Cantik Terlihat Jelek - Bab 523 Menggila

Sebagai anak putrinya, Hutu tentu saja harus hadir.

Ayah mau menikah lagi dalam waktu begitu cepat, sementara ibu...

Setelah meragu sangat lama, Hutu memutuskan mau pergi menjenguknya.

Ibu masih tinggal di rumah yang dulu, Hutu juga mendengar Shang Ningga berkata ayah memberikan rumah ini kepada ibu pada saat mereka bercerai.

Hati Hutu merasa sangat kacau ketika dia masuk ke dalam rumah ini lagi.

"Nona Hutu sudah kembali?" Melihat Hutu pulang Bibi Zeng yang sedang membersihkan sayur pun sibuk menyambutnya dengan bahagia.

Hutu mengangguk kepadanya, " Bibi Zeng , dimana ibuku?"

Bibi Zeng menunjuk ke arah lantai atas, "Nyonya sepertinya sedang tidur, baru-baru ini dia sangat jarang turun ke bawah kecuali mau makan,s etelah bercerai dengan tuan, kondisi ibumu selalu tidak bagus, kamu harus sering-sering pulang menjenguknya"

Berkata sampai akhir, setiap kata Bibi Zeng berisi sakit hati dan belas kasih.

Ekspresi Hutu menjadi agak tegang, dia bukan tidak ingin pulang, tetapi dia takut ibu akan merasa semakin hati kalau ibu melihatnya.

Hutu masuk ke ruang tamu, foto pernikahan ayah dan ibu yang berukuran besar dan foto sekeluarga mereka yang biasanya menggantung di dinding sudah dilepaskan, ruang tamu terlihat kosong dan kesepian.

Hutu naik ke lantai atas, melihat pintu kamar ibu yang terbuka sedikit, Hutu tetap mengetuk pintu, tetapi tidak ada yang menjawabnya.

Hutu mendorong pintu masuk dan melihat ibu sedang menggambar di depan cermin riasnya, tetapi ibu tidak menoleh ke belakang meskipun Hutu telah mengetuk pintu.

"Ibu" Hutu memanggilnya.

Tangan ibu tegang sejenak sebelum terus bergerak menggambar alis.

Hutu berjalan dengan dekat dan dia merasa sangat terkejut.

Karena alis ibu menjadi sangat berantakan, alisnya sangat tebal dan lurus, ditambah tatapannya yang tidak bersemangat dan wajahnya yang menguning, ibu terlihat semakin tidak sehat dibanding kemarin.

"Ibu...." Hutu memanggilnya lagi.

Ibu menoleh ke Hutu secara perlahan dan menatapnya dengan senyuman lembut, " Sako , kamu sudah pulang ya? Kamu lihat alisku, cantik?"

Sako Ningga adalah nama ayah.

Mendengar ibu memanggilnya Sako , melihat ekspresi ibu yang begitu murni dan polos, Hutu mundur ke belakang satu langkah dengan wajah yang pucat.

"Ibu, aku adalah Hutu " Hutu berkata dengan nada suara bergetar.

Ibu mengedipkan matanya, " Hutu , Hutu .... oh, anakku, Hutu ... Hutu paling suka bermain petak umpet bersama aku..." Ibu berputar balik badannya dan lanjut menggambar alisnya sambil mengomel.

Hutu berdiri di tempat dengan tegang, meskipun Hutu pernah mengeluh ibunya tidak mau dia kemarin, tetapi Hutu tetap ingat semua kebaikan dan kasih sayang ibu terhadapnya sejak kecil, melihat ibu menjadi begini sekarang, Hutu merasa sangat sakit hati.

Hutu berputar balik badannya dan berlari ke arah lantai bawah.

" Bibi Zeng , Bibi Zeng ...." Hutu berlari sambil berteriak.

Bibi Zeng keluar dari dapur, "Kenapa?"

Hutu menunjuk ke arah kamar ibu yang berada di lantai atas, "aku... ibu... ibu.."

Bibi Zeng berputar balik badan dan pergi ke dapur untuk mematikan kompor gas sebelum mengikuti Hutu berlari ke lantai atas.

Gerakan mereka berdua terlalu kuat, ibu tiba-tiba menarik kera baju Bibi Zeng setelah melamun sejenak.

"Kamu wanita yang jahat, aku begitu baik terhadap kamu, tetapi kamu malah menggoda suamiku"

Bibi Zeng ketakutan sampai wajahnya menjadi pucat, "Nyonya, saya tidak ada, saya mana mungkin pergi menggoda tuan?"

Hutu sibuk menghampiri mereka dan memisahkan ibu dengan Bibi Zeng .

Tidak menyangka ibu malah tiba-tiba menoleh ke Bibi Zeng , "Bukan dia, berarti kamu ya?"

Setelah berkata, ibu langsung melepaskan Bibi Zeng dan menarik Hutu .

Hutu tidak membantah, hanya saja dia benar-benar tidak bisa bereaksi sekarang.

Usia Hutu masih kecil, dia menyukai menghabiskan waktu dengan dirinya, jadi Hutu tidak mengerti cinta itu apa? Dia juga tidak mengerti cinta memiliki kemampuan yang seberapa besar sampai bisa menghancurkan ibu menjadi begitu.

"Tadi pagi nyonya masih baik-baik saja, setelah tuan meminta orang untuk mengirim undangan ke sini, nyonya pun naik ke lantai atas, kenapa.... kenapa bisa menjadi begini?" Bibi Zeng yang terkejut pun mulai menangis.

Ibu jelas tahu ayah sudah bercerai dengannya, dia juga tahu ayah sudah mau menikahi orang lain, tetapi dia malah menjadi begitu.

"Nyonya Hutu , cepat telpon ke tuan"

Telpon ke ayah? Bilang apa? Ibu menggila?

Hutu menggelengkan kepalanya dan memegang bahu ibu, "Ibu, aku adalah Hutu , aku memanggil Shang Ningga pulang ya?"

"Shang Ningga? Shang Ningga...." Tatapan ibu menjadi sangat lembut, dia melepaskan Hutu dan mundur ke sisi tempat tidur, "Shang Ningga... anakku, oh iya, aku sudah ada anak...."

Sambil berkata ibu berjalan ke depan meja rias dan mulai menggambar alis lagi.

Hutu mencoba menelpon ke Shang Ningga, tetapi telponnya tidak aktif.

Akhirnya Hutu hanya bisa mengirim pesan suara kepada Shang Ningga.

Setelah kejadian kemarin, Shang Ningga pernah menjenguk Hutu di sekolah dua kali, pertama kali adalah mengantar barang untuk Hutu , Shang Ningga terlihat baik-baik saja kemarin.

Kedua kali adalah untuk mentraktir Hutu makan, Shang Ningga ada memberi sedikit uang kepada Hutu , tetapi Hutu tidak mengambilnya.

Setelah itu, mereka hanya kontak melalui pesan teks dari waktu ke waktu.

"Abang...."

" Hutu ... kenapa?"

"Bang, apakah kamu bisa pulang sebentar?" Nada suara Hutu terdengar sangat buruk.

"Aku di luar, tidak bisa pulang dalam waktu pendek, apa yang terjadi?"

Mendengar dia sedang berada di luar, Hutu jelas melamun sejenak, bukannya abang seharusnya berada di universitas Ciput sekarang?

"Bang, apakah kamu pergi liburan? Bolehkah kamu pulang?"

Setelah berhenti beberapa detik, Shang Ningga baru bersuara, "Aku berada di luar negeri, tidak bisa pulang dalam waktu pendek, awalnya aku ingin memberi tahu kamu waktu traktir kamu makan kemarin, tetapi aku takut kamu menangis, akhirnya tidak jadi beri tahu kamu"

"Luar... negeri? Bang, mengapa kamu tiba-tiba keluar negeri? Apakah kamu sudah tidak kuliah? Kamu pergi sana buat apa?"

Pertanyaan Hutu sangat cemas, bibirnya bergetar, Hutu tidak mengerti mengapa semuanya tiba-tiba berubah.

Ibu menjadi begitu, ayah mau menikahi orang lain, Shang Ningga tiba-tiba pergi ke luar negeri...

Mendengar Hutu menangis, Shang Ningga memukul ke dinding yang berada di belakangnya dengan kuat, "Ada sedikit masalah, tunggu kamu sudah agak besar abang baru beri tahu kamu"

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu