Cantik Terlihat Jelek - Bab 214 Mikasa Punya Anak?

Mikasa membelokkan badan, melihat ayahnya, meski mulut ayahnya tak berkata-kata, tapi dalam hati wanita itu mengerti, ayahnya masih ingin membesarkan anak ini.

Mikasa adalah keluarga pria itu, kalau Mikasa sudah tidak ada, anak ini sama dengan penerus dari keluarga Akerman.

Tapi, wanita itu juga lebih mengerti, kalau dirinya sendiri menyetujui untuk membesarkan anak ini, juga berarti apa, berarti seumur hidupnya ini mungkin bisa hancur.

Meski ayah usianya belum tua sekali, tapi beberapa tahun ini, gula darahnya terus meningkat, kondisi tubuhnya semakin merosot, jangan kan menjaga anak kecil, menjaga dirinya sendiri saja sulit.

Pintu berbunyi “Grek”

“Paman.” Suya membuka mulut berkata.

Mikasa tidak menolehkan kepala, hatinya sangat kacau.

Tiba-tiba ayah Mikasa membengkokkan sepasang lutut di hadapannya, berlutut di lantai.

Selingkaran mata Mikasa memerah, “Pa, apa yang kamu lakukan?”

“Mikasa, seumur hidup ini Papa bersalah padamu, tapi, Mikasa dia adalah….”

Seakan tali di hatinya hampir putus saja, akhirnya masih saja putus seluruhnya, walaupun Mikasa sudah ada persiapan hati, saat ini, masih saja tergetar tak ada respon.

“Pa….” Sepasang tangannya menutupi wajah, lalu membukanya lagi, menghirup nafas, “Pa, bagaimana bisa kamu memperlakukan ini terhadapku?”

Ayah Mikasa mengangkat tangannya setengah mengudara, agak gemetaran, melihat Mikasa, air mata bercampur dengan debu-debu di udara, dari matanya mengalir ke bawah, “Mikasa, dia adalah penerus dari keluarga Akerman.”

Penerus? Lalu dia? dia memang pantas mati menjadi orang yang dikorbankan?

Tahun itu karena untuk merawat papanya, dia berhenti dari pekerjaan yang ia sukai, bertahun-tahun, mengelolah warung ini, merawat ayah, membayar hutang wanita itu.

Dengan susah payah baru saja keberuntungan datang mengunjungi, sudah mau mendapatkan rumah subsidi dari pemerintah, sudah melunasi hutang, tapi malah datang satu anak.

“Pa, bagaimana denganku? Ada satu anak, siapa lagi yang masih mau denganku?” Mengatakan sampai di sini dia menangis tersedu-sedu, seakan mengeluarkan derita-derita yang terpendam selama bertahun-tahun ini.

Mendengar dia seperti ini Suya pun ikut menangis, “Paman, kalian terhadap Mikasa seperti ini, sungguh tidak adil, dia sudah umur 27 tahun, pada dasarnya pun sudah tidak mudah mencari pacar, kalian masih mau memberinya anak, pria mana yang masih berani dengan dia?”

Ayah Mikasa masih saja berlutut di lantai, sepasang lengan menopang di atas kedua lututnya, menundukkan kepala melihat ke bawah, air mata berjatuhan, membuat celana abu-abu di pahanya meresap basah, kelihatan pria itu juga tidak gembira.

Setelah beberapa saat, hanya kelihatan dia menopang di lantai, berdiri, “Mikasa…, kamu jangan menangis lagi, Papa lah yang egois.” Usai berkata, dia membengkokkan pinggang menggendong anak kecil itu.

“Aku akan mengantarnya ke panti asuhan.”

Anak itu seakan sepertinya bisa mendengar pembicaraan mereka saja, baru saja suara ayah Mikasa terjatuh, dia pun menangis dengan sangat-sangat sedih.

Tapi, ayah Mikasa seakan tidak terdengar saja, pergi ke kamar mengambil kantong yang berisi beberapa setel baju, dan berjalan keluar.

Suya akhirnya menjadi lega.

Mikasa tiba-tiba masih mengeluarkan suara berkata: “Biarkan dia di sini, paling-paling, seumur hidup tidak menikah.”

Suara wanita itu sangat kecil, namun cukup untuk menutup suara tangisan anak kecil itu, tersebar masuk ke dalam telinga ayah Mikasa.

Di wajah Ayah Mikasa, jelas terlihat ada seuntai perasaan terkejut, selanjutnya dia membalikkan badan melihat Mikasa, “Mika…sa….”

“Kamu sudah gila yah, Mikasa, kalau kamu membiarkan dia di sini, seumur hidupmu ini benar akan habis.”

Mikasa melihat ke Suya, “Kalau aku tidak membiarkan dia di sini, baru lah aku akan habis.” Usai berbicara, dia seakan seketika juga terbuka pikirannya, tersenyum kecil, berdiri, mengambil pergi anak yang tak henti-hentinya menangis itu dari tangan ayahnya, “Sini, Bibi.. um, tidak apa-apa, kamu panggil aku Mama saja, besok-besok, aku, kamu, dan juga Kakek, kita hidup bersama seumur hidup.”

“Mikasa, kamu ini sudah gila yah? Mama atau bibi, pada saatnya, kamu bisa menjelaskan ke orang bahwa….”

“Suya, janji lah padaku, ini adalah rahasia di antara kita. Tidak boleh dikatakan keluar, sebagaimana aku mengambil alih atas kehidupannya, aku seharusnya juga bertanggung jawab atas kehidupannya, aku tidak ingin seumur hidup ini dia hidup di dalam ketidakbahagiaan.” Usai bicara, dia mencubit muka anak itu sejenak, “Ya, besok-besok, nama kamu Terani Akerman, dari kata transisi, bagus tidak? kamu adalah… titik transisi dalam hidup mama.”

Air mata yang tak terkendalikan.

Selesai berkata, handphone yang diletakkan di atas meja berdering.

Mikasa menggendong anak, memberi kode-kode meminta Suya bantu mengangkatnya, “Halo….’

“Halo nona, kami dari departermen desain dari Panama Group, mau tanya, nona apa betul kamu benar-benar mau melepaskan perkerjaan ini?”

Menerima telpon dengan speaker handphone, Mikasa bisa kedengaran dengan sangat jelas.

Tentu saja Ayah Mikasa juga kedengaran, dia dengan tidak percaya melihatan anak perempuannya sendiri, dalam matanya terlebih lagi ada perasaan bersalah yang tak tahu harus berbuat apa, pria itu membuka mulut berkata: “Mikasa, kamu pergi kerja, anak ini, gaji pengasuh saja, aku bisa membantumu mengawasi.”

Mikasa melihat Terani dalam pelukkannya, agak bimbang, “Tapi, Pa, Terani masih begitu kecil, badanmu juga tidak baik, aku tidak tenang.”

Berpikir-pikir, berkata ke handphone: “Maaf, anak… anakku tidak ada yang jaga, badan Papaku juga tidak sehat, aku pikir lepas saja, sungguh maaf sekali.”

Usai berkata, dia menggendong Terani berjalan pergi keluar.

Sangat panas di luar, hembusan angin yang berhembus pun tidak ada dinginnya, namun hati Mikasa dingin sampai ke lapisan terbawah, dia mengangkat kepala melihat ke langit, mengoyang-goyangkan bibir, lesung pipinya perlahan kelihatan, dia tersenyum kecil, “Sampai jumpa, Gary.”

Saat ini di Panama Group

“Orang ini sungguh aneh, nyata-nyata sudah tahu dirinya ada orang tua dan anak kecil, mengapa kemarin masih mau interview?”

Penanggung jawab sedang mengeluh, namun Gary malah mengerutkan alis, putranya?

Hari itu, dia bukannya pergi ke kencan buta kan? Kenapa bisa ada anak? Raut wajahnya langsung jadi suram.

Membalikkan badan pergi dari departermen desain.

Lift baru saja terbuka, asisten satunya lagi pun menyambutnya, “Presdir, itu ada Nona Shiren di ruang kerjamu, katanya ada sesuatu mau bertemu denganmu.”

Pandangan mata Gary memberat, menghirup-hirup nafas, menganggukkan kepala, mendorong pintu, masuk ke dalam ruang kerja.

Shiren begitu melihatnya kembali, berdiri dari sofa, mengelilinginya, dan mengunci dari dalam pintu yang berada di belakang pria itu.

Gary melihatnya sekali lewat, “Untuk apa kamu datang?”

Saat ini suasana hati pria ini sangat lah tidak bagus, ini adalah firasat Shiren, dia mengerutkan alis, “Gary, kamu marah ya denganku?”

Gary tidak berbicara, “Mana berani?” nada suara yang aneh.

“Tapi kamu jelas-jelas marah, Gary, maaf ya, aku itu, juga tak terkontrol…. saja, kamu juga awalnya hanya memintaku berpura-pura jadi pacarmu, biar adik perempuanmu jangan terlalu khawatir, sekarang, aku juga hanya lebih cepat menghentikan kerjasama kita saja.”

“Langsung saja kamu katakan, ada apa kamu ke sini?” Gary melihat wanita di hadapannya, tiba-tiba kehilangan kesabaran yang biasanya ada, sampai-sampai keinginan awalnya untuk bersandiwara pun tidak ada lagi, suasana hatinya tak beralasan menjadi gelisah dan tak tenang.

Shiren mengoyang-goyangkan baju samping Gary, dengan suara kecil berkata: “Gary, ada satu hal, aku perlu bantuanmu.”

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu