. Tetapi karena Sherin belum tumbuh dewasa pada saat itu, dia terlihat seperti sebuah bunga cantik yang belum berkembang. Sekarang, bunga itu sudah bertumbuh menjadi bunga yang semua orang tidak bisa menahan dan menatap kepadanya.

Sherin yang sudah lama tidak dilihat seperti itu merasa tidak nyaman dengan Yuta yang terus bertatap kepadanya. Dia berjalan ke sisi Yuta dan mendorongnya, "Air liurmu sudah mau mengalir keluar jika kamu terus melihat"

Sherin selalu percaya diri tentang kecantikannya.

"Clover, bagaimana kalau kamu tidak menghadiri acara malam ini saja?" Sherin melihat ke Yuta dengan wajah tidak mengerti. Bukankah tadi Yuta sampai memaksa Sherin untuk menemaninya? "Apa maksudmu?"

"Aku takut kalau kamu pergi, Artis artis di sana akan iri dengamu dan besok, rumah sakit operasi plastik akan ramai sampai meledak" Sherin hanya tertawa mendengar jawaban Yuta. Kemudian, Sherin mendorong Yuta dengan jarinya dan berkata, "Jadi kamu mau pergi atau tidak? Kalu tidak mau, aku benar benar sudah mau pulang"

Pada saat yang sama, di hotel yang sama tetapi kamar yang berbeda.

"Devan, petugas hotel berkata dia melihat nona Sherin keluar dari hotel sendirian" Devan berdiri dan menendang kursi yang berada di depannya ke samping. Dia sengaja membiarkan masalah kantornya dan datang ke daerah Pelangi yang begitu jauh dari daerah Ciput hanya untuk bertemu dengan Sherin. Tetapi sekarang Sherin malah membiarkannya sendiri dan pergi jalan jalan? Apakah jalan jalan lebih penting dari aku? Devan berpikir.

"Tadi penyelenggara acara menelpon lagi. Mereka berharap kamu bisa menghadiri acara malam ini sebagai tamu"

Devan melirik ke Dylan dan berkata, "Aku sudah berkata bahwa aku tidak akan pergi ke tempat membosankan seperti itu" Devan merasa emosi dan berjalan keluar.

"Devan, kamu mau kemana?"

"Disini terlalu membosankan. Aku mau jalan jalan sebentar di luar"

Acara malam ini diakan di aula hotel. Lokasi aula hotel dan kamar tamu terletak di dua posisi yang berbeda. Sherin memegang lengan Yuta dan bersiap untuk pergi ke aula hotel. Setelah keluar dari kamar tamu, mereka langsung bertemu dengan Devan dan Dylan yang sedang berjalan menuju arahnya dari jarak kurang dari 50 meter. Sherin mengeratkan pegangannya di lengan Yuta.

"Clover, apakah kamu tidak ingin bertemu dengan mereka?"

"Apakah kamu bodoh?" Setelah itu, Yuta langsung berputar balik badannya dan mencium ke bibir Sherin. Sherin merasa terkejut dan tangannya langsung ingin mendorong Yuta. Tetapi tangan yang sudah diangkatnya jatuh lagi ke bawah setelah Sherin mengingat sesuatu.

Devan sudah melihat Yuta dari jarak jauh dan tentu saja, dia juga melihat Clover yang berada di sampingnya. Tetapi, Devan sudah menjumpai terlalu banyak wanita cantik dalam beberapa tahun ini. Jadi dia hanya sekedar melirik ke Clover. Melihat kedua orang yang berciuman di depan umum, wajah Devan menjadi makin sulit dibaca. Karena itu, Devan pun melewati jalan lain dan keluar dari gerbang satu lagi.

Melihat Devan sudah pergi, Sherin merasa lega dan langsung mendorong Yuta, "Mengapa aku tidak pernah sadar bahwa kamu adalah orang seperti ini?"

Yuta menyentuh bibirnya sendiri yang masih memiliki kehangatan. Senyuman di wajahnya menjadi semakin lebar. Meskipun ciuman itu hanya merupakan sebuah ciuman ringan, tetapi ciuman ringan itu memperbaiki kekosongan hatinya dalam 6 tahun. Yuta bersumpah di dalam hatinya dia pasti akan mendapatkan hati wanita ini dengan segala cara.

"Clover, apakah kamu tidak merasakan detak jantungmu?" Yuta berjalan ke sisi Sherin dan bertanya. Sherin memberikannya sebuah pandangan menghina dan berkata, "Tentu saja aku merasakan detak jantungku"

Yuta tersenyum dengan gembira.

"Hanya orang mati yang tidak bisa merasakan detak jantungnya"

Pengikut di belakang mereka menutupi mulutnya dan tertawa dengan suara. Yuta memukul kepalanya dan berkata, "Siapa yang menyuruh kamu mendengarnya?"

Sherin tidak pernah menghadiri acara besar dan mewah. Acara terbesar yang dihadiri olehnya pertama kali adalah acara tunangan Devan. Pada saat itu, dia bahkan hanya berada di aula belakang saja. Jadi, melihat acara semewah ini di depannya, Sherin merasa kaget dan gugup.

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu