Cantik Terlihat Jelek - Bab 564 Putus Asa

Dalam sorotan mata Raven tersirat rasa sayang, “Kakak ipar ada kakak kedua yang menemaninya, tidak akan ada yang terjadi.”

Selesai berbicara, ia berhenti sebentar kemudian kembali melanjutkan, “Tidak akan ada orang yang akan menyalahkanmu, bagaimanapun juga, kamu yang disaat itu, tidak memiliki kekuatan untuk mengambil pilihan.”

Hutu menggigit bibirnya dan melihat Raven, tiba-tiba gigitannya melonggar dan menangis dengan suara keras.

“paman muda, aku benar-benar bersalah, tetapi aku juga tidak sengaja, aku…… jika aku dapat menentukkan hidup dan matiku sendiri, aku pasti akan memilih untuk tidak hidup, sungguh, aku tidak akan……”

Ia melepaskan pelukan Raven dan terjatuh diatas laantai, menangis dengan hati yang peluh.

Pintu dibuka, Shang Ningga berdiri didepan pintu, wajahnya terlihat tidak enak, dahinya berkerut ketat, melihat kearah Hutu kemudian membalik badan dan melihat Raven, “paman muda, apakah kamu bisa membawanya pergi terlebih dahulu?”

Hutu mendongakkan kepalanya menatap Shang, dengan panik berkata, “Kak……”

Raven menundukkan kepala melihatnya, mengulurkan tangan untuk menariknya berdiri dari lantai, menarik nafas dalam kemudian menoleh kembali kearah Shang Ningga, “Apa maksudmu?”

Shang menghela nafas kemudian mengeluarkan HP Hutu yang tertinggal diluar dari dalam kantongnya, kemudian memberikannya kepada Hutu dan menanggapi: “Hari ini ada banyak saudara-saudara yang datang, beberapa orang memiliki mulut yang buruk, aku takut ada kata-kata yang nantinya akan tidak enak didengar.”

Selesai berkata, ia membalikkan kepalanya melihat Hutu , membujuknya sambil berkata: “Pulang dulu dengan paman muda, tunggu disini sudah tenang…… aku akan menjemputmu pulang kerumah.”

Air mata dimata Hutu berputar-putar, dengan suara serak ia bertanya kepada Shang, “Kak, apakah ayah dan ibu masih mau menerimaku?”

“Apakah aku masih bisa pulang kerumah?”

“Mereka…… apakah mereka masih ingin aku pulang kerumah?”

Diakhir pertanyaan, suara seraknya sudah tidak mengeluarkan suara lagi.

Identitas yang canggung seperti ini, dirinya yang seperti ini, bagaimana bisa pulang? Ia bukanlah anak kecil, ia mengerti, ia tidak dapat pulang.

Tidak lebih dibandingkan saat mereka tidak menginginkannya lagi.

Saat ini, detik ini, ia benar-benar putus asa.

Shang menghindari tatapan matanya, kedua tangannya menggenggam erat, menghirup nafas dan jakunnya terlihat bergerak, tetapi tetap tidak menjawabnya, ia melihat kearah Raven.

“paman muda, untuk beberapa saat ini merepotkanmu, tolong jaga Tutu ”

Selesai berbicara, ia menepuk-nepuk bahu Hutu kemudian memutar badannya dan pergi.

Hutu malah menarik lengannya, “Kak……” Ia ingin berbicara sesuatu, tetapi, membuka mulut, iapun tidak dapat mengeluarkan suara apapun.

Shang menutup matanya sebentar kemudian kembali membuka matanya, matanya terlihat merah, ia pun tidak membalikkan kepalanya, tetap memunggungi Hutu , “Berikan waktu kepada ayah dan ibu!”

Kemudiaan, Hutu dibawa oleh Raven ke apartment tempat tinggalnya yang lain, setelah masuk kedalam apartment, Hutu langsung mengunci dirinya didalam kamar tamu.

Raven mengetuk pintu beberapa kali, tidak ada jawabannya kemudian iaa memutuskan untuk membiarkannya tenang terlebih dahulu.

Ruang tamu sudah lama tidak ditempati, pintu dan jendelanya tertutup rapat, ada wangi bercampur dengan bau debu yang mengambang diudara.

Hutu tidak menyalakan lampu, ia bersandar keranjang dan duduk diatas lantai, menundukkan kepalanya dan menangis dengan nafas terpenggal-penggal.

Suara tangisnya menunjukkan sakit hati dan keputus asaan.

Raven berdiri beberapa saat didepan pintu kamar tamu, terus menerus mendengar suara yang berasal dari dalam kamar perlahan-lahan mengecil hingga tidak ada suara terdengar, ia baru menggunakan kunci cadangan untuk membuka pintu, seketika matanya menangkap Hutu yang tergeletak diatas lantai.

Jantungnya tiba-tiba terasa sesak dan dengan cepat Raven menghampirinya, membawanya kedalam pelukannya kemudian merasa ia jatuh tertidur bukan pingsan, ia baru bisa bernafa lega, matanya menatap erat Hutu dan perasaan asam naik keatas hatinya.

Menggendongnya dan membawanyaa ke kamar tidur utama, kemudian meletakkannya diatas ranjang.

HP didalam kantongnya saat yang bersamaan berdering.

Ia melihat sekilas dan seketika tatapan matanya membeku.

Ia membalikkan badan melihat sekilas Hutu yang masih memejamkan matanya, kemudian mengangkat telepon, “Halo kak.”

Sambil berbicara sambil berjalan keluar.

“Kartu keluarganya masih ada ditempatmu kan?”

“En!” Masalah tentang perwalian yang terakhir kali, nama Hutu masih ter-registrasi dibawah namanya, awalnya berencana mencari waktu untuk mengembalikannya seperti semula.

“Aku akan mengirimkanmu uang, kamu bantu dia untuk membeli sebuah rumah, kemudian keluarkan namany dari kartu keluarga Ningga, ia tidak pantas masuk kedalam keluarga Ningga.”

Raven perlahan-lahan mengepalkan tangannya, nada bicaranya mengeras dan ia membalas dengan pelan tetapi sengit:

“Kak, seperti ini kamu tidak adil dengannya.”

Keduanya terdiam sejenak, baru perlahan-lahan terdengar kalimat, “Keputusan seperti adalah yang terbaik untuknya dan juga untuk kami.”

Kemudian, telepon terputus.

Saat membalikkan badan, ia menemukan Hutu telah menahan setengah tubuhnya, dengan pandangan kosong melihat kearahnya.

Suasana didalam ruangan seketika berubah menjadi sunyi.

Tidak ada yang berbicara.

Raven berjalan hingga berdiri disampingnya, duduk disamping ranjang dan menariknya kedalam pelukannya, ingin menjelaskan, “Kakak kedua mungkin……”

“paman muda, tidak apa, aku mengerti, aku tidak menyalahkannya.”

Hutu memutuskan perkataan Raven, membuka mulutnya, jelas-jelas seharusnya menangis tetapi tidak mengerti dari mana datangnya ia menghela nafas. Asalkan dapaat membuat hati mereka lebih tenang, dikeluarkan dari keluarga Ningga, ia tidak akan menyalahkan mereka.

Hanya saja, mereka adalah ayah dan ibunya, dalam hatinya tetap saja sangat sedih, tidak rela, benar-benar tidak rela.

Kemudian, Hutu kembali menangis, menangis cukup lama hingga akhirnya jatuh tertidur didalam pelukan Raven.

Tidur ini benar-benar tidak nyenyak, ia tidak hentinya berputar-putar dari mimpi yang satu hingga mimpi yang lainnya.

Saat terbangun kembali, kamar terlihat remang, gorden yang tebal tertutup rapat, sinar matahari yang menusuk mata tersorot diantara celah-celah, menyinari meja abu-abu yang panjang.

Ia mendudukan dirinya, kepalanya terasa berat.

Seluruh kejadian kemarin kembali muncul diotaknya satu persatu, kedua tangannya menutupi wajahnya, hatinya terasa sangat sakit, matanya kembali basah.

Saat itu juga, pintu terbuka dari luar.

Mendengar itu, Hutu melepaskan tangannya dan mengangkat kepalanya, tidak disangka, orang yang berdiri dipintu adalah Mei Yi, Tante muda Raven.

Ia sibuk menegakkan duduknya, menarik nafas, berusaha membuat dirinya terlihat tidak sebegitu mengenaskannya, “Ne…… nenek.”

Mei Yi meletakkan mangkok ditangannya keatas meja, menyalakan lampu di dinding, ruangan seketika menjadi terang benderang.

“Cepat makan sedikit bubur haisom ini, dan juga, jangan panggil aku nenek, panggil aku seperti Raven saja!”

Hutu mengangguk-anggukkan kepalanya, “Terima kasih, tante muda.”

Kedua tangan Mei Yi terlipat didepan dadanya, mengerutkan keningnya dan melihat-lihat Hutu , “Aku kenapa selalu merasa, ada sesuatu diantara kalian berdua.”

Hutu setengah berlutut diatass kasur, bersiap-siap untuk turun dari ranjang dan mandi, mendengar perkataannya yang seperti itu, ia membalikkan kepalanya melihat Mei Yi dan menyadari dia sedang memandangi dirinya.

Ia mengikuti pandangan matanya dan melihat kebawah, kemudian terkejut, ia tadi masih dalam keadaan tidak terlalu sadar, karena itu, ia tidak menyadari tubuhnya mengenakan baju tidur Raven.

Ia tidak dapat menahan dan wajahnya memerah, ia menundukkan kepala tidak berani menatap Mei Yi.

Juga sedang berpikir, bagaimana menjawab Mei Yi.

Novel Terkait

Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu