Cantik Terlihat Jelek - Bab 721 Pria Yang Menyukaiku, Sudah Menjadi Artis Besar

“Kamu karyawan hotel ini? “Yang menghentikan dia adalah wanita paruh baya yang baru saja mengikuti Kenbo.

Fisi mengangguk berulang kali.

“Lalu kamu ini sedang apa?”

Wanita paruh baya, meskipun wajahnya membawa senyuman, tapi sorotan matanya, sangat jelas membawa peringatan.

“Fisi, apakah kamu mau pergi mencariku? Aku tidak ada didalam, aku baru saja turun kebawah.” Viane tidak tahu muncul darimana, tiba-tiba dari belakang, menarik Fisi.

Fisi akhirnya memandangi sosok Kenbo memasuki ruang kamar terdalam.

Dia sedikit cemas, terhadap wanita paruh baya berkata: “Kakak, aku…aku kenal dia, aku….aku hanya ingin menyapa.”

Tangannya menunjuk ke kamar depan, dia karena sangat semangat, karena menangis, suaranya menjadi serak dalam sekejab.

Wanita paruh baya itu memandangnya dari atas sampai bawah, malah meletakkan pandangannya pada diri Viane.

“Tolong kamu, bawa rekan kerjamu pergi, jika membuat keributan lagi, aku akan memberitahu orang yang bertanggung jawab atas kalian.”

Selesai berkata, membalikkan badan, pergi.

“Yang ku katakan adalah benar, aku benar-benar kenal dia, aku adalah….”

“Fisi! “

Viane berteriak, memotong perkataan Fisi.

Kemudian, memegang tangan dan menariknya ke ruang istirahat staff, “Apakah kamu sudah gila, jika sampai manager mengetahui bahwa kamu begini, kamu akan dipecat.”

Selesai berkata, menutup pintu ruang beristirahat, berjalan ke hadapan Fisi, “Ada apa dengan kamu? Bukankah sebelumnya kamu acuh tak acuh? Mengatakan tidak tertarik pada artis, saat ini, melihat orangnya tampan, tidak bisa menahannya lagi? Tapi, trik kamu ini, benar-benar terlalu naif, kamu kira dengan perkataan kenal dia, orang akan percaya?”

Acuh tak acuh? Artis?

Fisi tidak bisa menahan menelan ludah, “Sebelumnya yang tadi kamu katakan artis populer itu… adalah pria itu?”

Viane mengangguk, “Benar, dia adalah Kenbo, ganteng kan?”

Kenbo? Bukan Carles ? Bukan kakak?

Dia terhuyung mundur beberapa saat, bersandar ke dinding, mengendus, mungkinkah hanya sedekar mirip?

Tidak, tidak mungkin, bekas luka itu, tahi lalat itu, tahi lalat ditelinga, tidak mungkin salah mengenalinya.

Apakah dia mengubah marganya?

Fisi merasa sakit dihatinya, kakak, aku adalah Catlyn !

Sejauh yang dia ingat, kepribadiannya sangat nakal, tetapi orangnya sangat baik, dia juga sangat akur dengan teman kecil yang ada dipanti asuhan.

Tetapi Kenbo, sebaliknya, kepribadiannya tidak ramah, sering ditindas oleh teman besar di panti asuhan, setiap kali, selalu Catlyn yang membantu dia, melindungi dia.

Beberapa teman besar itu karena Catlyn masih kecil, melihat dia mati-matian menghalangi, juga tidak akan benar-benar bertindak.

Sudah lama, semua orang dibelakang memarahi Kenbo tidak berguna, bergantung pada seorang gadis untuk dilindungi.

Tetapi Catlyn tahu, Kenbo sebenarnya bukan seperti itu.

Dia terlihat lemah di panti asuhan, semuanya dibuat secara sengaja.

Karena Fisi melihat secara langsung, dia seorang diri memukuli sekelompok orang yang ingin menindas Fisi.

Saat itu, karena dia takut, bersembunyi disudut, Kenbo mengira dia tidak melihatnya, sebenarnya, dia sudah melihat semua itu.

Saat itu masih kecil, Fisi tidak mengerti, kenapa dia harus menyembunyikan diri.

Tetapi, ada satu hal, Fisi sudah mengerti, Fisi bersedia menemani dia berakting.

Pelan-pelan, kedua orang tumbuh dewasa, penampilan Kenbo terlihat lebih baik, banyak orang datang ke panti asuhan untuk mengadopsi anak, dalam satu pandangan langsung jatuh cinta padanya.

Tetapi, mendengar dekan mengatakan ada masalah pada kepribadiannya, semua orang merasa sangat sayang sekali dilepaskan.

Tahap demi tahap, Fisi sedikit memahami pemikiran Kenbo, itu karena, dia, tidak ingin diadopsi.

Saat Kenbo SMP kelas satu, Fisi lebih muda dari dia satu tahun, dia dikelas enam.

“Dekan, aku ingin ikut bersama Carles ke kelas SMP

“Mengapa?”

“Aku takut orang-orang akan menindas dia.”

Dekan itu menyentuh kepala dia, dengan senyum yang memanjakan, ditempat dimana Fisi tidak bisa melihat, ekspresinya pelan-pelan tenggelam, “Catlyn, suatu hari nanti, dia harus menghadapi dunia ini sendirian.

Dia berada dalam pelukan dekan, mengelenggkan kepala dengan putus asa, “Dimasa depan aku tidak peduli, sekarang ini aku ingin menemani dia. “Bahkan untuk saat ini, menangis membuat masalah, mengatakan jika tidak pergi bersama Kenbo, dia menolak untuk pergi ke sekolah.

Dekan tidak berdaya, baru menyetujuinya, lagipula, berdasarkan prestasinya, melompat satu kelas seharusnya tidak masalah.

Kedua orang tiba di SMP, sebuah kota yang jauhnya puluhan kilometer dari panti asuhan.

Tidak lama setelah Kenbo masuk sekolah, dia dijuluki dengan pria paling tampan di sekolah.

Mereka berada disatu kelas, Fisi tahu wanita didalam kelas semuanya menyukai dia.

Tetapi Kenbo tidak berbicara dengan wanita lain, hanya berbicara dengan dia.

Dia sangat bangga, merasa puas diri.

Karena kedua orang sama marga, dia memanggil Kenbo sebagai kakak, semua orang mengira mereka adalah saudara kandung, beberapa wanita kota itu, untuk membuat Kenbo memperhatikan mereka.

Benar-benar bertindak orang kaya, membelikan Fisi ini, membelikan itu.

Fisi sangat memiliki gagasan akan uang sejak masih kecil, untuk beberapa keuntungan “Tidak benar” ini, dia tetap bertahan disana, masih tidak tahu malu berjanji, akan membantu mereka.

Saat berbalik badan, dibelakang, mengingatkan Kenbo secara langsung.

“Ibu dekan sudah mengatakan, tidak memperbolehkan kita cepat jatuh cinta dan wanita kota itu adalah harimau, kita tidak boleh dibodohi.”

Setiap hari begitu, Kenbo duduk disatu sisi, kedua tangan memegang sebuah buku, melihat dengan ekspresi dingin.

Dia akan terus lanjut mengoyangkan tangannya, memintanya untuk membuat pernyataan, “Kak, apakah kamu ada dengar atau tidak?”

Pria itu akan menoleh, menatapnya dengan sungguh-sungguh, “Aku, tidak akan menyukai wanita lain.”

“Baik, kak, kamu hanya menyukaiku, benar kan?”

Kenbo menundukkan kepala melihat buku, mengatakan “Ng” yang tidak terdengar.

Saat itu, dia sama sekali tidak tahu, ini mungkin adalah awal dari cinta pertama, hanya merasa bisa disukai oleh seseorang, dimanjakan, perasaan itu sangat bagus.

Dia mengira, hari-hari yang seperti ini, akan berlanjut selamanya.

Hal yang tidak disangka, setelah tahun terakhir SMP di musim panas, Kenbo pergi.

Bertahun-tahun sudah berlalu, Fisi memikirkan kepergian dia hari itu, masih sangat sedih dan patah hati.

Dia mengikuti dari belakang mobil hitam itu, mengejar sangat jauh, terjatuh lalu bangkit lagi, hampir ditabrak oleh mobil yang ada datang dari seberang.

Dia berteriak putus asa: “Kakak, jangan pergi!”

Tapi tidak ada orang yang menjawab.

Kemudian, dia pingsan, lalu dekan membawa dia pulang.

Sejak hari itu, dia hampir setiap hari ingin menelepon dekan menanyakan, apakah kakak sudah kembali?

Selalu hanya ada dua kata yaitu tidak ada.

Waktu, tahun demi tahun berlalu, sekejap, sudah lima tahun, dia sudah terbiasa, tidak ada kakak, hari-hari tanpa dekan.

Dari awal sudah belajar hidup mandiri, belajar bagaimana untuk bertahan hidup.

bahkan saat ini, sudah sangat menderita.

Tetapi, tiba-tiba kakak muncul lagi.

Dia menekan bibirnya, air matanya tidak bisa berhenti mengalir, dia tidak suka menangis, karena dia tahu, jika dia menangis, juga tidak ada lagi orang yang akan sakit hati.

Mengangkat kepala, memandang keluar jendela, awan gelap menutupi langit, seolah-olah sebentar lagi, langit akan cerah.

Kakak, dia sudah bertemu kakak….

Kehidupan dia, akhirnya, bersinar lagi.

“ Kak Viane, aku tidak berbohong padamu, aku benar-benar kenal dia.”

“Orang yang mengenali dia, kebanyakan, kamu tunggu sebentar, aku berikan kamu suatu barang.”