Cantik Terlihat Jelek - Bab 767 Kamu Hanya Main-Main?

Fisi memegang sabuk pengaman, menarik napas, "Itu ... aku hanya bercanda, hehe ..."

Dia lalu ,emalingkan kepalanya ke kanan, melihat pemandangan di luar jendela. Dia tidak bisa menyembunyikan perasaan kesepiannya.

Dia merasa bahwa dirinya terlalu rakus. Dia jelas sudah mengatakan bahwa dirinya tidak akan berharap memiliki masa depan bersama Kenbo, tetapi dia malah selalu tidak tahan untuk banyak berpikir.

"Tunggu waktunya tiba!"

Tunggu waktunya tiba?

Tunggu waktunya tiba...

Fisi sontak menoleh, menatap Kenbo. Dia meniliknya dengan kaget.

"Kata ... kamu ... ini, artinya ..." Dia bahkan tidak bisa mengucapkan kalimat lengkap.

"Sesuai yang kamu pahami."

Lampu merah menyala, cahaya lampu jalan masuk melalui kaca depan. Fisi bisa melihat ekspresi Kenbo dengan jelas. Mukanya diselubungi lapisan tipis senyuman, dia masih seagresif biasanya ketika berbicara.

Fisi merasa otaknya mengosong. Mulutnya terbuka lebar, tapi dia tidak tahu harus berkata apa. Semuanya terjadi terlalu mendadak.

Dia terlalu lama mengambil peran rendah hati dan patuh di depan Kenbo. Dia nyaris tidak bisa mengingat bagaimana cara Catlyn dan Carles bergaul?

Dia lupa bahwa Carles sangat memandang tinggi perasaan, bahwa Carles selalu menepati setiap janji.

Dari kecil hingga dewasa, satu-satunya hal yang tidak ditepati Carles adalah membiarkan dia menunggunya!

Selebihnya, Carles selalu menganggap serius dengan apa yang telah diungkapkan.

Oleh karena itu, Fisi seharusnya sudah tahu sejak awal bahwa ketika Kenbo berkata ingin berpacaran dengannya, itu tidak mungkin hanya sekadar untuk bersenang-senang saja.

Lihat, Kenbo bahkan berpikir untuk melahirkan anak bersamanya?

Ini seharusnya merupakan apa yang diharapkan Fisi di dalam hati.

Namun, saat ini hatinya malah penuh dengan ketakutan. Cinta ini terlalu berat, apa yang ditakutinya terlalu banyak.

Kalau tidak, pada usia 17 tahun, dia agaknya sudah memberitahu Kenbo bahwa dirinya adalah Catlyn.

Dia merasa dirinya benar-benar akan terbunuh oleh kontradiksinya sendiri. Di satu sisi membayangkan berbagai mimpi bersama Kenbo, di sisi lain mengkhawtirkan pengaruh dirinya terhadap Kenbo ...

Memimpikan Kenbo akan menyukai dirinya, membayangkan Kenbo akan menghabiskan sisa hidup ini dengan dirinya.

Tetapi ketika Kenbo menganggap serius hal ini, dia malah menjadi takut!

Dia ingin pacaran dengan Kenbo, ingin melahirkan anak bersamanya. Tetapi dia tidak ingin menghancurkan hidup Kenbo?

Tapi Kenbo menganggapnya serius!

Bagaimana?

Situasi seperti ini menandakan tidak ada lagi jalan mundur di antara mereka.

Dia telah melewati garis batas. Jika sesuatu terjadi lagi, itu berarti tidak akan ada lagi kesempatan mengembalikannya ke semula. Dia harus pergi.

“Apa maksud reaksimu ini?” Kenbo merasa bahwa perkataannya telah mengekspresikan tekadnya dengan jelas, tetapi reaksi Fisi tidak seperti yang dia harapkan.

Jangankan bahagia, bahkan ekspresi senang pun tidak ada.

Kenbo memutar setir, berhenti di pinggir jalan, meraih pergelangan tangan Fisi dan menariknya mendekat.

"Apakah kamu tidak menyukaiku?"

Fisi menggelengkan kepala, lalu mengangguk, “Suka!” Sudah bertahun-tahun!

"Kalau begitu, kamu tidak ingin punya anak bersamaku?"

Fisi mengangguk lagi, "Mau!"

"Lalu reaksimu ini?"

Fisi berkedip, menelan ludah, "Kenbo, aku adalah Fisi."

Fisi memandang Kenbo dan mengucapkan sekata demi sekata.

"Iya!"

"Lihat aku, aku tidak punya apa-apa. Aku tidak memiliki latar belakang keluarga yang baik, aku juga tidak memiliki kondisi fisik yang bagus. Aku ... aku ... bagaimana aku bisa menjadi istrimu. Aku ... tidak layak untukmu. Aku akan menyeretmu ke bawah. Aku juga akan menjadi bebanmu ..."

Fisi menunduk. Suaranya menjadi semakin dalam dan semakin dalam. Di akhir dialog, dia seolah akan mati lemas.

"Benarkah? Jadi, kamu berpacaran denganku hanya untuk main-main?" Kenbo mengertakkan gigi.

Dia mengetahui pemikiran Fisi dari Mimi, dia tahu Fisi akan mengkhawatirkan hal ini. Tapi saat Fisi setuju untuk mencoba menjalan hubungan ini.

Dia kira Fisi telah menemukan jawabannya sendiri.

Tidak sangka ...

Kenbo bersandar di kursi, menunggu jawaban Fisi.

Fisi menatap lurus ke depan, tidak tahu bagaimana menjelaskan.

Melihat tidak ada tanggapan untuk waktu yang lama, Kenbo menyipitkan mata dan menoleh ke arah Fisi. Hatinya semakin kesal seiring berjalannya waktu.

Dia tahu betapa buruknya jika Fisi memiliki pemikiran seperti ini.

Itu menandakan Fisi akan meninggalkannya kapan saja dengan alasan demi kebaikannya!

Namun, dia tahu hal semacam ini tidak bisa terlalu didesak!

Namun, dia juga tahu bahwa beberapa hal sudah seharusnya diburu.

Dia menghidupkan mesin mobil, mengemudikan mobil kembali ke jalur.

Sepanjang jalan, mereka berdua memiliki pikiran sendiri. Keduanya tidak berbicara!

Setelah pulang ke rumah, Kenbo langsung masuk ke kamar. Sedangkan Fisi pergi ke kamar mandi untuk mandi.

Kemudian, kembali ke kamar.

Di pertengahan, Fisi merasa haus. Dia keluar untuk menuang air. Saat menyalakan lampu di ruang tamu, dia menemukan sejumlah besar kantong kemasan yang familiar di samping sofa.

Bukankah ini toko yang dia kunjungi hari ini? Dia menutup mulutnya karena terkejut.

Ketika membuka kantong, dia melihat semua kantong-kantong itu diisi dengan pakaian yang dicobanya.

Hatinya penuh dengan sentuhan dan kegembiraan yang tak terkatakan. Kenbo bukanlah orang yang romantis, sangat jarang Kenbo begitu perhatian.

Dia memiringkan kepala dan melihat ke kamar Kenbo. Kebetulan Kenbo keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah, lalu duduk di ranjang dan sekilas menyeka rambut, kemudian membuang handuk ke samping.

Dia membatuk pelan, hendak kembali ke kamar. Setelah mengambil satu langkah, dia mundur dan berbalik ke kamar Kenbo.

Dia bersandar di pintu, menjulurkan kepalanya, berkata:

"Baju, terima kasih! Tapi itu terlalu banyak, terlalu boros!"

Kenbo mendongak, sekilas menatapnya, kembali menundukkan kepala, tidak berkata apa-apa.

Fisi agak canggung. Dia tahu Kenbo pastinya masih marah karena perihal di mobil.

Setelah berpikir sejenak, dia masuk ke dalam ruangan, mengambil handuk di ranjang, mendekati Kenbo, berdiri di samping ranjang, menyeka rambutnya, dan membujuk:

"Kamu harus mengeringkan rambutmu sebelum tidur! Kalau tidak, kamu akan sakit kepala besok ..."

Kenbo tetap diam.

Ruangan sangat sunyi.

Membantu Kenbo menyeka rambut merupakan pemandangan umum di tahun-tahun belakangan ini.

Namun, saat ini keduanya merasakan suasana yang aneh.

Fisi merasa napasnya menjadi tidak stabil. Kenbo tidak suka rambutnya dikeringkan dengan pengering rambut, sehingga proses pengeringan menjadi sangat lama.

Beberapa saat kemudian, Fisi melihat rambut Kenbo sudah kering. Dia menyimpan handuk dan berkata, "Tidurlah lebih awal!"

Sebelum dia sempat berbalik, Kenbo merentangkan lengan dan menariknya ke ranjang, menindihnya di atas tempat tidur.

Fisi agak terbengong dengan aksi dadakan ini. Setelah tanggap, dia mendorong kepala Kenbo yang mendekat ke lehernya.

"Kenbo ..."

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu