Cantik Terlihat Jelek - Bab 609 Masa Lalu Mimi

Tetapi mau seberapa besar pun perubahan yang terjadi di suara dan tubuhnya, ingatan manusia itu tetap tidak akan bisa berubah.

Kejadian yang dia alami dengan Aderland Hei terlalu mendalam.

Pada bulan maret tahun itu, dia berusia 16 tahun.

Di sebuah pegunungan yang dalam yang berada di hutan terpencil terdapat esbuah halaman kuno dengan dinding lumpur dan batu deva sebagai atapanya. Halaman itu dikelilingi pepohonan yang subur yang membentuk sebagai penghalang alami yang menyembunyikan halaman kecil ini.

"Mimi, setelah kakek.... mati, kamu... kamu... kamu bawa saja surat ini dan pergi ke keluarga Mo yang berada di kota, cari.... Jared Mo"

Di atas ranjang yang terbuat dari batu, orang tua berbaring di atas dengan sesak, dari waktu ke waktu dia akan batuk dan hal ini membuat dia sangat sulit untuk menyelesaikan kalimatnya.

Mimi berlutut di samping ranjang dengan wajah memucat dan terus menggelengkan kepalanya, "Kakek.... tidak... jangan mati, aku tidak ingin kamu mati"

Sejak Mimi memiliki ingatan, dia sudah berduaan dengan kakek di pegunungan ini. Mimi tidak bisa berpikir setelah kakek meninggal, bagaimana dia bisa selamat di dunia yang luas ini?

"Dia.... seharusnya... seharusnya tahu siaoa orang tua kamu. teknik... teknik merubah suara... dan teknik bela diri... yang kakek ajar kepada kamu... kamu.... kamu harus mengingatnya... lalu... lalu kamu...."

Kakek batuk untuk waktu yang lumayan lama dan berhenti beberapa saat sebelum menambah lagi.

"Lalu.... selain.... selain menjumpai keluarga Mo dengan tubuh wanita kamu, selain saat itu.... jangan.... jangan mempertunjukkan tubuh wanita kamu dengan mudah...."

Mimi melamun sejenak dengan bingung.

Dari dulu kakek selalu meminta Mimi untuk berdandan sebagai laki-laki, ada beberapa kali Mimi meniru cara berpakaian dan berbicara gadis yang berada di bawah gunung dan setiap kali kakek akan menghukumnya.

Mengapa sekarang malah menggunakan tubuh wanita untuk menjumpai keluarga Mo ?

Keluarga Mo itu orang seperti apa?

karena mengetahui sekarang bukan masa memikirkan masalah ini, Mimi pun mengangguk tanpa meragu.

"Baik, aku ingat. Kakek, mulai sekarang aku akan mendengakan semua kata-kata kamu, aku tidak akan mempertunjukkan tubuh wanita aku lagi, aku.. aku juga tidak akan sembarang pergi lagi, aku tidak akan diam-diam turun ke bawah pegunungan lagi, aku tidak akan membuat kamu marah lagi, bolehkah kamu jangan meninggalkan aku sendirian?"

Mimi menangis dengan bahu bergetar, dia sangar jarang menangis seperti ini.

Dari dulu, kakek selalu berkata Mimi sangat nakal, meskipun jelas memiliki tubuh wanita, sifat Mimi terlihat seperti seorang pria.

Sementara Mimi juga tidak membantah pernyataan kakek ataupun kepribadiannya, dia tidak menyukai berpura-pura, kadang-kadang dia menunjukkan tubuh wanitanya hanya karena penasaran.

Tatapan kakek dipenuhi oleh tidak tega dan sakit hati, tetapi yang lebih banyak adalah tidak berdaya.

"Baik, kamu ingat... ingat....."

Suara batuk kakek tiba-tiba berhenti.

Mimi melihat kakek dengan mata membesar, sunyi di dalam ruangan membuat orang merasa ketakutan. Mimi duduk di tempat untuk waktu yang sangat lama tanpa bergerak.

Satu minggu kemudian, keluarga Mo.

"Kamu adalah cucu gadis Erlan Debs?"

Mimi mengangguk dan berusaha menyimpan kesedihan di wajahnya, dia mengeluarkan surat kakek dari sakunya dan memberikannya kepada orang tua di hadapannya.

"Salam kenal, ini adalah surat yang kakek minta saya serahkan kepada anda"

Kakek berkata berulang kali bahwa Mimi tidak boleh membaca isi surat ini.

Jadi Mimi tidak tahu apa yang kakek menulis di dalam, setelah membaca surat, ekspresi orang tua di hadapan Mimi tiba-tiba mengalami perubahan.

Jared menyimpan suratnya dan melihat gadis kecil di depannya dari atas sampai bawah.

Warna kulit yang putih dan bening, dia mengenakan sebuah topi bebek berwarna putih dan baju olahraga berwarna hitam, tetapi pakaian ini tetap tidak bisa menutupi wajahnya yang cantik. Anak ini benar-benar mirip dengan dia.

Setelah itu, orang tua itu menarik balik pikirannya dan berputar balik badan, "Ikuti aku"

Di dalam sebuah ruangan gelap, orang tua itu berdiri membelakangi Mimi untuk waktu yang lama sebelum berkata.

"Anak kecil, kamu ingin bertanya orang tua kamu itu siapa kan? Aku tahu, tetapi aku masih tidak bisa memberi tahu kamu, kalau kamu masih hidup, maka perjanjian pernikahan kamu dengan cucu aku yang bernama Aderland tetap harus berlaku"

Suasana hati Mimi bergerak naik turun mengikuti kata-kata orang tua ini.

Pada saat mendengar kata 'perjanjian pernikahan' ekspresi Mimi lagnsung berubah, dia berkata dengan nada suara tidak percaya: "Kakek, apa yang sedang anda katakan? Perjanjian pernikahan apa?"

Dia baru saja berusia 16 tahun, perjanjian pernikahan? Masih jauh!

Orang tua itu melambaikan surat di tangannya dengan lembut, "Ini adalah maksud kakek kamu juga, sejak dilahirkan, kamu dan cucu aku sudah memiliki perjanjian pernikahan. Kami selalu mengira kamu sudah tidak ada, kalau sekarang kamu masih ada, tunggu beberapa tahun lagi, tunggu kalian sudah agak dewasa, baru mengadakan acara pernikahan saja"

Alis Mimi mengerut lagi, perjanjian pernikahan sejak dilahirkan?

Meskipun hidup di dalam pengunungan, dalam beberapa tahun ini Mimi sering turun ke bawah pegunungan secara diam-diam sehingga dia tahu pada zaman sekarang tidak berlaku masalah perjanjian pernikahan lagi.

Kehidupan orang tua, kata-kata perjodohan, masalah ini sudah masalah zaman apa?

Mimi menggelengkan kepalanya dan berkata dengan suara mendingin, "Tidak mungkin, kakekku mana mungkin membiarkan aku menikah dengan orang asing?"

Kakek begitu menyayanginya, kakek bahkan meminta dia jangan menunjukkan tubuh wanitanya dengan mudah, kalau begitu, bagaimana bisa menikah?

Mimi mundur 2 langkah dan berputar balik badan, bermaksud untuk meninggalkan tempat. Dia tidak akan mau menikah dengan orang asing.

Meskipun kondisi keluarga ini terlihat sangat kaya.

Tetapi, dari kecil kakek sudah mendidik Mimi, kehidupan dia tidak dikontrol oleh, takdir, tuhan atau siapa pun. Hak kontrol kehidupan dia berada di tangan dia sendiri.

"Kalau kamu pergi begitu saja, bisa jadi kamu tidak akan mengetahui orang tua kamu itu siapa untuk selamanya"

Suara kakek berdering.

Langkah kaki Mimi berhenti melangkah, tetapi dia tidak berputar balik badan. Setelah berpikir Mimi baru bersuara.

"Untuk orang tua aku yang membuang aku sejak melahirkan aku, tidak mengenalnya juga tidak apa-apa"

Mimi mengaku dia sedang merajuk.

"Iyakah? Bagaimana kalau aku memberi tahu kamu mereka terus mencari kamu dari dulu?"

Langkah kaki Mimi berhenti lagi, hanya dia sendiri yang mengetahui seberapa dalam keinginan dia mendapati kasih sayang orang tua.

Nama Mimi bisa tidak memiliki marga itu karena kakek berkata dia tidak mengetahui marga Mimi sebenarnya itu apa.

"Tinggal di sini saja, kamu dengan Aderland masih kecil. Bisa mencoba untuk bersama dulu, kalau memang tidak suka, aku juga tidak akan memaksa kamu. Tunggu kamu sudah dewasa, sudah memiliki kemampuan untuk menerima, aku pasti akan memberi tahu kamu semua kebenaran, bagaimana?"

Setelah meragu sejenak, Mimi baru berputar balik badannya dan menatap ke kakek tua. Dia tidak mengerti mengapa kakek ini mau dia menunggu?

Mengapa kakek ini mau Mimi bersama dengan cucunya sendiri? Bagi kakek ini, bukankah Mimi juga orang asing?

Kalau hanya karena masalah perjanjian pernikahan, kakek sudah meninggal, kakek ini tentu saja bisa mengabaikannya saja.

Jelas, ekspresi kakek ini memberi tahu Mimi bahwa dia tidak akan mendapat jawabannya sekarang.

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu