Cantik Terlihat Jelek - Bab 616 Terjadi Kecelakaan, Mencari Aderlan

Dia bergegas maju dan membantunya, “ Bang Tu, ada masalah apa?”

Tuman termenung untuk beberapa saat, lalu dia baru menegakkan badannya, “ Dodo ditabrak oleh mobil, sekarang sedang berada di rumah sakit.”

Rozi ternganga, untuk sesaat, dia juga sedikit gelisah.

Saat Dodo lahir, ibunya meninggal karena distosia.

Selama bertahun-tahun, Tuman yang membesarkannya, dia yang menjadi sesosok ayah, dia juga yang menjadi sesosok ibu.

Perasaanya kepada Dodo, dia selalu melihatnya.

Kedua orang ini tiba di rumah sakit, belum mendekati ruangan operasi, sudah terdengar suara jeritan tangis, jeritan itu membuat hati terasa dingin.

Tuman tidak berhenti menelan ludah, dia membalikkan badan dan melihat Rozi, “ Rozi, tidak akan terjadi apa-apa, bukan?”

Rozi menganggukkan kepalanya.

Mereka berdua merasa telah menghabiskan separuh dari hidup mereka di jalan yang pendek ini.

Ketika Tuman muncul, ibu Tu bergegas menghampirinya, lalu berlutut di atas lantai, dan memeluk kakinya, “Anakku, bagaimana, Dodo..... Dodo, dia.....” dia belum selesai mengatakannya, namun sudah pingsan terlebih dahulu.

Tempat kejadian sangat kacau.

Dodo ditabrak mobil dalam perjalanan pulang dari taman kanak-kanak, saat itu, ibu Tu sedang membeli sayur di samping, bola karet Dodo menggelinding ke tengah jalan, dia pergi untuk mengambilnya dan tertabrak oleh mobil.

Diagnosis terakhir dokter menunjukkan bahwa cedera di bagian otak sangat parah dan terjadi pendarahan hebat, dan karena masalah paru-paru, anak ini susah bernafas, saat keluar dari ruangan operasi, dia segera dipindahkan ke ruangan ICU.

Namun pelaku melarikan diri, tempat kejadian perkara juga merupakan sebuah pinggiran kota, di sekitaran tidak ada kamera CCTV.

Sehingga semua pengeluaran, harus ditanggung sendiri.

Sebuah operasi otak saja telah menghabiskan semua tabungan Tuman.

Rozi tau bahwa itu adalah uang muka Tuman yang ingin membeli sebuah rumah kecil di kota A.

Hari kedua, Dodo sudah sadar, namun kata dokter ini diluar dugaan.

Kabar ini membuat semua orang bahagia, namun hanya untuk waktu yang singkat.

Karena hari itu ibu Tu pingsan, dia juga dirawat di rumah sakit, dia didiagnosa menderita kanker paru-paru stadium dini.

Mendapatkan pukulan yang bertubi-tubi, dalam kurun waktu dua hari, Tuman terlihat sangat stress.

Yang paling penting, biaya ruangan ICU satu malam adalah dua puluh juta, ditambah dengan biaya operasi dan lain-lainnya, membuat orang yang memikirkannya ketakutan.

Teman kerja paruh waktunya dan kerabatnya mengumpulkan dana untuk disumbangkan kepadanya, namun tidak begitu membantu, dia hanya bisa membayar biaya ruang ICU untuk dua malam.

Rozi beberapa bulan ini juga menabung sedikit uang, dia diam-diam memberikannya.

Namun, orang-orang disekitar hanyalah orang biasa, kondisi mereka juga tidak terlalu bagus, mereka juga pasti memiliki kesulitan sendiri.

Karena ini, siapapun tidak bisa mengeluarkan lebih banyak lagi.

Tetapi, Dodo juga sama sekali tidak bisa keluar dari ruangan ICU.

Setelah dua hari menunggak dari pihak rumah sakit, dokter mengusulkan Tuman untuk menyerah, dia mengatakan bahwa bahkan jika dia bangun, dia tidak yakin berapa lama dia akan bertahan hidup. Saat Tuman mendengarkan itu, dia hampir merobohkan kantor dokter.

“Dia masih hidup, bagaimana bisa menyerah? Apakah bajingan sepertimu ini manusia?”

Tuman berdiri dan hendak menendang dokter itu, namun ditahan oleh Rozi.

“Dia hanya sudah sadar, seumur hidupnya....”

“Tutup mulutmu, selama dia masih bernafas, aku tidak akan pernah menyerah!” Kata Tuman dengan marah.

Saat keluar dari kantor dokter, Tuman duduk di depan ruang ICU, dan menangis.

Seorang laki-laki tujuh kaki, dia juga tidak bisa menghindari masalah keuangan.

Ini juga membuat Rozi, lagi-lagi menyadari betapa pentingnya uang.

Dia berdiri di samping, matanya mulai memerah, dia tidak suka menangis, satu karena masalah kepribadian, dan kedua, dia tau jelas, bahwa menangis tidak akan menyelesaikan masalah apapun.

Saat kakeknya meninggal, dia tidak pernah menangis lagi, namun, pada saat ini, dia tidak bisa menahan air matanya.

Kepribadian Dodo sangat ceria, dulu saat Tuman membawanya kemari, dia selalu menariknya, dan selalu memanggil kakak kakak. Anak itu sangat dewasa untuk umurnya, dia membelikan makanan untuknya, namun dia tidak pernah mau.

“Kakak, ayah sangat sulit, aku sangat patuh, suatu saat, aku akan menghasilkan banyak uang dan menghidupi ayah.”

Mungkin Tuhan merasa simpati, di hari keempat, Dodo sudah sadar, benar-benar tersadar.

Namun setelah dokter melakukan beberapa kali pemeriksaan, dia mengatakan bahwa ini hanya untuk waktu sementara, dia masih harus menjalani operasi lagi.

Biayanya puluhan juta.

Selain itu, karena cedera berada di bagian jantung, umurnya juga masih sangat kecil, sangat sulit mengatakan dia bisa bertahan berapa lama.

“Ayah, sangat sakit....”

Tuman meletakkan kedua tangan kecil yang tertancap selang itu ke telapak tangannya, dan menggenggamnya, namun tidak berani mengelusnya.

Setelah beberapa kali terisak, dia baru mengatakan: “ Dodo, percaya pada ayah, selama ayah masih ada, tidak akan terjadi apa-apa padamu.”

“Ayah, apakah aku akan meninggal?”

“Ayah, setelah aku meninggal, apakah aku akan menjadi bintang kecil, apa aku masih bisa melihatmu?”

Orang-orang di dalam ruangan itu mulai menangis.

“ Bang Tu, kami keluar untuk mencari dana, meskipun hanya untuk hidup satu hari lagi, itu lebih baik daripada....”

Si gendut memiliki kepribadian yang sangat terus terang, melihat situasi ini, si gendut dengan bobot 100kg lebih juga bisa menangis tersedu-sedu.

“Benar, Bang Tu, Dodo masih sangat kecil, bagaimana jika ada keajaiban?”

Tuman melihat orang yang ada di dalam ruangan itu, mereka semua memiliki orang yang harus mereka nafkahi. Di kota ini, melakukan pekerjaan tingkat rendah. Bahkan bila meminjam, siapa yang bisa memberikan uang dengan jumlah banyak dalam waktu yang singkat?

Terlebih lagi, bagaimana dengan masa depan? Siapapun tidak tau....

Dia tidak keberatan jika harus lebih pahit dan lebih lelah, tapi dia tidak bisa membebani mereka.

Jadi, dia tidak bisa menerima kata-kata mereka.

“Ayah, aku sakit....” terlihat jelas bahwa Dodo susah bernafas, dia terengah-engat setelah mengatakan beberapa patah kata.

Setelah beberapa saat, dia baru melanjutkan, “Ayah, aku tidak mau kamu meminjam uang, aku tidak ingin diobati lagi, ayah, guru kami mengatakan, ketika orang meninggal....setelah mereka meninggal, akan menjadi bintang kecil, saat aku menjadi bintang kecil, aku....”

Dia menghela nafas lagi, dan mengulurkan tangan kecilnya, dan menggenggam jari kasar Tuman, “Aku akan melihat ayah dari atas, oke?”

Situasi seperti ini, membuat Rozi tidak bisa melihat lebih lama lagi, dia bergegas keluar dan bersandar di dinding, air matanya terus menerus keluar.

Rozi tidak pernah berpikir, bahwa suatu hari, dia akan mengambil inisiatif sendiri untuk mencari Aderlan.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu