Cantik Terlihat Jelek - Bab 181 Siapa Yang Mengalami Insiden?

"Devan, apakah kamu punya sesuatu yang aku tidak tahu?" Clover menyipitkan matanya, meskipun Devan telah memberikan penjelasan kepada Clover mengenai masalah dia pingsan kemarin, Clover tetap merasa ada sesuatu yang salah.

Devan mengangkat alisnya dan berkata dengan suara rendah, "Apa maksudmu?"

"Kamu tadi bilang ayah Gabriel masih berada di kakekku sana, mengapa? Dia bukan ayah kandungku, mengapa kakek tidak mau membiarkan dia pergi?"

Tatapan Devan memancarkan sebuah rasa bersalah sebelum berkata dengan perlahan : "Sepertinya kakek menganggap Ayah Gabriel tahu beberapa masalah ibumu dan Ayah Gabriel bersikap keras kepala tidak mau bicara, makanya kakek mengurung dia"

Clover melamun sejenak dan mengangguk.

"Perusahaanmu kapan mau dibuka secara resmi? Apakah sudah memilih tanggal?" Devan mengganti topik.

"Iya, aku tidak memilih tanggal, aku tidak percaya dengan hal seperti itu, rencanaku mau buka di Sabtu ini, sisa 3 hari" Berkata sampai sini, Clover mengangkat kepalanya dan melihat ke Devan, "Mendengar kata-kata direktur Devan, apakah anda bermaksud mau menghadari acara pembukaan?"

Devan mengosok alisnya dengan lembut dan menjawab, "Akan diusahakan" Setelah itu Devan berputar balik badannya dan menutup pintu.

Clover tidak bisa melihat ekspresinya, tetapi dia merasa sedikit harapan di dalam hatinya.

Waktu 3 hari pun pergi dengan cepat.

Karena harus pergi melihat dekorasi acara, Clover bangun lebih awal daripada Devan untuk pertama kali.

Clover sengaja menata riasan yang indah untuk dirinya dan memakai pakaian gaya China yang disediakan Wuli semalam, kemudian Clover mengikat rambutnya dengan sederhana sebelum keluar dari rumah.

Karena Clover tidak bisa mengemudi, Devan mencarikan Clover seorang supir khusus untuk memudahkan Clover pulang pergi.

Tetapi karena Clover selalu berangkat dari rumah pada waktu yang telat, Devan mendorong waktu bekerja supir Clover menjadi agak telat juga, karena waktu sudah hampir tiba, Clover menyuruh supir Devan untuk mengantar Clover dulu, karena satu supir bertanggung jawab atas satu mobil, akhirnya Clover berangkat menggunakan mobil Devan.

Setelah Clover sampai di kantor, Wuli sudah menyiapkan hampir semua barang, tidak tahu dari mana Wuli mencari set meja, set gelas dan layar bergaya kuno, seluruh tempat terlihat sangat kuno dan antik.

Banyak orang yang melewati tempat itu berhenti di sana hanya untuk mengambil foto.

Semua masalah sedang berjalan dengan lancar dan sesuai rancangan, tetapi ketidaknyamanan di hati Clover tidak bisa menghilang.

"Direktur Clover, apakah Direktur Devan akan menghadiri acara pembukaan hari ini juga?" Wuli mengira Clover yang mengerutkan alisnya terlalu gugup dan sengaja mengajak dia berbicara.

Clover mengangguk, semalam sebelum tidur Devan ada berkata mau memberikan Clover sebuah hadiah besar, seharusnya Devan akan datang hari ini.

Pikir sampai sini, ekspresi cemas Clover menjadi agak lega, "Iya, dia akan datang"

Selanjutnya adalah sesi tamu masuk ke dalam tempat acara, awalnya Clover tidak bermaksud mau mengundang terlalu banyak orang selain Yuta, beberapa perusahaan yang ada kerja sama dengan CX dan beberapa penata rias utama, tetapi Wuli berkata ada lumayan banyak orang yang berkata mau datang memberikan selamat, jadi Clover juga susah menolaknya.

Para tamu juga sudah hampir semua telah hadir.

Tetapi Clover tidak melihat bayangan Devan, dia merasa sedikit tidak sabar dan mengeluarkan ponselnya, ketika Clover baru saja mau menelpon Devan, Dylan menelpon dia, Clover mengangkatnya dengan bahagia.

Selanjutnya, Wuli melihat wajah Clover menjadi sangat pucat dan ponsel yang dipegang Clover juga jatuh ke lantai.

Wuli membantu Clover mengambil ponselnya dan Clover sudah berlari ke jarak beberapa meter dari Wuli ketika Wuli mau memberikan ponsel Clover kepadanya.

Clover mengingat adegan terakhir seperti ini adalah waktu Simon mengalami insiden, meskipun akhirnya Simon baik-baik saja, tetapi suasana hati Clover sekarang sama seperti waktu itu, cemas dan panik.

Clover memang sudah merasa tidak nyaman dalam hatinya beberapa hari ini, dia merasa pasti ada sesuatu yang mau terjadi, tetapi dia tidak menyangka yang mengalami insiden itu Devan.

Pada saat Clover sampai di rumah sakit yang dikatakan Dylan, yang aneh adalah suasana rumah sakit sangat sunyi, Clover mengira Devan mengalami insiden pasti akan terjadi kerusuhan, tetapi Clover tidak melihat satu orang pun yang berhubungan dengan Devan.

Clover bertanya kepada seorang perawat, "Apakah kamu tahu tuan Devan tinggal dimana?"

Orang itu menggelengkan kepalanya..... orang kedua juga menggelengkan kepalanya.........

Clover sudah hampir berlari ke setiap ruang darurat di lantai atas dan bawah rumah sakit ini, tetapi dia tidak melihat Dylan dan tidak ada yang tahu juga ketika Clover bertanya.

"Devan, kamu dimana?" Clover buru-buru pergi tadi dan dia tidak mengambil ponselnya, Clover merasa cemas sampai dia berlutut di atas lantai.

Tetapi tidak ada seorang pun yang menjawabnya.

Clover tidak memiliki kebiasaan mengingat nomor ponsel, jadi sekarang dia seperti seekor lalat yang tidak memiliki kepala.

"Nona, apakah kamu salah mengingat rumah sakit? Tuan Devan yang kamu katakan adalah Direktur Ningga Group kan? Jika orang yang berstatus begitu tinggi mengalami insiden tidak mungkin suasana rumah sakit masih begitu sunyi" Seorang dokter yang sudah agak tua berkata setelah melihat Clover sudah berlari ke atas bawah berkali-kali.

Clover melihat ke dokter itu, "Orang itu menyebut rumah sakit ini, aku tidak mendengar salah" Clover tidak mungkin mendengar salah masalah sepenting ini.

Tetapi, Clover tidak mengerti mengapa dia tidak bisa mencari Devan di sini, lalu, di seluruh rumah sakit ini tidak ada satu orang pun yang dia kenal.

Clover keluar dari rumah sakit dan memanggil sebuah taksi, dia ingin kembali ke kantor dan mengambil ponselnya dulu.

Pada saat Clover baru mau turun dari taksi, pengemudi taksi itu menahan dia, melihat pakaian Clover yang aneh, pengemudi itu berkata : "Nona, apakah kamu datang dengan mesin waktu? Apakah kamu tidak tahu duduk taksi itu harus bayar?"

Clover melepaskan tangan orang itu dan berteriak : "Suamiku mengalami insiden, apakah kamu bisa membiarkan aku mengambil ponselku dan menelpon dulu?................." Berkata sampai sini, Clover menangis dengan sedih.

Pengemudi taksi itu mengerutkan alisnya setelah mendengarkan kata-kata Clover, kemudian dia kembali ke mobil sendiri dan pergi setelah menginjak gas.

Jadi, pada saat Clover sampai di kantor, riasan dia sudah menjadi berantakan, bajunya juga sudah tidak rapi dan bahkan ikat rambutnya pun sudah lepas, Clover terlihat sangat berantakan dan canggung.

Selain itu, Clover masih terus menangis.

Karena merisaukan Devan, Clover tidak bisa peduli dengan orang lain, melihat Wuli berdiri di depan pintu, dia berlari ke Wuli dan menariknya, "Wuli, dimana ponselku?"

Wuli tidak bisa bereaksi setelah melihat penampilan Clover yang canggung, dia mengeluarkan ponsel Clover dari sakunya dan memberikan kepada Clover, "Apakah kamu pergi berebut pria atau dipukuli orang?"

Clover tidak sempat menjelaskan kepada Wuli, dia buru-buru mengambil ponselnya dan menelpon ke Dylan.

Tetapi...........

"......................" Nada dering yang familiar berdering di belakang Clover, Clover sudah pernah mendengar nada dering ponsel Dylan banyak kali, nada deringnya sangat unik dan enak di dengar.

Novel Terkait

Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu