Cantik Terlihat Jelek - Bab 207 Salah Paham

Pada saat ini, di dalam ruang baca, "Direktur Devan, bagaimana perasaan anda ketika wanita itu berlari ke pelukan anda?"

Devan mengangkat kepalanya dan menjawab dengan serius, "Di kehidupan ini, selain kamu, tidak ada yang bisa membuat aku tersentuh"

Clover menunjukkan lidahnya kepada Devan dan meletakkan sup herbal di atas meja, "Ini, tunggu sudah agak dingin, kamu cepat minum, aku kembali ke kamar dulu"

Devan mengangkat alisnya kepada Clover, "mandi yang bersih dan tunggu aku"

"Hush!"

Malam itu terlihat tenang, tetapi sebenarnya di kebalikan ketenangan itu, suasana di dalam rumah itu kacau dan emosional.

Shiren berbaring di atas tempat tidur, dia tidak pernah menyangka suatu hari dia bisa begitu dekat dengan Devan, selain itu, jelas Devan sudah memiliki perasaan terhadapnya.

Berpikir tentang suatu hari pria ini akan dimiliki olehnya secara penuh, hati Shiren terasa emosional.

Kalau Gary, pikiran dia dipenuhi oleh adegan wanita itu menangis sendiri di sudut dinding dan senyuman cerah wanita itu pada hari itu, kedua adegan itu terus berputar kembali secara gantian di otaknya, sampai Gary tidak bisa tidur.

Sementara di satu kamar lagi.

Bau wangi tersebar di seluruh ruangan, suasana di dalam kamar sangat canggung, seorang pria berbisik kata-kata mutiara cinta yang memalukan di telinga seorang wanita, wanita itu memukulnya, selanjutnya, kedua orang itu tertidur saling berpelukan.

"Direktur Gary, peta perombakan jalan di daerah Simpang sudah keluar, silahkan" Gary mengangkat alisnya dan mengambil kertas itu dan mulai melihatnya.

Setelah sangat lama, tatapan Gary tertuju di belakang area titik merah kecil, "Apakah di sini ada sebuah warung kaki lima?"

Orang itu mengangguk, "Iya, tetapi, sepertinya jalur rombak kita tidak mengenai sana, sayang sekali, kalau tidak beberapa rumah jelek itu bisa jadi sedikit keuntungan"

Gary memegang gelas teh dan diam sejenak, setelah sangat lama, dia baru berkata : "Apakah tidak bisa pakai cara lain agar jalur rombak ini agak menyamping ke sana?"

Orang itu mengerti maksud Gary dan merasa kaget, "Itu, agak susah"

Melihat tatapan Gary tenggelam, orang itu segera berkata : "Bisa dicarikan solusi"

"Tunggu bentar, aku pastikan dulu" Gary melambaikan tangannya kepada orang itu dan memanggil asistennya masuk ke dalam ruangan.

"Asisten Dono, nanti kamu kirim orang ke tempat ini, di sana ada sebuah warung kaki lima, kamu suruh orang, tanya bagaimana pendapat pemilik warung itu terhadap perombakan kali ini, setelah dapat hasil, langsung beri tahu aku"

Asisten Dono menatap ke Gary, Asisten Dono sudah mengikutinya sejak beberapa tahun lalu sebelum insiden kecelakaan Gary terjadi, setelah insiden Gary, atasan baru tidak menyukainya sehingga dia akhirnya bekerja sebagai pembersih di perusahan Panama, setelah kali ini Gary pulang, Gary segera memberikan dia posisi yang baik, jadi, Asisten Dono merasa sangat berterima kasih kepada Gary, meskipun sekarang Asisten Dono sama sekali tidak mengerti apa yang sedang Gary pikirkan, dia tetap menuruti perintahya dengan tulus.

Asisten Dono memberi tahu Gary hasil pada saat sore hari.

"Iya, wanita muda itu hanya diam dan tidak berbicara, orang tua itu berkata, dia tidak punya apa-apa, tidak berani memutuskan"

Gary mengangguk, "Baik, aku sudah mengerti"

Pada saat ini, perusahaan CX kosmetik.

"Direktur Clover, jam pulang kerja sudah lewat, kenapa kamu masih tidak pulang?" Wuli melewati ruang Clover dan dia melihat lampu masih menyala, akhirnya Wuli pun masuk dan bertanya.

Clover tersenyum terhadapnya, "Masih sisa sedikit, setelah urus ini baru aku pulang, kamu pulang dulu saja?"

Clover menundukkan kepalanya dan terus membaca dokumen di tangannya.

Jadi, Clover sama sekali tidak sadar ketika Wuli masuk ke ruangannya, sampai ada sebuah bayangan terpantul di atas dokumennya, Clover baru mengangkat kepalanya, melihat Wuli yang ingin berkata sesuatu tetapi hanya diam saja, Clover bertanya, "Kamu, ada sesuatu mau katakan kepadaku?"

Wuli mengangguk, selanjutnya, dia menyerahkan ponsel di tangannya kepada Clover, "Direktur Clover, awalnya aku tidak ingin bilang, tetapi, kamu lihat sendiri saja"

Clover melihat ke Wuli sebelum mengambil ponselnya, kemudian Clover melihat foto Devan dan Shiren, mereka sedang duduk dan makan makanan cepat saji bersama, melihat dari latarnya, sepertinya mereka berada di ruangan Devan.

"Ada lagi, kamu lihat ke bawah"

Foto selanjutnya.

Devan membantu Shiren merapikan rambutnya, tatapan dia sangat lembut.

Foto selanjutnya lagi, Shiren dan Devan berdiri di depan pintu kamar mandi, kedua tangan Devan berada di atas dinding dan Shiren berada di antar kedua tangannya, tidak tahu apa yang dikatakan Devan, Shiren terlihat malu.

Clover menutupi matanya, Wuli memegang tangannya dan menghibur : "Bisa jadi itu cuma merupakan sebuah salah paham, wanita itu tidak bisa dibandingkan dengan anda"

Clover menutupi mulutnya dan melambaikan tangannya kepada Wuli.

Setelah Wuli keluar, Clover baru melepaskan tangannya dan mulai tertawa.

Clover mengambil ponselnya dan meminta Wuli untuk kirim foto-foto tadi kepadanya.

Setelah Wuli mengirim foto, Clover menyimpan dalam satu folder dan mengirimnya kepada Devan, "Katakan, nanti malam pulang mau berlutu mengaku dosa atau tidur di luar"

Devan sedang rapat, dia membaca pesan Clover dan membalas, "Selain tidur diluar, suka-suka kamu mau bagaimana pun"

"Boleh, tidur di ruang baca saja"

"Tidak boleh!" Dua kata ini, Devan berkata dengan suara keras, orang-orang yang menatap dia bingung, Devan menundukkan kepalanya dengan malu, "Lanjutkan"

"Nanti malam agak cepat bawa dia pulang, kita akting sebentar, kalau kemampuan kamu bagus, baru aku pertimbangkan lagi"

"Baik!" Devan menghela sebuah nafas dengan lega.

Shiren tidak menyangka perkembangan antara dia dan Devan akan begitu cepat.

Yang membuat dia semakin tidak menyangka adalah reaksi Clover.

Setelah pulang kerja, Devan tetap mengantar Shiren pulang.

Sebelum masuk pintu, mereka sudah melihat Clover berdiri di depan pintu dengan kedua tangannya di lipat ke depan dadanya, melihat Shiren turun dari mobil dan berjalan dengan Devan, Clover langsung mendekatinya dan menampar Shiren, "Shiren, mengapa kamu mendekati Devan, kamu adalah pacar kakakku, kenapa kamu melakukan hal seperti ini?"

Ekspresi Clover sangat gelap dan dingin, Devan yang melihatnya pun menahan nafas.

Shiren memegang pipinya dan melihat ke Devan sebelum menoleh ke Clover, "Adik, kamu salah paham, aku dan Dev... aku dan Direktur Devan tidak ada melakukan apa-apa"

Clover memperlihatkan foto kepada Shiren, "Kamu sendiri lihat, ini disebut tidak ada apa-apa?"

Setelah itu, Clover mengambil kembali ponselnya dan melirik ke Devan, "Devan, bagaimana kamu berjanji kepadaku kemarin? Kamu berjanji akan bersamaku selamanya!" Sebelum habis berkata, air mata Clover sudah mengalir.

Devan merasa sangat sakit hati dan mengulurkan tangannya secara refleks, dia ingin menyeka air mata Clover, tetapi setelah mengingat sesuatu, tangan Devan turun kembali, "Clover, aku hanya anggap Shiren sebagai adik, kamu jangan sembarangan bicara"

Setelah itu, Devan menarik Shiren, "Ayo, tidak perlu hiraukan dia"

Melihat kedua orang itu yang jalan bersama, Clover benar-benar merasa kecewa meskipun dia tahu semua ini hanya akting.

Clover tidak berani berpikir, sekarang hanya akting saja hati dia terasa sakit, kalau suatu hari hal seperti ini benar-benar terjadi, dia harus bagaimana?

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu