Cantik Terlihat Jelek - Bab 540 Raven Ningga Terjadi Kecelakaan

Hutu sedikit kaget, namun dari sudut matanya, dapat melihat bekas luka yang tipis di atas punggung tangan orang itu, dia menundukkan kepala, wajahnya mulai terasa panas.

Dia menarik nafas, namun dia tidak berani mengangkat kepalanya untuk menatap wajah Raven Ningga.

Baguslah kalau begini !

Pada awalnya dia masih berharap dapat mencapai tempat tujuan dengan secepatnya, namun saat ini, dia malah berharap, seandainya waktu dapat berhenti pada detik ini, akan betapa bagusnya.

Namun bumi tidak akan berhenti berputar karena ego seseorang.

Begitu juga dengan waktu.

Setelah sampai, mereka turun dari MRT, lengan yang menahan pinggangnya juga terlepas.

Setelah pindah ke kereta baru, jumlah penumpangnya sudah tidak begitu ramai, masih ada tempat kosong, Hutu merasa sedikit kecewa.

Perjalanan sampai ke kampus, kebetulan membutuhkan waktu satu jam.

Meskipun semalam sudah mengelilingi Universitas T dengan memanfaatkan teknologi lima dimensi, akan tetapi ketika melihat langsung secara nyata, dia tetap merasa menakjubkan sekali.

Tempat ini, bukan sekedar besar, bahkan hanya pagar saja sudah tidak bisa nampak ujungnya.

Wajar saja semalam Raven Ningga ingin dia merasakan terlebih dahulu dengan cara seperti itu.

Kalau kepikiran dengan kata-kata yang beredar di internet, “Ketika pacaran di Universitas T , meskipun dalam satu kawasan kampus, namun rasanya seperti pacaran jarak jauh.”

Pada saat itu, dia masih menganggap sebagai sindiran, rupanya, ini kenyataan.

“Kampusnya sangat besar, kalau tidak terlalu hafal jalannya, jangan keliling sembarangan.”

Selesai bicara, Raven Ningga berjalan dulu ke depan, Hutu mengikutnya di belakang.

Dikarenakan musim liburan, tidak terlalu banyak orang yang masuk keluar kampus ini, dengan kedatangan mereka berdua, terkesan menarik perhatian.

Bukan, dengan kedatangan Raven Ningga.

Semua gadis yang baru saja lewat, pasti akan menoleh kepalanya, ada beberapa orang yang lebih berani, bahkan sudah mulai mengobrol dengannya.

Hutu mengerutkan alis, merasa tidak senang.

Melangkah masuk ke kawasan kampus.

Hutu benar-benar membuka wawasan.

“paman muda, kamu memilih untuk kuliah di sini, apakah karena tempatnya sangat besar ?” Dia mengeluarkan pertanyaan yang tidak berbobot.

Raven Ningga melirik sekilas, tetapi tidak menertawainya, malahan menjawab dengan serius :”Jurusan IT, adalah keunggulan kampus mereka.”

Pada pembicaraan berlangsung, dia mengulurkan lengan panjangnya dan menunjuk ke arah kanan atas, “Itu kelasmu, bangunan yang paling tinggi itu, kalau nyasar, berjalan saja ke arah itu, pasti tidak akan salah.”

Hutu menoleh ke arah yang ditunjuk, mengangguk kepalanya, “Oh, kalau aku nyasar, aku akan telepon ke paman muda, paman muda yang mengarahkan aku.”

Dia mengangkat kepalanya, menatap Raven Ningga dan tersenyum dengan manis.

Raven Ningga memindahkan tatapannya, dan menjawab “Ya.”

Setelah itu, sepanjang siang ini, Raven Ningga membawa dia pergi ke asrama, kantin, kelas, perpustakaan, dan gedung IT, dan semua tempat yang mungkin dikunjungi dia, Raven Ningga tetap membawa dia berkeliling lagi sekali.

Hutu mengikut di sampingnya, ketika dia mengingatkan dirinya harus menghafal petunjuk ini itu, maka Hutu akan mengulang sekali lagi di dalam hati, paman mudanya sangat baik.

Ketika sudah jam sebelasan siang, mereka berdua keluar dari lapangan, Hutu duduk di kursi panjang yang berada di tepi jalan, menatap langit, dan melirik lagi ke pohon berjajaran di sampingnya, “paman muda, saat kamu kuliah, pernah pacaran ?”

Raven Ningga memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana, menatapnya dengan tatapan serius, ekspresinya sedikit suram, “Jangan menghabiskan tenaga untuk hal yang aneh, waktu empat tahun akan berlalu dengan cepat.”

Selesai berbicara, dia membalikkan badan, menatap ke arah jauh.

Hutu membuat ekspresi menyeringai di belakangnya, namun tetap tidak berani membantah.

Sore ini Raven Ningga ada keperluan di kantornya, tetapi Hutu masih ingin berjalan-jalan lagi, sehingga dia tidak ikut pulang.

“Jam empat tiga puluh, aku suruh orang datang menjemputmu.”

“paman muda, aku bisa naik taksi sendirian.”

Raven Ningga tidak mempedulikannya, mengeluarkan sebuah dompet dari saku bajunya, menarik beberapa lembar uang dan memberikan kepadanya, “Pegang uang ini.”

Di luar dugaan, paman muda akan memberikan uang kepadanya, Hutu sedikit kaget namun juga senang, “Aku ada, paman muda, aku ada bawa uang.”

Dia sambil berbicara, sambil mengeluarkan dari tasnya, memperlihatkan pada Raven Ningga.

Raven Ningga baru menyimpan kembali uangnya, mengangguk kepala dan berkata, “Jangan jalan sembarang, kalau sampai waktunya, tunggu saja di depan kampus.”

Setelah mengingatkan, dia baru meninggalkannya.

Akan tetapi, Hutu tidak kepikiran, kepergian kali ini, mereka hampir dipisahkan oleh hidup dan mati.

Setelah kepergian Raven Ningga, hujan tiba-tiba menurun, hujan yang sangat deras, sehingga dia tidak dapat mengelilingi lagi, Hutu hanya bisa memutar di koridor yang panjang, dan pergi ke tempat jurusan IT yang di ambil oleh Raven Ningga, berhenti di semua tempat yang mungkin ada di dalam kenangan Raven Ningga, sambil berpikir, mereka juga bisa mempunyai kenangan yang sama, sudut bibirnya menarik sebuah senyuman.

Dikarenakan menghabiskan terlalu banyak waktunya, dan juga untuk menghindari hujan, sehingga sepanjang sore, dia hanya berjalan ke dua lokasi.

Melihat waktu, lebih kurang sudah jam empat tiga puluh, dia mencari orang untuk menanya arah pintu besar, berjalan menuju arah itu.

Namun ketika berdiri di halte, dia menunggu dengan lama, tetap tidak melihat orang yang menjemputnya.

Sepertinya Raven Ningga lupa karena terlalu sibuk, dia bermaksud untuk meneleponnya, memberitahukan bahwa dirinya akan pulang dengan naik taxi.

Teleponnya tersambung, namun tidak ada orang yang mengangkatnya.

Dia berpikir, mungkin saja Raven Ningga terlalu sibuk, sehingga dia menyimpan ponselnya, terus menunggu.

Setengah jam, satu jam, dan dua jam berlalu.

Dia menelepon sekali, dua kali, tiga kali.......sampai nomornya tidak aktif lagi.

Di mulai dengan mencibirkan bibir merahnya, dan sedikit kecewa dengan diingkar janji, sampai akhirnya dia merasa tidak tenang......

Dia memanggil sebuah taksi, “Hai, bapak, tolong ke c daerah opm.”

Suaranya sangat gemetaran.

Pada detik ini, dia tidak ingin percaya dengan nalurinya, karena, rasanya sangat tidak nyaman.

Supir menoleh dan meliriknya, tidak berbicara, langsung menggerakkan mobilnya.

Kebetulan pada jam pulang kerja, sehingga macet sepanjang jalan.

Tangan Hutu yang sedang menggenggam ponsel, ujung jarinya menjadi putih karena di pencet terus menerus.

Sebenarnya dia boleh menghubungi Mei Yi , tetapi dia tetap keras kepala dan tidak ingin melakukannya, juga tidak berani melakukannya.

“Gadis kecil, jembatan atas di jalan kecil, sore tadi terjadi kecelakaan mobil, kita hanya bisa lewat jalan bawah, mungkin harus memutar jalan.”

Supir selesai berbicara, tetapi tidak mendengar balasannya, dia menoleh kepalanya, melihat wajah Hutu yang sangat pucat.

Kecelakaan mobil ?

Kecelakaan mobil ? Dia dengan refleksnya kepikiran dengan Raven Ningga......

Hutu mengeluarkan uang dan memberikan kepada supir, lalu langsung turun dari mobil.

Dia berdiri di tepi jalan, dengan tangan yang bergemetar, telepon ke rumah keluarga Ningga.

Pembantu yang mengangkat teleponnya.

“Halo, dengan siapa ?”

Hutu berusaha tenang, “Bibi Xu , aku Tutu , kakek ada di rumah ?”

Bibi Xu terbengong sejenak, lalu dengan suara tangisan dan berkata, “ Tutu , kakekmu tidak ada di rumah, paman mudamu terjadi kecelakaan mobil, dia sudah pergi ke kota A , kalau kamu ada keperluan, tunggu pulang saja ya !”

Kenyataan yang tidak ingin di terima, tetap saja terjadi.

Ketika Hutu tiba di rumah sakit, sudah mendekati jam sepuluh malam.

Dia mendapat alamatnya dari Shang Ningga.

Melihat kedatangannya, Tuan Ningga mengerutkan alis, “Kenapa kamu ke sini ? Sudah begitu malam, betapa bahayanya bagi seorang gadis ?

Hutu melihat semua orang yang berdiri di belakang ayahnya sedang dengan ekspresi berat hati, “Pa, bagaimana dengan paman muda ?”

Novel Terkait

Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu