Cantik Terlihat Jelek - Bab 533 Pendapat Yang Diberikan Oleh Paman

“Paman, masakan Bibi Zeng sangat enak.” Dia berpikir kemudian berbicara.

Raven menganggukkan kepala, “Baik.”

Di meja makan, Ayah Ningga dan Raven membahas beberapa masalah pekerjaan terlebih dahulu, setelah selesai, Shang dan Raven berbicara lagi.

Hutu baru mengerti, kenapa Shang sanagat Bahagia.

Shang dari kecil sangat tertarik dengan balap mobil, hanya saja karena ini terlalu berbahaya, Ayah Ningga Ibu Ningga tidak setuju, Tuan Tua Ningga juga tidak setuju dia bermain ini.

Kali ini, Raven melalui hubungan dengan orang dalam, membiarkannya bergabung dengan kelompok balap mobil, dan memberikan seorang pelatih professional sebagai asistenya.

Pekerjaan itu tidak terlihat mengesankan.

Tetapi banyak orang ingin melakukannya.

Lagipula, dia bisa bersama para pengemudi tua terkenal ini setiap hari, jangankan berhubungan dengan mobil balap, banyak orang tidak dapat melihat dan mempelajari sesuatu, tetapi ia dapat dengan mudah berhubungan dan menerapkannya.

“Ayah, kamu tenang saja, aku pasti aman.”

Ketika Ayah Ningga mendengar ini, dia mengerutkan keningnya sepanjang waktu, Shang takut Ayah Ningga akan tidak setuju, jadi dia sibuk untuk bersumpah menjamin keamanannya.

Wajah Ayah baru terlihat lega.

“Raven ya, Tutu besok mengisi kolom harapan pilihan universitas, aku tidak terlalu mengerti hal ini, berdasarkan pengalamanmu, adakah sekolah yang bagus yang bisa kamu rekomendasikan?”

Hutu membeku ketika mendengar Ayah tiba-tiba membahas tentang dia.

Raven meletakkan sumpit dari tangannya, melihat kearah Ayah Ningga, baru pandangannya tertuju kepada Hutu yang berada di hadapannya, bertanya dengan cepat:

“ Tutu, apakah ada jurusan yang ingin kamu pelajari?”

Hutu melihat dia, sorot matanya terang dan tenang, membuat orang terpana melihatnya.

Dia galau sebentar, baru buka mulut berkata: “Em, aku ingin mendengarkan pendapat dari Paman.”

Terkadang, indra keenam seseorang adalah hal yang ajaib.

Dia selalu berpikir Raven bisa memberikan kepadanya rekomendasi yang bagus.

Raven melirik Hutu yang menundukkan kepalanya dan mengaduk sup di dalam mangkuk, mengangkat bibirnya, dan tersenyum diam-diam, tetapi senyum itu sangat redup, dan tidak akan di sadari oleh orang lain.

“Apakah kamu pernah mendengar tentang Design UI?”

Hutu membeku sesaat, berpikir bahwa pada saat itu, jantungnya berdetak dengan kencang, apakah ini indra keenam? Ternyata...

Dia menggelengkan kepalanya, “Tidak pernah mendengar.”

"UI mengacu pada desain keseluruhan interaksi manusia dengan komputer, logika operasi, dan antarmuka perangkat lunak yang indah, merujuk pada antarmuka pengguna, yang juga merupakan singkatan dari bahasa Inggris User dan Interface, mencakup tiga aspek penelitian pengguna, desain interaksi, dan desain antarmuka, jika kamu belajar dengan baik, prospek masa depan akan sangat mengesankan."

Suaranya sedikit tenggelam, kualitas suaranya lembut, dan kecepatannya tidak lambat dan tidak cepat.

Hutu tidak mengerti semua yang dia katakana tentang Design UI, spesifiknya merujuk terhadap apa, belajar tentang apa, tapi, tapi dia mengerti jurusan ini, berhubungan dengan perangkat lunak, berhubungan dengan komputer.

Jadi bisa di katakan, juga bisa berhubungan dengan Raven.

Jadi, dia menegakkan badannya, memutarkan kepalanya melihat Ayah, menunggu, “Ayah, dapatkah aku mempelajari ini?”

Ayah meliriknya, kemudian melihat Raven, “Anak perempuan mempelajari hal ini, bukankah terlalu melelahkan? Aku lihat kamu sering lembur, juga sering sibuk sampai tidak pulang.”

Sepatah kata, mengungkapkan dua arti.

Hutu mengerti, dia tidak bisa membantu tetapi melihat kearah Raven, sedikit menyesal, karena hal tentang dia, Raven jadi di ceramahi.

"Kakak kedua coba pikirkan lebih lanjut lagi, saat ini, di Tiongkok tidak banyak orang yang dapat melakukannya dengan sangat baik, aku lihat Tutu hatinya tenang, berbakat melukis, kreatifitasnya juga bagus, jadi aku pikir itu sangat cocok."

Tidak tahu Raven pura-pura bodoh atau benar-benar tidak mengerti, didalam kata-kata Ayah ada tersirat makna yang lain, dia malah menjelaskan alas an kenapa Hutu cocok belajar tentang ini.

Dia berbakat melukis? Ini, tidak bohong, di sekolah, walaupun tidak ada nilai yang dapat di banggakan, tetapi papan mading tingkat kelas, pada dasarnya sejak SD hingga SMA, dia pasti terlibat atau bertanggung jawab.

Sedangkan untuk kreativitas, dia tidak berani bicara terlalu banyak.

“Ayah, aku pikir pendapat Paman cukup baik, bahkan jika kedepannya Tutu akan menikah dengan seseorang, dia memiliki keterampilan, sehingga dia tidak akan dipandang rendah oleh orang lain." Shang mengikuti dengan serius.

“Siapapun yang menikahi anak keluarga Ningga, masih mungkin memandang rendah? Ayah Ningga melirik dia sekilas.

“Ayah.. Kamu tahu bukan itu maksudku.” Shang mengulum bibirnya.

“ Tutu, bagaimana menurut kamu?” Ayah melihat kearah Hutu.

Hutu memandang Ayahnya dengan tenang, faktanya hatinya telah memutuskan, “Ayah, aku pikir juga cukup baik, Anda tidak ingin kedepannya aku seperti Ibu, setiap hari duduk di dalam rumah, Hutu berpikiran sembarangan ?

Dia telah mendengarkan keluhan Ibunya berkali-kali, hari-hari seperti ini membuatnya tidak berharga.

Berpikir hari-hari setelah menikah dengan seseorang, harus berada di dalam rumah untuk membantu suami dan mengajari anak, dia merasa dia tidak bisa melakukannya.

Sang Ayah meliriknya, tidak berbicara, tidak menanggapi.

Setelah Raven selesai makan, dia menerima telepon, kemudian pergi.

Hutu segera naik ke atas ketika dia sudah pergi, membuka komputer, mencari pengetahuan yang berhubungan dengan Design UI.

Mungkin, bidang ini dapat dikaitkan dengan Raven, mungkin, selalu ada ilusi yang tidak realistis di hati...

Singkatnya, semakin dia melihat, semakin dia merasakan jurusan ini cukup bagus.

Hari kedua.

“Kamu memilih semuanya di Universitas T, di kota A, jurusan digital media art design?” Ketika Pak Wang melihat Hutu mengisi kolom yang di harapkan, ia berulang kali memandanginya beberapa kali.

Hutu mengangguk dengan keras.

Setelah menddengarkan Pak Wang bergumam, “Pamanmu itu, kalau tidak salah juga memilih universitas ini, juga mengisi semuanya dengan itu.”

“Ah?” Poin ini, membuat Hutu terkejut, dia berpikir orang jenius seperti Raven, seharusnya pergi ke universitas unggulan.

Sebenarnya dia juga ingin mengisi dengan sekolah lain, tapi takutnya nilainya tidak cukup.

Namun, memuaskan, menjadi teman satu sekolah Raven, hatinya gembira, takdir!

Sepulangnya dari mengisi formulir, dia mengirimkan selembar form harapan universitas ke Raven.

Semua opsi dipilih yang sama.

Baru ada jawaban pesan dari Raven setelah beberapa saat, tapi hanya satu kata, “Em.”

Em? Em! Em…

Hutu memutar matanya ke atas, bisakah dia menambahkan dua kata lagi? Apa maksud sebenarnya?

Tapi, yang tidak dia ketahui adalah.

“Raven, apakah kamu baru saja sedang tertawa?”

Kota A, didalam kantor Raven, terdapat beberapa pria dewasa, sedang mendiskusikan peningkatan sebuah perangkat lunak berskala besar, karena ditemukan beberapa masalah, Raven terus cemberut.

Tetapi dia tidak ingin membaca pesan teks dan mengangkat bibirnya.

Altius yang duduk di dekatnya, tercengang dan mengira dia salah melihat.

Novel Terkait

Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu