Cantik Terlihat Jelek - Bab 605 Turun Tangan Untuk Mematikan

“Siapa yang bunuh diri ?”

Raven berdiri di depan pintu dapur, tangannya sedang memegang poci teh, setelah mendengar suara kakek Ningga, dia menghentikan langkahnya dengan refleks.

Kakek Ningga menoleh dan meliriknya, dia membuka lebar kedua mulutnya, reaksi wajahnya sangat suram, “Raven…”

Suara kakek Ningga sangat gemetaran, wajahnya telah pucat, bahkan nafasnya juga sedikit menyesak.

Raven sudah lama tidak pernah melihat kakek Ningga bereaksi demikian.

Bagaimanapun keluarga Ningga telah mencapai kedudukan tinggi, kakek Ningga harusnya telah melewati berbagai tantangan hidup.

Baik uang maupun kekuasaan, tidak terlalu ada yang bisa mempengaruhi reaksi kakek Ningga lagi.

Raven terbengong sejenak, lalu sepertinya langsung menyadari kembali.

Dia mengulur tangan dan meletakkan poci di tangan pada meja makan, namun dikarenakan sangat panik, dia tidak menyadari bahwa poci tersebut tidak berhasil terletak di atas meja, setelah itu hanya terdengar suara pecahan yang sangat nyaring.

Poci yang telah pecah berkeping-keping bercampuran dengan air yang memercik di lantai.

Raven bahkan berlarian untuk menghampirinya, dia melewati tubuh kakek Ningga, lalu membungkuk pinggang dan memungut ponsel di bawah lantai.

“Halo….”

Orang tersebut belum memutuskan sambungan teleponnya, setelah ragu sejenak, dia menjawab, “Halo….”

“Siapa yang bunuh diri ?”

Suara Raven kesannya sangat dingin, jakun di tenggorokannya terus bergerakan, dikarenakan panik dan takut, nafasnya juga terengah-engah.

Tangan yang menahan pada pegangan sofa mengepal dengan erat.

“Tuan muda….aku…..”

“Bilang, siapa yang bunuh diri ?” Nada bicara Raven semakin nyaring.

Orang di sisi lain telepon tetap tidak berbicara, hatinya Raven juga semakin berat.

“ Hutu ya ?”

Orang itu tetap terdiam, namun nafasnya semakin menyesak.

Sama seperti reaksi kakek Ningga, ponsel yang berada di tangan Raven juga terjatuh ke lantai.

Reaksi wajah Raven menjadi sangat seram, dia menoleh secara perlahan-lahan dan menatap kakek Ningga, matanya penuh dengan tatapan kejam yang tidak pernah ada.

“Ini toleransi yang Anda katakan ? Ini maksud dari demi kebaikanku ?” Dia tertawa sinis.

Setelah memejamkan matanya, Raven membuka mulut lagi, “Seandainya dia terjadi sesuatu pada hari ini, aku akan bermusuhan selamanya dengan keluarga Ningga, sia-sia sekali memohon pada Anda…”

Raven akhirnya terdiam.

Dia menari nafas dan ingin berlari ke luar pintu, pembantu tua mengulur tangan untuk menghalanginya, “Tuan muda, ini tidak ada hubungannya dengan kakek Ningga, Anda tidak boleh begitu memperlakukan dirinya”

“Awas !” Raven membentak dengan kuat.

Semalam Raven datang ke kota Ciput, dia pernah merasa curiga dengan tujuan kakek Ningga.

Namun dalam hati Raven tetap memilih untuk percaya padanya.

Meskipun ponselnya hilang pada belakangannya, meskipun kamar tidurnya telah terkunci dari luar.

Dia tetap saja berpikir positif terhadap kakek Ningga.

Dikarenakan dalam pemikiran Raven, seberapa jahatnya kakek Ningga, dia tetap tidak akan turun tangan untuk membunuh Tutu.

Pada kenyataannya, dirinya memang terlalu baik hati.

“Tuan muda….”

“Biarkan saja dia pergi !” Kakek Ningga berkata dengan nada ringan.

Pada saat Hutu sadar kembali, ada beberapa orang yang mengelilingi sisi tubuhnya.

Ada Devan Ningga, Clover dan juga Raven yang berpenampilan kacau.

Hutu melirik sana sini, setelah menyadari bahwa dirinya masih hidup, dia memejamkan mata dan membiarkan air matanya mengalir dari sudut matanya.

Raven tidak menjaga citra dirinya dan langsung beranjak memeluknya, “Sudah janji tidak akan meninggalkanku, kenapa mau melakukan ini lagi ?”

Raven membentak padanya dengan sakit hati, lalu menggenggam tangannya dengan erat.

Hutu menarik nafas dan membuka mulutnya, namun pada akhirnya dia hanya memejamkan mata dan tidak berkata apapun.

Hutu menginap beberapa hari di rumah sakit, Raven bahkan tidak pernah meninggalkan dirinya, Raven hanya akan memperlihatkan senyumannya kepada Hutu, sementara dalam menghadapi orang lain, Raven tetap berekspresi dingin.

Hutu dapat merasakan perubahan Raven.

Hutu tidak menanya bagaimana perkembangan dunia luar, dia tidak menanya apakah hubungan mereka telah ketahuan oleh masyarakat umum.

Hutu hanya mengetahui bahwa, anak mereka telah keguguran, anak dirinya dan Raven telah keguguran.

Hutu mengisap hidung sendiri setelah menatap kain perban yang melilit pada pergelangan tangannya.

Dia tiba-tiba merasa sangat bimbang dengan masa depan dirinya.

Raven terus membujuk dirinya untuk berbicara, dan juga membawa dirinya melakukan psikoterapi, pada kenyataannya, Hutu mengerti bahwa psikologis dirinya tidak bermasalah, dia hanya tidak dapat mengeluarkan kata-kata, pada awalnya dia hanya tidak tahu apa yang harus dikatakannya.

Apakah berkata maaf karena anaknya telah tiada ?

Apakah berkata maaf karena telah menyusahkan dirinya ?

Atau berkata maaf, paman muda, kebodohan aku malah mencelakai seumur hidupmu ?

Namun semua ini, tidak ada artinya lagi.

Setelah itu, dia tidak ingin berkata apapun lagi.

Pada belakangnya, Hutu ingin berbicara, namun mulutnya tidak dapat mengatakan apapun lagi.

Pada beberapa hari ini, Raven tidak berangkat ke kantor, Weni dan Vema juga sering datang menemani Hutu.

“ Tutu, aku tahu hatimu sangat sedih, tetapi kalau kamu tidak berbicara lagi, kami akan merasa panik, katakan saja kalau merasa sedih dan sakit hati, boleh ?”

Vema sedang menyisir rambut Hutu, setelah itu dia langsung memeluk pada lehernya dan terus menangis, sementara Weni juga duduk di samping meja dan diam-diam menghapus air mata.

Hutu menatap mereka berdua, lalu hanya menarik sudut bibir dan menggeleng kepala sendiri, setelah itu dia menarik tangan Vema dan menulis kata 'aku tidak apa-apa' di dalam telapak tangannya,

Akan tetapi, Vema semakin menangis tersedu-sedu setelah melihatnya.

Weni telah menikah dengan Bima Xue.

Pada hari pernikahan mereka, Hutu menjadi pendamping pengantin, semua orang sedang menghibur Hutu untuk tersenyum dan berbicara.

Namun Hutu tetap terdiam saja hingga acara pernikahannya berakhir.

Pembawa acara pernikahan mengatakan bahwa, orang yang saling mencintai akan mendapatkan hasil yang bahagia.

Weni juga melemparkan bunga pengantin untuk Hutu.

Namun hanya Hutu sendiri yang mengetahuinya, saat ini hatinya tidak ada harapan apapun lagi, mungkin dalam seumur hidupnya ini, hidup bahagia dengan orang yang dicintai hanya sekedar mimpi.

Keadaan ini terus berlangsung hingga setengah tahun kemudian.

Pada pertengahan waktu ini, kakek Ningga pernah datang mengunjungi, namun dia hanya berdiri di luar pintu dan melirik sekilas pada Hutu.

Setelah itu langsung pergi meninggalkannya.

Mungkin saja kakek Ningga telah merasa bersalah, mungkin juga dia merasa kaget dengan tindakan Hutu.

Sejak saat ini, kehidupan Hutu dan Raven kembali tenang, mereka akan belanja bersama dan masak bersama.

Raven sangat mengkhawatirkan dirinya, sehingga membawa pulang semua pekerjaannya dan mengerjakannya di rumah.

Dalam hati Hutu merasa bersalah.

Namun Raven malah tersenyum, lalu mengatakan bahwa uangnya telah cukup banyak, sehingga hanya ingin menikmati hidupnya bersama Hutu.

Hutu mengerti, Raven merasa khawatir padanya, sehingga dia selalu menjaga di sisinya.

Waktu terus berlalu, pada tahun yang akan datang, Raven akan menginjak umur 34 tahun, sementara Hutu juga akan menginjak umur 29 tahun.

Pada sehari sebelum tahun baru, ketika Hutu baru bangun dari tidurnya, tiba-tiba Raven berlari ke dalam kamar, reaksi wajahnya sangat antusias.

Hutu mengedipkan mata kepadanya, sementara Raven hanya mencubit pada pipinya dan berkata, “Cepat ganti baju, kita akan bertemu dengan seseorang.”

Novel Terkait

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu