Cantik Terlihat Jelek - Bab 572 Aku Salah, Paman Muda

"Paman, ponselku sudah tidak ada baterai, sampai sini dulu ya!"

Hutu berkata dengan panik dan langsung mematikan telpon tanpa menunggu jawaban Raven.

"Kakak, usiamu sudah berapa, keluargamu masih melarang kamu?" Seberapa dewasa Zhoumi pun, dia tetap adalah seoarang anak kecil. Apalagi dia tidak akan berpikir banyak ketika mendengar Zhoumi memanggil Raven paman muda.

Suasana hati Hutu terasa agak kacau, sepertinya semua masalah bergabung menjadi satu. Hutu sedang berpikir apakah mau menjelaskan kepada Raven dulu.

Ketika berpikir Raven langsung datang mencari dia setelah kembali luar negeri, sementara Hutu sendiri melupakan perjanjian, Hutu merasa sangat bersalah.

" Zhoumi, apakah kamu bisa makan lebih cepat? Aku harus pulang agak awal"

Hutu harus cepat menelpon ke Raven dan menjelaskna kepadanya.

Jadi dia hanya bisa meminta Zhoumi untuk makan lebih cepat.

Melirik ke Hutu, Zhoumi makan lauk yang berada di dalam sumpitnya dan minum sedikit sup sebelum berkata, "Sudah, ayo!"

Hutu menghela nafas lega.

Hanya saja, Hutu tidak menyangka Raven tidak pulang rumah dan masih menunggu dia di gerbang kampus.

" Zhoumi, terima kasih telah mengantar aku pulang. Sampai jumpa"

"Kak, apakah sabtu dan minggu ini kamu benaran tidak bisa datang?"

Hutu tidak ingin Raven mengetahui masalah dia bekerja, jadi tentu saja dia tidak bisa pergi ke rumah Zhoumi pada akhir pekan. Melihat ekspresi Zhoumi yang kecewa, Hutu tertawa dan berkata, "Anggap saja menghemat sedikit uangmu, sudah, cepat pulang sana!"

Sambil melambaikan tangannya, Hutu melihat mobil Zhoumi menghilang dari tatapannya. Setelah berputar balik badan, sebuah bayangan tubuh yang besar mengelilingi Hutu, selanjutnya aroma tubuh yang wangi dan familier pun menyelimuti sekeliling.

Hutu mengangkat kepalanya dan menatap ke orang di hadapanya dengan mata membesar, Raven?

Tangan Hutu bergetar tanpa bisa dikendali, hal yang muncul di pikirannya hanya satu: mampus.

Setelah mengigit bibirnya, Hutu memanggil, "Pa...paman muda!"

" Hutu !" Suara Raven terdengar sangat damai, tetapi Hutu tahu bahwa pria ini sudah marah. Semakin marah dia, semakin tenang dia terlihat.

"Paman muda, bukan seperti apa yang kamu melihat, aku... aku dan dia, kami..."

"Masuk ke dalam mobil dulu!" Nada suara Raven tetap terdengar tenang, dia berjalan melewati Hutu ke sisi mobil yang tidak jauh dan membantu Hutu membuka pintu bagian tempat penumpang.

Meskipun Raven jelas tidak terlihat marah, Hutu tidak pernah merasa begitu takut kepadanya. Dia menundukkan kepalanya dan masuk ke dalam mobil, sebelum sempat duduk denagn baik, Raven sudah masuk dari belakang dan menjepit dia ke dalam.

Suasana di dalam mobil sangat sunyi, sampai Hutu bisa mendengar suara nafas Raven yang sesak.

Memegang tas di pahanya dengna erat, Hutu menjilat bibirnya sebelum berkata, "Paman muda, aku bisa menjelaskan..."

Raven tidak menjawab dia, dia hanya menarik nafas dan kemudian berkata, "Pulang dulu"

Setelah berkata, Raven pun membuka pintu mobil dan duduk ke tempat pengemudi.

"Paman muda, malam ini aku ingin tidur di asrama saja" Hutu bukan tidak ingin bersama dengan Raven, tetapi di restoran tadi Mei Yi sudah berkata ibu Raven juga ada datang ke sini, pasti dia akan menghubungi Raven nanti dan bisa jadi ibunya akan tinggal di rumah Raven.

Hutu belum bersedia mau menghadapi ibu Raven.

Hanya saja, kata-kata Hutu memiliki maksud lain di pikiran Raven.

Suara Raven mendingin, "Pulang rumah dulu" Dia mengulangi kata-kata tadi.

pada saat ini, mobil sudah bergerak menuju jalan raya. Hutu tahu sudah tidak sempat kalau dia masih tidak bersuara.

"Paman muda, aku.... aku bekerja, tadi itu adalah siswa.... yang aku ajar, aku...."

"Aku bilang, pulang rumah dulu"

Raven memotong kata-kata Hutu dan menginjak pedal gas dengan kuat.

Untuk pertama kali Hutu merasa susah mau berkomunikasi dengan Raven.

Dia merasa agak marah, kenapa Raven tidak mau mendengar penjelasnnya.

Jadi Hutu pun menyandar ke atas tempat duduk dan memejamkan matanya, kalau begitu, tidak ada keperluan untuk menjelaskan lagi.

Kalau Raven mau berbicara setelah sampai rumah, Hutu juga tidak bisa berkata apa-apa lagi. Palingan memberi tahu ke para orang tua saja.

Di sepanjang jalan, mereka tidak ada yang berbicara. Tetapi Hutu jelas merasa kecepatan mengemudi Raven hari ini jauh lebih cepat daripada biasanya.

Setelah sampai rumah, Hutu mengikuti di belakang Raven, melihat rumah yang masih gelap, Hutu menghela nafas panjang. Sekarang sudah jam 9 lebih, orang tua biasanya memiliki kebiasaan tidur awal, kalau ibu Raven tidak datang pada jam segini, seharusnya tidak akan datang lagi!

Berpikir sampai sini, Hutu pun menghela nafas lega di dalam hati.

Pintu terbuka dengan kuat dan tertutup lagi dengan suara besar.

Suasana rumah pun menjadi hening lagi.

Raven melemparkan kunci di tangannya ke atas meja makan, kemudian dia berputar balik badannya dan mulai melepaskan kancing kemejanya.

Sementara Hutu hanya menundukkan kepalanya, berdiri di pintu masuk, bahkan tidak berani mengganti sepatu.

"Katakan, kamu salah di mana saja?"

"Seharusnya aku tidak berbohong"

"Iya"

"Seharusny aku memberi tahu kamu bahwa aku bekerja"

"Iya!"

Hutu menarik nafas, kemudian melepaskan sepatunya dan menghampiri Raven dengan kaki telanjang. Setelah berdiri di depannya beberapa saat, Hutu tiba-tiba mengulurkan tangan dan melingkari leher Raven.

Raven melamun sejenak, jelas dia tidak menyangka Hutu akan bertingkah seperti itu. Dia berdiri dengan tegak dan ingin melepaskan tangan Hutu, siapa tahu Hutu malah mempererat pegangannya sampai tubuhnya terangkat.

Raven pun memegang pinggang Hutu secara refleks, " Hutu !"

Nada suaranya menjadi jauh lebih lembut.

Hutu mengangkat kepalanya dan menatap ke Raven, bibir merah sedikit menggembang: "Paman muda, aku salah"

Raven menarik nafas, "Kamu kekurangan uang?"

Tentu saja tidak bisa memberi tahu Raven bahwa Hutu bekerja karena tidak ingin menggunakan uang Sako Ningga, karena ingin mencari sedikit hiburan mental.

Hutu menggelengkan kepalanya, "Melihat teman-temanku bekerja sendiri, aku juga ingin mencobanya. Hanya itu saja"

Pada saat berkata, Hutu menundukkan kepalanya.

"Kalau tidak ingin memakai uang abgan kedua, bisa mencari aku"

Hutu merasa kaget, ternyata Raven begitu mengertinya, dia bisa melihat apa yang sedang Hutu pikirkan dengan satu tatapan.

Berpikir dirinya yang menggunakan segala cara untuk menyembunyikan hal ini, Hutu pun mengomel: "Tidakkah terlalu cepat kalau kamu sudah mengasuh aku pada sekarang?"

Kemarahan Raven semuanya menghilang pada detik setelah mendengar kata-kata Hutu. Wanita ini tidak akan tahu seberapa kangen dia kepadanya dalam beberapa hari ini.

Padahal jadwal penerbangan Raven seharusnya itu besok, tetapi dia sengaja menggantinya ke malam ini untuk bergegas pulang.

Mendengar Hutu berada di luar, mendengar Hutu berkata besok baru bertemu saja, untuk pertama kali Raven merasa sangat kecewa, seolah-olah hati dia menjadi kosong.

Tetapi Raven mengerti, dia tidak boleh terlalu memaksa dan melarang Hutu.

Jadi Raven menahan keinginan untuk bertemu dengannya dan bermaksud untuk pulang saja, pada saat itu, Raven menerima pesan dari tante yang berkata bahwa dia melihat Hutu berada di restorannya bersama seoarang laki-laki.

Pada saat itu, untuk pertama kalinya lagi Raven merasakan apa itu perasaan panik.

Di dalam mata Raven, Hutu tetap terlalu muda. Jadi Raven selalu memiliki perasaan bahwa Hutu akan segera berkata dia hanya bermain dengannya pada detik selanjutnya.

Raven tidak pernah berpikir bahwa suatu hari dia juga merasa tidak aman seperti itu.

"Paman muda..." Melihat Raven tidak berbicara, Hutu pun menarik bajunya dengan gugup. Siapa tahu, gerakan kecil ini membuat 2 kancing di depan dada Raven terbuka.

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu