Cantik Terlihat Jelek - Bab 711 Melihat Foto Yang Membuat Dia Terkejut

ada revisi Selvi diubah menjadi Fisi tangal 05/08/20 dari bab 702

Ada revisi di bab 711&712 3/8/2020

Mobil berhenti di depan pintu rumah sakit, Mimi melepaskan sabuk pengaman, bersiap turun dari mobil.

Aderlan menahan dia, “Agak malam, aku akan menjemputmu untuk makan.”

“Baik! Kalau begitu kamu hati-hati!”

Mimi pergi kerumah sakit, tubuh Vema lemah, membuka mata mengobrol sedikit dengan dia, lalu tertidur lagi.

Dia menggendong anak bermain sebentar, bertemu dengan banyak kerabat, juga merasa tidak enak untuk tinggal lebih lama.

Menyelipkan angpao yang sudah dia siapkan kedalam tas Vema, berbalik, dan pergi diam-diam.

Berjalan di jalan besar, dia selalu melamun.

Tidak menyangka, kembali lagi ke kota A, ternyata saat sudah menikah.

Yang dinikahi, juga orang yang didambakan.

Kebahagiaan datang terlalu cepat, terlalu tiba-tiba, dia selalu merasa seperti tidak pernah melambat.

“Cittt”, tiba-tiba, terdengar suara rem mobil dari belakang.

Mimi dengan tidak sadar menoleh.

Melihat Della turun dari mobil.

Dan ada dua pria mengikuti di belakang.

Dia tidak memiliki perasaan baik terhadap wanita ini, secara refleks langsung berbalik, bersiap untuk pergi.

“Apakah kamu tidak ingin tahu, masalah antara Aderlan dan Gukimi sebelumnya?” Wanita itu berkata.

Berhasil membuat Mimi menghentikan langkah.

Hal ini, dia memang merasa sedikit penasaran, penasran, bagaimana Gukimi membuat Aderlan menjadi seperti itu, juga penasaran bagaimana akhirnya Aderlan bisa melawan.

Tapi, berpikir lagi, lebih baik berbalik, terus berjalan kedepan, firasatnya memberitahu, semakin jauh dari wanita ini semakin baik.

“Tangkap dia.”

Suara datar dan ringan, terdengar dari belakang tubuh.

Lalu, kedua pria dengan postur tubuh besar berjalan ke arah Mimi.

Karena dari awal sudah ada persiapan, jadi , disaat mereka berdua belum menyentuh dia, Mimi tiba-tiba mengangkat kaki panjangnya, membungkuk dan menyapu, dan menendang dada kedua orang itu.

Tidak menunggu mereka berdua bereaksi, langsung berbalik dan berlari ke dalam rumah sakit.

Dia mengerti saat seperti ini, bukan waktunya untuk menunjukkan kehebatan.

Wanita ini, jelas-jelas tahu hubungannya dengan Aderlan, malah berani menculiknya di siang hari begini, tidak tahu apakah kekuatan keluarga Rimpon sudah begitu kuat sampai bisa menutup langit, atau wanita ini, demi cinta, sudah menjadi gila sampai tidak bisa diurus lagi.

Singkatnya, sampai dia belum jelas tentang hubungan yang kacau ini, dia tidak ingin berhadapan muka.

Dia bersembunyi di ruang tunggu rumah sakit, disini begitu banyak orang, Mimi berpikir seharusnya wanita itu tidak mungkin masuk kesini.

Hanya saja, dia benar-benar meremehkan keberanian wanita ini.

Kaki depannya melangkah masuk.

Saat kaki belakangnya masuk, Della menunjuk Mimi sambil berteriak: ”Tangkap pencuri!”

Della adalah seorang aktris.

Ekspresi kejam dan galak tadi saat di luar rumah sakit, saat berada dalam rumah sakit berubah menjadi lemah dan kasihan.

Memegang perut bagian bawahnya sendiri, wajahnya penuh dengan air mata, “Tolong bantuannya, bantu aku tangkap dia.” Selesai berkata, dia langsung jatuh ke tanah.

Dia masih menggigil.

“Sepertinya dia adalah aktris itu?”

Tidak tahu siapa yang mengatakan.

Lalu, Della sudah dikerumuni, tidak sedikit orang, mengeluarkan ponsel untuk memotret dia.

“Dia merampok kalungku, tolong bantu aku mengambilnya kembali, kalung itu sangat penting bagiku.”

Mimi bersembunyi di sudut dinding, mengulurkan kepala melihat keluar, hanya melihat Della sambil berkata, sambil menyeka air mata, dengan ekspresi panik, jika tidak tahu wanita itu sedang mencelakai dirinya sendiri, Mimi benar-benar akan memberikan tepuk tangan untuk kemampuan aktingnya.

“Orang sudah ingin menangkapmu, kamu masih menonton penampilannya dengan santai?”

Tiba-tiba terdengar suara seorang pria.

Mimi belum bereaksi, sudah di tarik oleh orang itu ke ruang gawat darurat.

Lalu pintu itu dikunci dari dalam.

Mimi menoleh, melihat pria didepannya, memakai mantel putih, dan juga masker, hanya bisa melihat mata dan alis tajamnya.

Dia melihat keluar, lalu menoleh melihat pria itu, “Kamu kenal denganku?”

“Lepaskan baju dulu.” Pria itu berkata, memberikan dia satu set pakaian pasien, memberi isyarat untuk berbaring di atas ranjang.

Mimi menarik kepala, “Apa yang ingin kamu lakukan?”

“Jika tidak ingin ketahuan, maka ganti pakaianmu.”

Setelah menilai orang didepannya ini, Mimi memutuskan lebih baik menelepon Aderlan terlebih dahulu.

Hanya saja, setelah membongkar tas, menyadari ponselnya tidak ada.

Dia tertegun, baru menyadari, tadi dia mengirim pesan saat di mobil, lalu meletakkan ponselnya di mobil Aderlan.

“Apakah kamu bisa, meminjamkan ponsel kepadaku terlebih dahulu, aku ingin menelepon.”

Pria itu melihat Mimi, lalu dari kantong mantel putihnya, mengeluarkan ponsel, menyodorkan kepada Mimi.

“Terima kasih!”

Mimi menerima ponsel, bersiap untuk menekan nomor, tapi malah terkejut karena melihat foto latar belakang di ponsel.

Dia mendongak, melihat pria itu, ekspresi wajahnya, seperti sudah melihat hantu.

Dia menunjuk ke pria paruh baya yang di tengah, bertanya, “Ini… siapa orang ini?”

Pria itu mengambil ponsel, melihat foto di sana, “Kenapa? Apakah ada yang salah?”

“Ini, orang ini, kamu kenal?” Mimi merasa suaranya sudah sangat gemetaran.

Di foto itu, adalah foto satu keluarga.

Total 6 orang, pria paruh bayah yang duduk di paling depan, adalah kakeknya, kakek yang sudah meninggal.

Dia pernah melihat foto kakek saat masih muda.

Karena sejauh yang dia ingat, kakek berada di atas gunung, kumisnya tidak dicukur, karena biasanya dia tidak suka membersihkan dirinya sendiri.

Dia tanpa sengaja melihat foto kakeknya, saat kakek mengatakan itu adalah foto dirinya saat masih muda, dia masih menatap foto itu dan membandingkan dengan lama, baru merasa yakin.

Lalu, masih mengatakan setelah besar nanti, akan mencari pria yang tampan seperti kakek.

Jadi, terhadap rupa kakek saat masih muda, walaupun hanya pernah melihat sekali, tapi sangat mendalam, sulit dilupakan.

Mendengar dia bertanya seperti itu, alis tajam pria itu sedikit terangkat, melepas maskernya, memperlihatkan sebuah wajah tampan.

“Deco Hamdan?”

Mimi mengenali orang ini, sama dengan Kenbo, dan juga Della, adalah aktor.

Pernah sekali Fisi Zhou mabuk, dia yang menelepon Mimi.

“Kamu….” Mimi menunjuknya, “Kamu… bukankah kamu seorang aktor? Kenapa, masih bekerja sebagai dokter?”

Deco tidak menjawab, hanya menarik kembali ponsel dari tangannya, bertanya sambil mengernyit:

“Ekspresimu tadi, apakah kamu kenal dengan kakekku? Atau, kamu pernah bertemu dengan dia?”

Mimi hanya merasa tubuhnya kaku, suara semakin tidak yakin, “Kamu… kamu bilang dia kakekmu?”

Dia mendongak, mengulang menilai pria didepannya, fitur wajahnya tiga dimensi dan tangguh, mata diantara alisnya, jika dilihat lebih jelas, sedikit mirip dengan milik kakeknya saat masih muda.

Sebelumnya dia juga pernah melihat Deco, tapi tidak pernag memikirkan dari sisi ini.

Karena bagaimanapun didunia ini, banyak orang yang memiliki wajah mirip.

Novel Terkait

Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu