Cantik Terlihat Jelek - Bab 231 Kasih Sayang Devan

"Aku merasa dia sekarang begitu juga lumayan bagus" Pada saat ini, Gary merasa sedikit egois, dia berharap kecantikan Mikasa hanya bisa dinikmati oleh dirinya.

Suya merasa sedikit kaget dengan reaksi Gary, tetapi dia mengerti ini adalah hal baik, Suya merasa senang untuk Mikasa, mungkin harus ada kehilangan sesuatu baru bisa mendapatkan sesuatu.

"Baiklah, berarti kamu benar-benar menyukainya dan bisa melihat keindahan Mikasa dari dalam...."

Selanjutnya, mereka diskusi bagaimana mau menjelaskan kepada Mikasa tentang amnesianya, mereka selalu berpikir lebih bagus tidak memberi tahu Mikasa kondisi orang tuanya, meskipun suatu hari dia ingat, seiring waktu berjalan paling tidak hatinya tidak akan merasa begitu sakit.

"Boleh, kamu pergi temani dia dulu, aku akan urus acara pemakaman paman" Gary berkata dan berputar balik badannya, setelah berpikir dia berhenti langkah kakinya dan menoleh ke Suya lagi : "Iya, semua saudara Mikasa seharusnya belum tahu masalah paman meninggal, termasuk.... Termasuk adiknya, seharusnya dia juga tidak begitu pasti, kalau begitu kita umumkan keluar bahwa paman pergi liburan saja"

Suya melihat ke Gary dan berkata : "Direktur Gary, terima kasih telah membuat begitu banyak hal untuk Mikasa, kalau suatu hari dia mencari tahu nanti, kamu tenang saja, aku akan bantu kamu jelaskan"

Gary tidak berkata, dia berputar balik badannya dan meninggalkan tepat, jelaskan atau tidak, sebenarnya tidak penting, Gary tidak apa-apa asal semua ini demi kebaikannya.

Pada saat Suya masuk ke dalam kamar lagi, Mikasa baru saja bangun, melihat Suya masuk Mikasa merasa sedikit malu.

Suya menyerahkan kantong di tangannya kepada Mikasa, "Ayo, kamu ganti baju dulu, aku temani kamu pergi jalan-jalan" Mikasa, aku akan temani kamu untuk menerima dunia baru yang 'asing' ini.

Pada saat yang sama, di sebelah bagian dunia, negara Bolimar.

"Tuan Rusmani, kamu cepat ke sini, nona Clover menghilang" Pembantu yang menjaga Clover adalah orang yang kakek Clover sendiri pilih dari pulau Kabut, pada saat muda, pembantu ini adalah tentara pulau Kabut, kemampuan tenaganya baik, meskipun usinya sudah tua, tetapi tentu saja dia bisa menjaga Clover dengan mudah.

"Apa yang terjadi? Bukan sudah suruh kamu jaga dia dengan baik?"

Pembantu itu mengerutkan alisnya, "Tadi pagi nona Clover berkata ingin membeli beberapa set baju, waktu itu tiga karyawan wanita datang, setelah itu nona Clover pun pergi mengetes baju, tetapi... tetapi setelah tiga karyawan itu pergi, salah satu karyawan di kunci di dalam toilet, nona Clover, dia... Seolah-olah dia mengubah wajahnya, dan keluar dengan menggunakan baju karyawan itu."

Paman memijat dahinya dan menghela nafas, "Baik, aku tahu"

Sementara para saat ini, Clover membawa ponselnya sedang berjalan di jalan raya, setelah sanagt lama, dia baru menelpon ke nomor yang dia sudah lama tidak berhubung, setelah beberapa saat telpon pun di angkat, "Halo, salam kenal, Direktur Devan sedang rapat, tolong...."

"Dylan, aku di negera Bolimar kota Vanili...., Bolehkah kamu minta dia datang jemput aku? Nanti aku akan share location-ku ke ponsel ini"

Dada Dylan bergerak naik turun, dia melihat ke nomor yang tertera di layar ponsel, nomor itu nomor luar negeri, tetapi nama kontak adalah 'istriku' apakah Devan memang tahu Clover dimana? Bahkan dia juga tahu nomor kontak Clover?

"Dylan, apakah kamu mendengarku? Aku diam-diam lari keluar, kamu suruh Devan membantu aku cari solusi, aku takut orang paman datang mencariku nanti"

"Baik, aku akan pergi memberi tahu Devan sekarang"

Setelah mematikan telpon, Dylan berusaha menekan perasaan emosionalnya dan masuk ke dalam ruang rapat, dia membungkukkan badannya dan membisik ke telinga Devan, selanjutnya, sebelum semua orang bisa melihat perubahan ekspresi Devan, Devan sudah bergegas keluar dari ruang rapat, Dylan mengikuti di belakangnya, "Kita tidak ada orang dekat di sana, tetapi di negara tetangga ada tempat kantor kita, apakah aku harus menyuruh orang untuk menjemput kakak ipar ke mereka sana dulu?"

Langkah kaki Devan yang sedang berjalan cepat pun berhenti, dia berpikir sejenak dan menoleh ke Dylan, setelah itu dia bersuara : "Suruh orang sana pergi mengurus masalah tempat tinggal dan makanan dulu, ingat, cari tempat yang agak tersembunyi, aku akan segera terbang ke sana sekarang"

Dylan menunjuk ke ruang rapat yang di belakang mereka, rapat ini sedang mendiskusikan rencana perusahaan pada setengah tahun berikut, rapat ini bisa mempengaruhi masalah perkembangan perusahaan, pria ini benar-benar mau wanita cantik, tetapi tidak mau kerajaannya!

Tetapi, karena Dylan tahu seberapa susah Devan baru-baru ini, akhirnya dia tidak berkata apa-apa, kalau kerajaan menghilang, hanya perlu bangun kembali saja, sedangkan kalau wanita cantik menghilang, semuanya akan susah....

Clover duduk di atas bangku beristirahat, seiring waktu berjalan, Clover merasa semakin gugup, pada saat itu, dia takut Devan tidak mau peduli dengannya lagi.

Sampai ada sebuah suara yang berkata di atas kepala Clover, "Nyonya Ningga kan? Saya dikirim oleh Direktur Devan untuk menjemput anda"

Clover melihat ke orang asing di depannya dan secara refleks dia mundur ke belakang, "kamu... Bagaimana kamu bisa membuktikan bahwa kamu dikirim oleh Devan?" Clover sedikit takut orang ini adalah orang paman.

Orang itu memberikan ponselnya kepada Clover.

Jari Clover baru saja bersentuhan dengan ponsel, suara Devan langsung terdengar : "Ikut dia dulu, aku akan tiba nanti"

Satu kalimat yang sederhana, suara yang familiar, membuat kesedihan di dalam hati Clover langsung mengembang dan ingin menangis, "Baik!"

Selanjutnya, orang itu membawa Clover ke sebuah rumah mewah di pinggiran kota, rumah itu tidak besar, tetapi sangat lengkap, ketika Clover baru sampai, langsung ada orang yang menyambutnya, "Nyonya, mau makan dulu?"

Clover melamun sejenak, tetapi dia benar-benar sudah lapar, karena paman takut Clover lari, Clover tidak memegang uang serupiah pun, dari tadi pagi keluar sampai sekarang sudah 7 8 jam, tentu saja dia sudah lapar.

Mata Clover memerah ketika dia melihat makanan di atas meja, semua jenis lauk adalah makanan kesukaan dia.

Setelah makan, orang itu memberikan satu set baju kepada Clover, "Nyonya, anda pergi ke lantai atas mandi dan istirahat dulu, kamar tidur di lantai atas bagian kanan"

Clover mengangguk dan membawa pakaian naik ke lantai atas, gaya desain hitam putih yang dia suka, Clover masuk ke kamar mandi, di dalam kamar mandi ada shampoo dan sabun dengan merek yang familiar, beserta satu set krim perawat wajah, merek itu juga merek yang biasa Clover pakai, bahkan odol pun adalah odol favorit Clover.

Clover berdiri di depan pintu sangat lama, dia tidak pernah tahu ternyata pria ini begitu mengerti dirinya, dia tidak pernah tahu ternyata pria ini begitu sayang kepadanya.

Sayang sampai dia bisa mengingat barang-barang detail ini dengan jelas.

Setelah keramas, Clover baring di atas tempat tidur, hatinya yang gugup baru mulai terasa agak lega.

Setelah tidak lama, Clover pun tertidur, sampai bagian samping tempat tidur tenggelam, Clover mencium wangi tubuh yang familiar, Clover tidak membuka matanya, dia hanya mengulurkan kedua tangannya dan memeluk pinggang orang itu dengan kuat sambil mencium bau yang dimiliki orang itu dengan serakah.

Adegan selanjutnya, terjadi secara natural, tanpa manja dan pengendalian diri.......

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu