Cantik Terlihat Jelek - Bab 724 Berjumpa Lagi Dengannya

"Apakah kamu berpikir semua orang bisa menjadi asisten artis? Biasanya, mereka hanya akan menerima kenalan dari orang dalam, jarang sekali terbuka untuk orang luar."

Sembari berkata, dia terhenti sejenak lalu memegang tangannya Fisi , "Kamu tuh pintar, tentunya akan memiliki masa depan yang cerah, jangan dikarenakan mengejar idola, sehingga menghancurkan dirimu."

"Lagipula, kerjaan sebagai asisten, kedengarannya sih bagus, namun kerjaannya hanya sebagai pembantu saja, selain menuntut harus mempunyai standar yang tinggi, gajinya juga tidak sebanyak yang kamu bayangkan, kamu masih muda dan begitu unggul, demi apa sih dek?"

Fisi menundukkan kepalanya, terdiam tidak bersuara, dia tahu Viane berkata begitu demi kebaikannya juga.

Tetapi, ada beberapa hal yang tidak bisa Fisi menjelaskan kepadanya, Viane tidak mengerti, dia bisa memakluminya.

Dia tersenyum simpul, "Aku hanya tiba-tiba kepikiran saja, aku tidak akan membahasnya lagi."

Sambil berkata, dia menganggukkan kepalanya, dan menunjukkan ponsel yang dipegang olehnya, "Kalau gitu kak Kak Viane , kita kontekan lewat ponsel saja ya."

Disaat dia mau melangkah keluar, Viane mengejarnya dari belakang, lalu menarik tangannya, "Kalau kamu beneran tertarik dengan itu, aku saranin kamu bisa ke perusahaan manajemen selebriti yang bisa diandalkan, usahakan menjaga hubungan yang baik dengan orang dalam, mungkin saja nanti bisa ada kesempatan.

Fisi menganggukkan kepalanya dengan penuh rasa bersyukur, "Makasih banyak kak Kak Viane , lain kali aku traktir kamu makan."

3 bulan kemudian

"Fisi , kalau bukan kamu direkomendasikan oleh guru, saya tidak akan memberikan kesempatan kepada orang baru, namun kamu juga tidak perlu terlalu senang, perihal kamu bisa bekerja atau tidak, keputusannya ada ditangan Kenbo."

Fisi yang berjalan dibelakang mengikuti Devita menganggukkan kepalanya dengan menjawab, "Iya."

Meskipun dibilang dia sudah berusaha dengan sekuat tenaga, namun di saat ini, dia tetap merasa takut dan gugup.

Dalam 3 bulan ini, selain kuliah di Universitas T, dia selalu menghabiskan waktunya di perusahaan management selebriti ini.

Agar bisa banyak belajar, juga agar bisa mendekati orang-orang dalam tersebut.

Dia benar-benar sudah berusaha dengan semampunya.

"Baik, terima kasih Kak Devita, guru menyuruhku untuk banyak belajar dengan anda."

Devita sambil berjalan sambil menoleh ke arah Fisi .

Fisi tidak mempunyai wajah yang cantik, dia tidak tahu apa alasannya membuat si 'cerdik' tersebut berkali-kali memuji Fisi didepannya.

Katanya sih teliti, dewasa, pintar dalam menanganin masalah humas, tidak gampang menyerah dalam keadaan kesulitan, bertanggungjawab, cepat beradaptasi serta fleksibel.

Heh, orang baru yang sama sekali belum pernah bekerja di bidang ini, kok bisa sampai dipuji hingga seperti ini?

Baru pertama kali dia mendengar pujian seperti ini dari sekian lama dia bekerja dibidang tersebut.

Tetapi, si 'cerdik' itu juga bisa dibilang adalah gurunya, karena dia yang membawa dirinya masuk ke dunia hiburan, meskipun mereka pernah ada masalah hingga hampir berantem, namun bagaimanapun Fisi adalah orang yang direkomendasikan oleh si 'cerdik', dia terpaksa harus memberikannya kesempatan.

Di ruang latihan .

Pintu terbuka, Kenbo sedang melakukan olahraga pullup, dia memakai singlet berwarna hitam, menampilkan bentuk tubuhnya yang kokoh, dengan kulitnya yang berwarna sawo matang, tampak jelas butiran keringatnya bercucuran dari wajahnya hingga mengalir ke bahu, bentuk wajahnya yang begitu ideal dan tampan, bola matanya yang berwarna gelap kini terlihat sangat dingin, kelihatannya dia begitu seksi dan menggairahkan.

Fisi berusaha keras baru bisa mengalihkan pandangan darinya.

Kakak, akhirnya kita berjumpa lagi !

"Ada apa?"

"Saya mencarikan asisten part-time untukmu."

"Saya tidak butuh."

"Saya tau kamu tidak suka ada orang yang mendekat denganmu, dia masih pelajar, baru masuk kuliah semester 1, dia hanya kerja di hari sabtu dan minggu, kebetulan sekarang lagi liburan musim dingin, saya rasa kamu bisa mencoba untuk menerimanya."

Gerakan latihan Kenbo terhenti.

Melihat ini, Fisi berjalan ke arah samping mencuci tangannya dengan air, setelah mengeringkannya, dengan cepat dia berlangkah ke sisi samping satunya lagi, lalu menggambil handuk yang sudah dilipat dan memberikannya kepada Kenbo .

Kedua orang terbengong melihat gerakan spontannya Fisi .

Kenbo yang tersadar dari begong, mengambil handuknya lalu meletakkannya di lehernya.

Dia menundukkan kepalanya, memperhatikan wanita yang ada didepannya, hm... sebutan gadis kecil mungkin lebih cocok untuknya.

Tidak ada yang istimewa darinya, wajahnya hanya bisa dibilang bersih, namun kalau ketemu dijalanan, bagaikan hanya orang biasa saja yang tidak akan membuat orang untuk menoleh kedua kalinya , tapi entah kenapa membuatnya terasa nyaman.

Betul, membuatnya terasa nyaman.

Dia kalau terhadap orang asing, terutama ke wanita, tidak ada rasa ramahnya, bahkan bisa dibilang dia merasa sedikit jijik.

Tapi wanita ini sama sekali tidak membuatnya merasa jengkel.

"Aku seorang yatim piatu, aku membutuhkan pekerjaan ini, aku akan bekerja semaksimal mungkin."

Fisi sehabis berbicara, mengangkat kepalanya dan menatap Kenbo .

Matanya tergenang air mata, namun membawa senyum kepadanya.

Kakak, aku membutuhkan pekerjaan ini, aku akan mengerjakannya dengan baik.

Meski Kenbo merasa nyaman, namun dia tidak berencana mempekerjakannya.

Tetapi disaat Fisi buka suara menyatakan dirinya adalah seorang yatim piatu, disaat matanya yang penuh air mata memandangnya.

Kata "Tidak perlu." Yang hampir diungkapkannya.

Akhirnya tidak jadi dikeluarkannya.

"Berasal dari mana?"

Berasal dari mana?

"Kota Y!" Dia sekolah SMA dikota Y, dikarenakan terpengarui oleh bahasa daerahnya, logat bahasa nasional yang dibicarakannya terdengar sangat tidak standart, saat itu demi mencari pekerjaan, dia berlatih keras agar bisa berbicara bahasa nasional dengan baik, oleh sebab itu, dengan logat bicaranya yang sekarang, sama sekali tidak bisa menebaknya berasal dari kota mana.

Lagipula, domisilinya sudah dia pindahkan kesini semenjak dia kuliah di Universitas T, yang paling penting adalah, dia percaya Kenbo sama sekali tidak akan meragukan identitasnya.

Ternyata betul tebakannya, detik berikutnya, Kenbo mengalihkan pandangan mata dari dirinya.

Melihat ke arah Devita , "Coba dulu saja!"

Fisi merasa lega.

Devita merasa agak kaget.

Dia berulang kali menoleh ke arah Fisi .

Dulu dia sudah berkali-kali menyebutkan ingin mencarikan asisten untuk Kenbo .

Tetapi, Kenbo selalu menolaknya dengan kata, tidak perlu!

Atasannya selalu merasa khawatir, dan akhirnya bila Kenbo setiap ada kerjaan, selalu dia yang menemaninya.

Dengan demikian, dia sendiri juga merasa lelah yang luar biasa, sebab artis yang perlu dia bimbing tidak hanya Kenbo saja.

Awalnya yang tidak menaruh harapan kepada wanita didepannya ini.

Saat ini, dia merasa sangat tidak terduga.

Tetapi, lebih banyaknya dia merasakan senang dan lega.

"Kalau begitu, kamu mulai hari ini saja kerjanya, nanti sore Kenbo ada 1 pemotretan iklan, kamu ikut juga kesana."

Fisi mengiyakannya, untungnya dia beberapa bulan ini lebih kurusan dibandingkan saat kerja dihotel.

Bila tidak, Devita pasti sudah mengenalinya.

"Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, nanti kamu ke ruangan saya, saya akan memberitahukan kepadamu."

Fisi menganggukkan kepalanya, balik badan lalu membantu Kenbo mengambil jaketnya dan mengenakan ke badannya, dan dia berbalik badan lagi menuangkan segelas air putih untuk dia, "Anda minum dulu."

Dulu, Kenbo kalau minum air putih selalu suka minum yang panas, tidak menyukai air hangat, karena dia bilang, kalau air hangat memasak kodok, yang ada hanya akan menyiksa kesabaran orang.

Fisi waktu itu bahkan sempat menertawakannya, dan menyatakan kalau dirinya hanya suka air hangat saja.

Tadi dia mencoba menuangkan air panas kedalam, ketika melihat dia minum, Fisi merasa begitu senang.

Kebiasaannya kakaknya mungkin masih banyak seperti dahulu.

Lanjut, dia dengan beraturan membersihkan ruangan.

Ketika Kenbo selesai minum air, dirinya pun mengikutinya keluar dari ruangan.

Kenbo berjalan masuk ke toilet.

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu