Cantik Terlihat Jelek - Bab 638 Bolehkah Aku Melihat Dirimu Versi Wanita

Awalnya mengira jika dilanjutkan terus, malam ini pasti akan terjadi sesuatu, meskipun usianya agak muda, tapi ...

Tapi tanpa malu-malu, Mimi menginginkannya, jika pihak lain adalah Aderlan, maka Mimi bersedia.

Tapi tidak diduga, Aderlan tidak memiliki niat seperti itu dari awal.

Setelah mengerti, Mimi merasa canggung.

Karena khawatir riasannya akan luntur ketika tidur, Mimi terus mengobrol santai dengan Aderlan.

Setelah berinteraksi selama beberapa bulan, keduanya mulai saling memahami satu sama lain.

Dari kehidupan hingga masa depan, Aderlan telah menjadi teman cerita bagi Mimi.

Waktu sepertinya berjalan mundur.

Keduanya mengobrol dengan sangat gembira dan tidak tidur semalaman.

"Bulan depan tanggal 2 adalah upacara pembukaan proyekku, apakah kamu bisa ikut berpartisipasi?"

Mimi ingin mengatakan tidak bisa, saat baru saja ingin berkata, Aderlan melanjutkan lagi: "Aku benar-benar berharap kamu bisa hadir. Ini adalah awal dari impianku. Aku ingin kamu menyaksikannya, aku juga berharap kamu bisa berpartisipasi dalam semua hal pentingku."

Sebelum Mimi memahami Aderlan, Mimi selalu mengira bahwa Tuan besar ini pasti orang yang sangat serius, tetapi di depan Rozi, Aderlan selalu ramah dan banyak bicara.

"Um, baik."

Keduanya tidak tidur sepanjang malam, tetapi masih sangat semangat.

Aderlan membawa Mimi pergi menyantap sarapan yang terkenal di sekitar sana, kemudian keduanya berjalan lagi ke taman.

Semua yang terjadi membuat semuanya tak terduga.

Kemarin masih seperti orang asing, tetapi hari ini tampak seperti pasangan suami istri.

Tidak perlu terlalu banyak bicara, saling berpegangan tangan saja sudah bisa memuaskan batin masing-masing.

Penampilan Aderlan sangat baik dan temperamennya juga tidak perlu dikatakan lagi. Meskipun, sebagai seorang pria, Mimi sedikit lebih rendah, tetapi setelah berpegangan tangan dengan Aderlan, tampilannya seketika menjadi lebih tinggi.

Bagimanapun juga, di mata orang luar, mereka adalah dua orang pria?

Akhirnya, Mimi menggunakan kesempatan mengikat tali sepatu, kemudian menarik tangannya dari genggaman tangan Aderlan.

"Halo, aku ingin bertanya bagaimana menuju Jalan Diponegoro?"

Saat Mimi membungkuk, Mimi mendengar suara seorang wanita, kemudian mengangkat kepalanya dan melihat wajah kecil yang sedikit pemalu dengan tatapan mata yang penuh harapan.

"Tidak tahu!"

Suara yang rendah itu terdengar acuh tak acuh dan kejam, dan masuk ke dalam hati MImi.

Dulu saat menjadi "saudara", Mimi bukan tidak pernah melihat gadis-gadis yang dulu pernah bersama Aderlan, itu benar-benar sampai di tahap tanpa membedakan usia.

Namun, Aderlan tampaknya bersikap sama terhadap semua orang dan selalu menjaga jarak.

Kecuali gadis dari keluarga Pei, Aderlan sesekali tampak memiliki sedikit ekspresi.

Yang lainnya seperti Aderlan bersikap dingin seperti kulkas dan seperti orang asing.

Kadang-kadang, Mimi berpikir, apakah dirinya termasuk cukup beruntung, dia adalah Rozi, dia berjalan masuk ke dalam hati Aderlan dengan cara yang berbeda.

Kemudian keduanya berjalan berdampingan dengan santai sampai matahari terbit di atas, barulah berhenti.

Sepanjang jalan, segala macam orang yang menyukai, benar-benar membuat kesulitan untuk menanggapi semuanya.

Untungnya, seseorang terus berekspresi sama, dan tidak banyak berkata.

Mimi melihat Aderlan yang sedang menjawab telepon, tampaknya itu mengenai proyek.

Gerakan mulut Aderlan yang serasi, bibirnya terlihat sangat indah, mata hitamnya tidak mengalami perubahan, meskipun nada suaranya semakin tinggi.

Aderlan masih sangat muda, dia sudah memiliki aura seperti itu. Mimi sedang berpikir dalam tiga, lima, atau sepuluh tahun lagi, dirinya harus bagaimana agar bisa menjadi seseorang yang bisa menarik perhatian.