Cantik Terlihat Jelek - Bab 156 Ayah Gabriel Bukan Ayah Clover, Jadi, Siapa Ayahnya?

Gelas yang dipegang Clover jatuh ke lantai dan membunyikan suara pecahan kaca.

Devan berlari memasuki ruangan, melihat air yang tumpah di depan Clover, Devan segera menarik tangannya dan bertanya, "Apakah kamu kena air panasnya?"

Clover menggelengkan kepalanya dan melihat ke Devan, "Devan, ayah Gabriel bukan ayah kandungku. Aku dan Gabriel tidak memiliki ayah yang sama........" Setelah itu, Clover menutupi wajahnya dan mulai tertawa.

Masalah ini benar-benar membuat dia bahagia.

Tidak peduli siapa itu orangnya, Clover bisa terima asal orang itu bukan ayah Gabriel. Pada saat itu, Clover memiliki beban di perasaannya menghilang.

Conan melihat ke Devan kemudian menatap ke Clover. Tatapan Devan dan Conan jelas menjelaskan beberapa hal. Pikir sampai sini, Conan menghela sebuah nafas dengan diam.

Apakah semua ini takdir?

Conan berputar balik badannya dan berjalan ke arah pintu.

"Dia sudah mati.... apakah kamu tahu?" Melihat bayangan belakang pria itu, Clover ikut berdiri dan menanyakan tentang ibunya. Pria ini bukan ayah kandungnya, tetapi perasaan kasih sayang Clover terhadap dia tulus.

"Tahu!" Conan berhenti beberapa saat, "Clover, kamu adalah anak baik. Kamu seharusnya tidak pantas mengalami semua ini"

Tubuh Clover bergetar, seharusnya tidak pantas? Benar juga. Masalah generasi sebelumnya malah menjadi Clover yang tanggung jawab pada akhirya.

Pada saat berjalan sampai depan pintu, Conan tiba tiba berputar balik badannya dan melihat ke Clover dan Devan, "Clover, kalau kamu dan Devan adalah cinta sejati. Masalah apa pun yang terjadi, Ingat jangan menyerah dengan mudah. Jangan terlalu keras kepala dengan masa lalu, masalah generasi sebelumnya tidak berhubungan dengan kalian"

Clover melihat Devan dengan wajah tidak mengerti, "Apa maksud ini? Apakah masalah ini berhubungan dengan Devan? Kamu, apa maksud kata-katamu?" Clover bisa menyuruh Devan untuk mencari tahu tentang Conan, tentu saja Conan juga sudah mencari tahu kondisi Clover. Conan mengerti hubungan Devan dan Clover. Kalau tidak dia juga tidak akan datang ke sini hari ini.

Conan menatap Clover sangat lama. Akhirnya dia menggelengkan kepalanya, "Lupakan saja. Lebih baik kalau kamu tidak tahu terlalu banyak"

Setelah itu, Conan tidak mau menjawab lagi walaupun Clover terus bertanya kepadanya. Sebelum pergi, Conan mengeluarkan selembar kertas dari sakunya dan berikan kepada Clover : "Aku berharap kamu tidak akan membuka kertas ini selamanya. Anakku, mungkin kamu bisa menjadi tidak bahagia kalau kamu membaca kertas ini"

Setelah itu dia berkata, "Aku tetap adalah ayahmu selamanya. Kalau kamu bertemu dengan masalah yang tidak bisa diselesaikan, ingat aku adalah ayahmu"

Setelah dia pergi, Clover duduk di atas sofa dan memeluk kedua kakinya. Tiba tiba dia merasa frustrasi lagi.

Clover mengira masalah semalam sudah menjadi jelas hari ini, tetapi ujung-ujungnya semua masalah masih menjadi pertanyaan.

Tetapi, kalau Clover bukan anak ayah Gabriel, bagaimana untuk menjelaskan perasaan antar Clover dan Gary?

Kalau Clover tidak berhubungan dengan keluarga Gabriel, mengapa dia bisa menggantikan Gabriel untuk melahirkan Simon? Mengapa ibu Clover meminta Clover untuk menutupi penampilan aslinya?

Semuanya kembali menjadi pertanyaan.

Suasana hati Clover sangat tidak baik. Kalau dia terus berada di ruangan Devan, dia akan menganggu Devan bekerja.

Akhirnya Clover pulang ke rumah.

Setelah sampai rumah, Clover terus berpikir. Akhirnya dia memutuskan untuk membaca kertas yang diberikan Conan tadi. Dia menggunakan keberanian yang sangat besar dan membuka kertas itu. Tulisan di atas kertas itu adalah milik ayahnya, bisa dilihat waktu menulis kata-kata ini, suasana hati Ayah sangat berat.....

Di atas kertas hanya tertulis sebuah nama dan alamat. Clover tidak mengerti maksud Conan. Tetapi Clover merasa isi dari kertas ini berhubungan dengan dirinya.

Clover memfoto kertas itu dan mengirimnya ke Devan....

Devan tidak membalasnya, sepertinya dia lagi sibuk.....

Pada saat menjelang siang, Devan baru menelpon Clover, "Conan memberikan kamu alamat itu?"

Tangan Clover bergetar dan pena yang dipegangnya jatuh di meja, "Mengapa kamu tahu?"

"Lover, bisakah kita tidak mencari tahu tentang ini lagi? Masalah itu sudah berlalu semua.... kamu lihat, sekarang kita sudah bersama dan kita juga memiliki Simon dan Momo. Apakah itu tidak cukup?"

"Lover" adalah nama panggilan yang diberikan orang tua Clover pada saat dia berusia 17 tahun. Jelas, Devan juga sudah tahu tentang informasi ini....

Tetapi, ini adalah kehidupan Clover. Dia bukan mau mencari tahu salah atau benar siapa. Dia hanya mau hidup dengan kejelasan, paling tidak Clover tidak akan merasa asal usul dirinya adalah sebuah misteri.......

Clover ingin tahu apa yang dialami ibunya pada waktu itu! Clover juga ingin tahu alasan keberadaan dirinya......

Mendengar kata-kata Devan, Clover merasa agak sedih. Pada detik itu, Clover merasa Devan tidak mengerti dia!

Clover sedikit marah dan mematikan telepon Devan.

Setelah itu, Clover terus melamun. Padahal dia berencana mau pulang ke luar negeri besok.

Tetapi melihat kondisi dirinya sekarang, Clover juga tidak bisa buat apa-apa walaupun pulang keluar negeri.

Clover menelpon ke Wuli. Untungnya Wuli berkata kondisi kantor masih termasuk lancar. Semuanya sedang berjalan seperti biasa dan Wuli juga menyuruh Clover jangan risau. Masalah ini membuat hatinya terasa agak lega.

Setelah itu Clover, menelpon ke ibu Devan.

Selama Clover berada di dalam negeri, Simon dan Momo berada di rumah orang tua Devan.

"Anakku, jangan risau. Kamu lebih banyak bersama Devan saja di sana. Kamu tidak perlu khawatir dua anak ini di rumahku. Mereka sangat baik. Aku dan suamiku sangat menikmati hari-hari menjaga cucu"

Kata kata ibu Devan membuat Clover merasa semakin lega. Setelah berbicara dengan Simon dan Momo. Clover pun mematikan telpon.

Setelah itu Devan menelpon banyak kali ke Clover. Dia juga mengirimkan pesan teks kepada Clover. Tetapi Clover yang sedang marah sama sekali tidak membalasnya.

Sebenarnya Clover bukan orang yang suka marah.

Tetapi tidak ada yang bisa menahan hidup yang seperti bom yang bisa saja tiba-tiba muncul suatu kebenaran yang mengejutkan pada suatu hari.

Selain itu, mengapa sampai sekarang Clover juga belum tahu asal usul dirinya itu.

Hal ini membuat hati Clover tidak bisa tenang. Dia takut kebenaran yang dia tidak bisa terima tiba-tiba muncul suatu hari.

Clover mengira Devan pasti akan memberikan dia beberapa saran pada masalah ini.

Tetapi tidak menyangka Devan malah menyuruh dia untuk menyerah.

Berpikir sampai sini, Clover merasa sedikit kecewa.

Akhirnya Clover memutuskan dia mau mencari tahu semuanya dengan jelas. Clover langsung membeli tiket kereta api pergi ke daerah Wol pada sore hari nanti tanpa memberi tahu Devan.

Kalau Clover tidak mencari tahu masalah ini dengan jelas, Clover tidak akan bisa bekerja dan melewati hari-hari dengan tentram.

Di depan gerbang perumahan, mobil mewah yang familiar, di samping mobil berdiri seorang pria yang tampan dan tinggi. Pria itu memakai jas dan kedua tangannya berada di dalam saku celananya. Pintu mobilnya sedikit terbuka dan pria itu menyandar di samping mobil sambil menundukkan kepalanya, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.

Meskipun cuman bisa melihat wajahnya dari samping, tetapi itu sudah cukup membuat pandangan semua orang terkunci kepadanya.

"Clover......" Clover mendengar ada yang memanggilnya ketika dia sudah hampir sampai di depan gerbang perumahan.

Novel Terkait

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu