Cantik Terlihat Jelek - Bab 457 Kematian

“Su...... Suya datang.”

“Suya mengangguk, melihat pada kedua anaknya dan berkata, “Ayo panggil kakek.”

“Kakek.”

“Kakek.”

Kemudian Suya melihat Papanya Eren berbalik, menyeka air matanya.

Orang yang mendekati kematian, hatinya pun menjadi lebih lembut, dia hanya dapat berpikir seperti begitu.

Ketika Eren tiba, mereka sudah bersiap-siap akan mulai makan, ekspresinya tetap sangat tenang, seperti biasanya pulang kerja kembali ke rumah, mencium di pipi kedua anaknya.

Kemudian mengangguk pada kedua orangtuanya, dan tidak banyak berkata.

Tetapi, Suya melihat tangan Papanya bergetar.

Hari ini di rumah keluarga Dekai tidak ada orang lain, hanya ada orangtuanya dan mereka sekeluarga.

Kalau bukan karena masih ingat masalah sebelumnya, Suya bahkan menyangka ini adalah keluarga yang bahagia.

Tetapi.....

Ketika hampir selesai makan, sang Papa mengedipkan mata kepada Mama, lalu Mamanya langsung masuk ke kamar dan keluar dengan membawa sekantong dokumen.

Dia menyerahkannya pada Eren, Eren sepertinya tahu apa itu dan tidak menerimanya, Suya menatap Eren, lalu mengulurkan tangannya menerima, “Bu, apa ini?”

Mendengar Suya memanggil dirinya Mama, mata Mama tiba-tiba bersinar dan terus berkata, “Ini adalah seluruh industri keluarga Dekai, Papamu memberikan 60% dari semuanya untukmu dan Eren.....”

Meskipun Suya tidak pernah sengaja bertanya berapa banyak industri yang dimiliki keluarga Dekai, namun dalam kesannya, ketika sedang bersiap-siap kencan buta bersama Eren, kakak pernah mengatakan ekonomi keluarganya tidak terlalu buruk.

Dia berpikir, 60% seharusnya lumayan banyak.

Setelah menikah, meskipun gajinya lumayan tinggi, namun dia harus membesarkan dua anak, sedangkan Eren, meskipun ia adalah pejabat senior, tetapi gajinya tidak terlalu banyak. Di kota tingkat pertama seperti kota Ciput, mereka ingin hidup dengan nyaman, mereka harus mengandalkan bantuan dari keluarga Suya, untungnya Eren selalu menyerahkan seluruh gajinya padanya, dan tidak pernah mengurus rumah tangga, oleh karena itu, dia tidak tahu bagaimana kondisi ekonomi keluarga mereka, sehingga dia tidak akan tahu tentang hal-hal ini, kalau tidak dia benar khawatir Eren akan merasa tidak tenang.

Jadi saat ini, tiba-tiba kekayaan seperti ini menimpa pada mereka, Suya sebenarnya lumayan tersentuh.

Tetapi dia tetap mendengarkan pikiran Eren, kalau Eren tidak mau menerima, tidak peduli berapa banyak kekayaannya, dia juga tidak akan menginginkannya.

Eren berhenti mengunyah, dia menjepit lauk dan menaruhnya di mangkuk Suya, “Ambil saja, kalau itu untukmu.”

Suya sedikit terkejut, Papa dan Mamanya juga merasa lega mendengar ini.

“Ya Suya, kamu terima saja.” Mamanya segera berkata, “Besok aku akan menyuruh pengacara pergi ke kantor Eren untuk menyelesaikan formalitas.”

Eren menarik napas dan meletakkan sumpit di tangannya, namun pandangannya tidak bergerak ke atas, dia mengambil sup dan meminumnya, “Tulis nama Suya.”

Suya berkata “Ah”, “Tulis..... Tulis namaku?”

Eren mengerutkan kening, “Harta antara suami istri, atas nama siapa pun sama.”

Sang Mama sepertinya mengerti maksud Eren, dia memandang Suya dan berkata, “Ya sama saja, Eren sMamak dengan pekerjaannya, Suya, kalau begitu besok pagi, aku akan menyuruh pengacara pergi mencarimu.”

Sudah mengatakan sampai begini, apa lagi yang bisa dikatakan Suya?

Dia mengangguk, “Ok, kalau begitu terima kasih..... Papa dan Mama.”

Pada pertemuan kali ini, meskipun dari awal sampai akhir, Eren tidak memanggil kedua orang tuanya, namun dapat melihatnya masuk lagi ke rumah ini, hati Papa dan Mamanya sudah merasa sangat senang, dan melihatnya mau menerima warisan itu, rasa bersalah di dalam hatinya juga berkurang.

Pulang ke rumah pada malam hari, Suya berbaring di pelukan Eren, “Eren, aku menyangka kamu tidak akan menerimanya.”

Eren memegang tangan Suya, mencium bibirnya, dan terdiam lumayan lama kemudian perlahan-lahan berkata dengan nada lembut, “Selalu meminta Papa dan Mama mertua menghabiskan uang, benar-benar tidak terlalu baik, lagi pula warisan keluarga Dekai, aku dapat menerima dengan hati tenang, dan ditambah lagi, kalau aku menerimanya, dia juga bisa merasa lebih tenang, membunuh tiga burung dengan satu batu, hal seperti ini benar-benar tidak ada alasan untuk menolaknya.”

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu