Cantik Terlihat Jelek - Bab 599 Raven Memiliki Hubungan Dengan Wanita Lain

Tidak tahu apa yang dikatakan oleh pihak lain, Raven langsung menutup telepon.

Saat Hutu keluar, Raven sedang menyiapkan makanan untuknya.

"Paman muda, apakah kamu tidak pergi kerja hari ini?"

Raven menarik tangan Hutu dan menatapnya, wajah Hutu yang polos tanpa riasan membuat Raven tidak berkedip mata.

"Kamu sangat cantik!"

Hutu merasa malu karena pujiannya, kemudian mengerutkan kening dan mendorongnya, lalu bercanda, "Ada apa dengan dirimu hari ini? Jangan-jangan kamu melakukan sesuatu yang salah padaku?"

Raven tidak berbicara, lalu tiba-tiba tersenyum menatap Hutu, "Bagaimana jika aku benar-benar melakukan sesuatu yang salah padamu?"

Sendok di tangan Hutu, "pah", jatuh ke dalam mangkuk dan menimbulkan suara tajam yang menyakitkan telinga.

Jadi, ini sebabnya tadi malam Raven bersikap aneh?

Jadi, ini sebabnya hari ini Raven bersikap begitu padanya?

Hutu menatap Raven, matanya seketika memerah dan memaksa diri untuk tersenyum, "Paman muda, kamu sedang bercanda, kan?"

Raven benar-benar memperhatikan reaksi Hutu dan berkata dengan serius: "Kamu jawab dulu. Jika itu terjadi, apa yang akan kamu lakukan?"

Apa yang akan dilakukannya?

Hutu kesulitan untuk berbicara, dia tidak pernah memikirkan masalah ini, sama sekali tidak pernah.

Hutu berusaha untuk berdiri, dia menuangkan segelas air di atas meja ke tubuhnya, air itu membasahi pakaiannya dan mendinginkan hatinya.

Hutu mengedutkan sudut mulutnya dan memutar kepalanya kesamping, kemudian menggigit bibir bawahnya dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

Kemudian berbalik dan ingin melarikan diri!

Tapi Raven meraihnya dan menariknya dengan kuat, Hutu terjatuh ke dalam pelukan Raven.

"Aku telah dibius oleh orang, tetapi Altius datang menyelamatkanku, istri, aku sangat takut!"

Raven memeluknya dengan erat, Hutu bahkan bisa merasakan tubuh Raven yang gemetaran.

Hutu benar-benar tertegun!

Pertama dirinya, lalu Raven...

Hutu menutup matanya, kemarahan di dalam hatinya seketika membuat napasnya terengah-engah.

"Mengapa mereka begitu membenciku? Mengapa begitu membenciku? Wuuh..."

Setelah terkejut dengan semua ini, Hutu menangis dengan keras.

Raven menepuk punggungnya, "Aku tidak ingin menyembunyikan hal ini darimu, tetapi kamu harus percaya padaku, hal ini tidak akan terjadi lagi. Kemarin, abang keduaku datang mencariku untuk membahas sesuatu, aku tidak melakukan pembelaan diri."

Hutu menggenggam pakaian belakang Raven dan terkejut, "Sako Ningga..."

Hutu merintih dan menangis, Hutu memanggilnya dengan nama Sako Ningga dan bukan ayah.

" Tutu !"

Hutu terus menangis dengan sangat sedih, kemudian kembali tenang secara perlahan-lahan, menatap Raven dan menarik napas.

"Paman muda, aku benar-benar sangat sedih. Aku benar-benar peduli pada mereka, tetapi mengapa mereka tidak bisa mentoleransi diriku?"

Raven menarik dua lembar tisu dan menyeka air mata di wajah Hutu, "Ini salahku!"

Hutu menggelengkan kepalanya dan menatap Raven, "Paman muda, apakah kamu sangat lelah bersamaku? Kamu sebenarnya bisa hidup dengan damai, menikahi seseorang yang latar belakang keluarganya sama denganmu, tapi malah diriku yang terjerat bersamamu. Kamu sudah berusia 31, tapi karena diriku, kamu dirumorkan oleh orang-orang luar dengan sangat, sangat buruk, hal ini membuatku sangat sedih! "

Hutu terdiam sejenak, kemudian melanjutkan: "Sebenarnya, kamu begini, hatiku merasa tidak enak, tapi aku tidak rela jika harus berpisah darimu. Aku tidak tahu berapa lama aku akan bertahan jika mereka melakukan hal ini terus-menerus."

Hutu merasa dirinya sudah hampir gila.

"Paman muda, apakah aku begitu memalukan?"

Raven memandang Hutu yang berjongkok di lantai, kedua tangan Hutu memeluk lutut, kemudian Raven membungkuk dan membantu Hutu untuk berdiri.

"Mungkin semuanya akan diselesaikan dengan secepatnya."

Hutu hanya menganggap Raven sedang menghibur dirinya dan tetap diam tidak berkata apapun.

Dampak dari kejadian ini membuat situasi Hutu menjadi lemah.

Hutu mengalami demam sejak malam itu.

Lalu berulang kali, selama beberapa hari demamnya tidak membaik, juga tidak berbicara dan tidak mau makan. Setiap hari setelah bangun dari tidur, selalu merenung, setelah selesai merenung, kemudian tidur lagi.

"Dia ini terpengaruh secara mental dan harus menemukan cara untuk mengalihkan perhatiannya."

Dokter memberitahu Raven.

Mengalihkan perhatian?

Raven tidak punya pilihan lain selain menelepon Nini Chen. Saat Nini Chen menelepon Hutu dan karena takut Nini Chen khawatir, Hutu terus mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja dan tidak apa-apa.

Hutu sangat terkejut saat Vema Munir datang. Setelah sekolah dan berpisah selama beberapa tahun, masing-masing sibuk dengan hal yang lain, meskipun berada di kota yang sama, waktu pertemuan selalu tertunda.

"Paman mudamu mencariku."

Vema membawa sekantong besar yang berisi makanan ringan dan diletakkan di atas tempat tidur Hutu.

Hutu bangkit dan duduk di tempat tidur, "Apa yang sedang kamu lakukan?"

"Kata paman mudamu, kamu sangat frustrasi. Saat aku frustrasi, hanya makanan ringan yang bisa membantu keluar dari masalahku!"

Hutu melihat Vema, ngomong-ngomong keduanya sudah tidak bertemu selama lebih dari setengah tahun, "Bagaimana kabarmu akhir-akhir ini?"

Vema membuka sebungkus cakar bebek dan memberikannya pada Hutu, " Aku? Seburuk apapun kondisiku, pasti akan lebih baik darimu. Aku katakan, apakah kamu sedang patah hati, atau apa? Mengapa kamu kelihatan seperti kehilangan semangat hidup?"

Sambil berbicara, Vema menarik cakar bebek di tangan Hutu, kemudian membantu merobeknya, lalu memberikan kepadanya.

Hutu melihat Vema, mereka tidak tahu hubungan antara Raven dengan Hutu.

Kemudian tersenyum dan memasukkan cakar bebek ke dalam mulutnya dan mengunyah, tanpa sadar setelah beberapa saat, wajah Hutu mulai memerah.

" Vema, air... ambilkan air untukku, aku kepedasan... kamu, mengapa kamu membelikanku yang pedas? Air...."

Vema tersenyum sambil membungkuk dan mengambil air yang telah disiapkan sebelumnya, lau memberikannya kepada Hutu, wajah Vema tersenyum sambil menatap Hutu.

"Bagus, bagus, masih bisa mengecap rasa, aku tadi masih khawatir kalau kamu tidak bisa merasakan pedas?"

Hutu mengambil segelas air dan meminumnya sampai habis. Lalu menatap Vema dan menarik napas dalam-dalam, Hutu tersenyum sedih, "Kamu masih seperti itu, tidak ada yang berubah!"

Vema selalu menjebak orang tanpa memberi peringatan.

Vema menyerahkan kacang yang sudah dibuang kulitnya kepada Hutu, " Tutu, sifatmu ini, saat ada masalah, tidak pernah ingin memberitahu kami, aku juga tidak tahu bagaimana membujukmu, aku hanya ingin mengatakan bahwa saat masalah tidak bisa diselesaikan, semua masalah pada akhirnya pasti ada solusi...Biarkan saja! "

Hutu menatap Vema, lalu menundukkan kepalanya dan tidak berkata apa-apa. Hutu juga tahu bahwa semua masalah pada akhirnya pasti ada solusi, tapi, masalah ini, takutnya tidak akan ada solusi...

Karena Raven semakin tua setiap tahun, Hutu khawatir yang harus dia hadapi semakin banyak.

" Tutu, aku akan memperkenalkanmu seorang kekasih, bagaimana? Seorang wanita, begitu jatuh cinta, semuanya penyakit akan hilang..."

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu