Cantik Terlihat Jelek - Bab 261 Kamu Tidak Mau Bersamaku Lagi?

"Kamu cari tahu saja, pakai ponselku"

Mikasa pun mengambil ponsel Levi, karena Mikasa sering transfer uang ke kartu ayah untuk beli obat, Mikasa pun sudah hafal sekelompok angka itu di dalam hatinya, Mikasa membuka situs bank dan masuk ke dalam akun, kemudian Mikasa menekan ke tombol transaksi transfer, hanya saja, sebelum layar ponsel menampilkan transaksi transfer, Levi sudah mengambil ponsel kembali dari tangan Mikasa.

"Kalau begitu, kakek, kamu lihat nama di sini itu nama siapa?"

Mikasa memiringkan kepalanya dan melihat ke layar ponsel, yang tertulis adalah, penerima transfer : Mikasa.

Banyak sekali transaksi dengan Mikasa sebagai penerima transfer.

Selanjutnya, semua tatapan tertuju kepada Mikasa, mereka melihat Mikasa seolah-olah dia adalah pembunuh ayahnya.

"Kamu takut aku minta uang ini kepadamu, jadi kamu transfer semua uang di dalam kartu ayah ke kartumu sendiri, setelah itu kamu masih menyalahkan aku, Mikasa, ayah begitu sayang terhadapmu, tidak menyangka ujung-ujungnya kamu begitu terhadapnya"

Tatapan Mikasa langsung menggelap, dia tiba-tiba teringat sebelum ayah meninggal, ayah pernah meminta kartu bank dengan Mikasa, kata ayah karena petugas perombakan rumah mau meminta nomor kartu, pada waktu itu Mikasa tidak berpikir banyak, dia langsung memberi tahu ayah kata sandi dan memberikan ayah kartu bank itu.

Tidak menyangka...... kegunaannya adalah ini.

Hati Mikasa tiba-tiba sakit sampai seolah-olah mau menetes darah, Mikasa tidak percaya ayah tidak tahu tujuan Levi, tetapi akhirnya ayah juga memilih untuk menuruti Levi.

Pada saat ini, Mikasa melihat ke 'keluarga'nya, Mikasa memejamkan matanya kemudian membuka lagi, "Baik, kalau kalian mau percaya kepada dia, kalian percaya saja, aku datang hanya untuk memberi tahu kalian, ayahku sudah pergi"

Setelah itu, Mikasa berputar balik badannya dan ingin meninggalkan tempat.

Tetapi dia merasa rasa sakit di belakang kepalanya, kemudian kehilangan kesadaran diri.

Di sisi lain.

Jam makan malam sudah hampir tiba, tetapi Gary tetap tidak mendapat informasi dari Gisel, Gary sudah menelepon ke kantor polisi juga, dia juga menggunakan kuasanya untuk meminta orang pergi cari, tetapi tetap tidak ada hasil, akhirnya Gary menelepon ke paman.

Pada saat ayah Gisel menerima telepon dari Gary dan mendengar bahwa Gisel menghilang, yang mengkagetkan adalah dia tidak memiliki reaksi yang terlalu besar, dia hanya berkata dengan tenang : "Gary, telah merepotkan kamu, kamu jangan hirau dia, tunggu dia sudah puas di luar, dia akan pulang sendiri" Selanjutnya, Ayah Gisel menambah mengomel beberapa kata dengan dingin sebelum mematikan telepon.

Awalnya Gary mengira dirinya salah dengar, karena Gary ada mengaktifkan pengeras suara tadi, dia menoleh ke Dono, "Apakah kamu mendengar kata-kata pamanku tadi?"

Dono mengangguk, "Ada, dia menyuruh kamu jangan menghiraukannya"

Setelah itu Dono menambah : "Direktur Gary, kalau tidak kamu pulang dulu saja, kalau ada masalah saya akan menelepon ke kamu, mendengar kata-kata ayah nona Gisel, sepertinya ini masalah ini sudah bukan terjadi untuk pertama kali, mungkin nona Gisel hanya sedang mengalami masalah buruk dan ingin sendirian untuk sebentar"

Setelah berpikir kembali, Gary merasa kata-kata Dono benar, kalau Gisel benar-benar di tangkap sama orang jahat, tidak mungkin orang itu masih diam sampai sekarang, pikir sampai sini, hati Gary merasa lebih lega.

"Kalau begitu aku pulang dulu, kalau ada informasi lagi, telepon ke aku"

Pada saat Gary sampai di rumah, dia teringat sesuatu secara refleks setelah melihat sandal di dekat pintu, Gary segera mengeluarkan ponselnya dan menelepon ke Mikasa.

"Maaf, nomor yang anda tuju sedang tidak aktif"

Gary memejamkan matanya dan menarik nafas, kemudian menelepon ke Suya, mendengar pertanyaan Gary, Suya mengerutkan alsinya, "Bukannya Mikasa bilang hari ini kamu akan menemani dia pergi ke rumah neneknya? Apa yang terjadi? Kamu tidak temani dia?"

Gary melamun sejenak, detik selanjutnya, Gary masuk ke dalam kamar dan memanggil dengan suara besar, "Tante.... tante" Tante baru saja jalan masuk dari teras, "Tuan Gary, apakah ada masalah?"

"Sejak kapan Mikasa keluar? Pada saat keluar, dia bawa apa saja?"

Tante merasa sedikit gugup karena suara Gary yang besar, "Dia meninggalkan rumah tadi pagi, pada saat pergi, dia membawa sebuah tas koper"

Gary menampar pipi kanannya sendiri, dia merasa sangat menyesal.

Mengapa dirinya bisa melupakan hal ini, pantasan tadi pagi Mikasa bisa menelepon dia dua kali berturut-turut, selain itu Gary bahkan tidak memberi tahu Mikasa alasan ketika dia tidak pulang semalam.

Berpikir tentang saudara Mikasa yang tinggi hati, teringat dengan Mikasa harus menghadapi orang-orang itu sendiri, Gary merasa marah dan cemas, Gary marah terhadap dirinya yang kurang perhatian.

"Halo, Gary, apakah kamu tidak pulang bersama Mikasa?"

Suara Suya berdering melewati telepon, Gary baru teringat dia tidak mematikan ponsel tadi.

Gary berkata, "Apaka kamu tahu rumah nenek dia dimana?"

Suya pernah pergi ke rumah nenek Mikasa bersama Mikasa sekali, tetapi itu sudah merupakan masalah dua tiga tahun lalu, Suya tidak bisa memastikan, "Iya, aku tahu lokasinya secara sekedar, tetapi aku tidak tahu apakah aku masih bisa mengenal lokasinya secara detail"

Setelah itu, Suya menambah, "Oh iya, mengapa kamu tidak pergi bersamanya? Aku mendengar Mikasa bilang kamu yang menyarankan mau pergi bersamanya"

Gary mengambil jaketnya, "Nanti baru bilang tentang ini, kamu kirim lokasimu kepadaku, aku pergi jemput kamu"

Di dalam mobil.

"Kamu bilang apa? Kamu tidak pulang semalam demi mencari saudaramu, tadi pagi kamu mematikan telepon Mikasa dua kali?" Mendengar penjelasan Gary, suara Suya langsung meninggi.

"Kamu benar-benar hebat, kalau aku adalh Mikasa, aku tidak akan mau bersamamu lagi, kamu tidak pulang satu malam demi wanita lain, setelah itu bahkan mematikan teleponku lagi"

Setelah itu Suya mendengar suara gesekan ban mobil bersama jalan, untungya Suya ada memakai sabuk pengaman, kalau tidak dirinya sudah menabrak ke kaca mobil.

Suya menutupi dadanya dengan kedua tangan dan berkata dengan kaget : "Apakah kamu gila? Rem mendadak seperti ini, apakah kamu tidak takut mobil menjadi terbalik?" Setelah itu Suya menyadari Gary menatap ke dirinya dan menelan air liur.

"Kamu bilang dia akan tidak mau bersamaku lagi?" Ekspresi Gary sangat jelek, tatapannya berisi kepanikan, Suya menjadi inign menyimpan kembali kata-katanya tadi

Tetapi akhirnya Suya mengangguk juga, "Tentu saja, kalau aku, aku tidak akan mau bersama dengan pria yang bisa total melupakan istrinya ketika dia mengalami sedikit masalah kecil" Suya harus memberi sedikit kesusahan kepada pria ini, agar pria ini bisa memberikan lebih banyak perhatian kepada Mikasa.

"Itu karena Gisel dia menghilang, kaki dia juga sedang cedera, aku..."

"Itu hanya alasan, kamu tidak pulang selama satu malam, apakah kamu ada memikirkan perasaan Mikasa? Hari ini kamu mematikan telepon Mikasa, apakah kamu ada berpikir tentang perasaan dia? Kamu mengingkari janji, apakah kamu ada berpikir tentang perasaan dia? Ujung-ujungnya di dalam hatimu, Mikasa tidak berada di posisi paling penting, bahkan dia kalah dengan saudaramu" Suya memotong kata-kata Gary dan memarahinya.

Ekspresi Gary berubah lagi, pada saat itu, mobil di belakang pun mulai glakson terhadap mereka.

"Sudah, kamu bawa mobil dulu, semua ini hanya pemikiran aku, di tatapan Mikasa, kamu adalah emas, bisa jadi dia mau terima semuanya hanya untuk berada di sisimu, bisa jadi dia tidak marah kepadamu juga"

Kata-kata Suya tidak membuat ekspresi Gary menjadi lega, malahan menjadi lebih gelap.

Hati Gary terasa asam.

Gary tidak pernah berpikir mau membiarkan Mikasa mencintai dia dengan cara merendahkan dirinya.

Pada saat Mikasa sadar kembali, dia sudah di kurung di dalam sebuah ruangan gelap, bau debu yang berat memberi tahu Mikasa sepertinya rumah ini sudah lama tidak ada yang tinggal.

Novel Terkait

 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu