Cantik Terlihat Jelek - Bab 102 Insiden Gabriel

Bab 102 Insiden Gabriel

Pada saat ini di Ningga Group

"Nona Gabriel, Devan benar-benar belum datang. Kamu agak siang baru datang saja" Dylan melihat Gabriel yang tidak mau pergi dan tetap berdiri di depan ruang direktur.

Gabriel menganggukan kepalanya dan tersenyum dengan kasihan, "Aku tahu. Aku akan tunggu dia di sini. Aku datang untuk membahas dengan Devan bagaimana menjawab pertanyaan di acara wawancara wartawan nanti"

Senyuman Gabriel sangat terpaksa, ditambah ekspresinya yang kasihan, membuat orang merasa sakit hati melihatnya. Dylan yang mau berbicara lagi akhirnya juga hanya diam. Di dalam ruang sekretaris sudah ada beberapa orang yang menoleh ke sini. Dylan menoleh ke mereka dan meliriknya, baru mereka berhenti melihat ke sini. Tetapi mereka sudah mulai menggosip dengan suara kecil.

"Apakah kamu mendengarnya? Direktur Devan sepertinya mau membatalkan perjanjian pernikahan bersama nona Gabriel..."

"Aku mendengar itu karena Devan berselingkuh di luar"

"Apa? Serius?"

"Iya. Aku mendengar dari saudara sepupuku yang melihat Devan bersama selingkuhannya. Katanya wanita itu sama sekali tidak cantik, tidak bisa sebanding dengan nona Gabriel"

"Tidak mungkin. Devan itu pria sempurna, dia mana mungkin sembarang menyukai wanita? Apakah kamu mengira jaman sekarang masih ada kisah Cinderella? Kalau ada, kita sudah bekerja di sini dua tiga tahun. Mengapa Devan tidak pernah melirik ke kita sekali pun?"

Terdengar suara batuk seseorang. Tetapi sepertinya wanita itu tidak sadar dan terus berkata : "Kamu lihat saja, wanita yang disini, pintar, cerdas, cantik, mau yang mana semua ada. Tetapi pria sempurna kita tidak pernah melihat ke kita. Devan bahkan bisa melepaskan wanita seperti nona Gabriel. Mana mungkin dia mencari selingkuhan yang penampilannya biasa saja?"

Devan berdiri di jarak beberapa meter dari mereka. Devan menekan bibirnya dan melihat ke orang orang tersebut dengan wajah ekspresi yang sangat tidak senang.

"Bonus akhir bulan dikurangi semuanya. Kalau ada yang mau protes, langsung pergi dari perusahaan ini"

Devan berjalan ke area sekretaris dan menoleh ke orang orang tersebut sambil berkata dengan dingin. Jika bukan karena mereka sudah bekerja keras bersama Devan selama beberapa tahun, Devan sudah memecat mereka. Orang orang tersebut merasa sangat takut. Ini adalah pertama kali mereka menggosipkan Devan, tetapi malah langsung ketangkap di tempat.

"Aku kan sudah bilang sini bukan tempat yang kalian boleh bertindak sesuka hati!" Ketua Sekretaris menunjuk ke beberapa orang tersebut.

"Devan, kamu.. kamu sudah datang?" Mendengar suara langkah kaki, Gabriel mengangkat kepalanya dan melihat Devan berjalan ke arahnya dengan wajah dingin. Alis Devan mengerut ketika dia melihat Gabriel berjongkok di lantai. Devan mengulurkan tangannya dan menarik Gabriel, "Mengapa tidak menelponku sebelum kamu datang?"

Devan meletakkan jarinya di atas gagang pintu dan setelah itu, pintu ruangannya terbuka. Devan baru saja masuk ke dalam, Gabriel langsung memeluknya dari belakang. Melihat Devan mau melepaskan tangannya yang berada di pinggang Devan, Gabriel memeluknya semakin erat dan berkata dengan lembut, "Devan, biarkan aku memelukmu untuk terakhir kalinya... Mungkin aku sudah tidak memiliki kesempatan untuk memeluk kamu lagi lain kali"

Devan merasa agak kaget. Dia tidak pernah mencintai Gabriel. Tetapi sekian banyak tahun, Devan selalu menjadikan Gabriel sebagai adiknya. Hatinya merasa sedih ketika dia melihat wajah Gabriel yang dipenuhi dengan air mata.

"Gabriel, kamu akan mendapat pria yang lebih baik. Jika kamu tidak ingin menghadiri acara wawancara wartawan pada sore nanti, aku akan menyuruh orang lain berbicara untukmu"

Devan memegang bahu Gabriel dengan lembut. Tetapi, perasaannya sudah berubah. Gabriel mengerti beberapa masalah sudah tidak bisa kembali seperti dulu lagi.

Gabriel menundukkan kepalanya dan terus menangis. Mendapat pria yang lebih baik? Pria yang mana bisa sebanding dengan Devan?

Tidak, Gabriel tidak akan membiarkan mereka berdua bersama.

Tiba tiba, Gabriel mengangkat kepalanya dan mengangguk kepada Devan, "Baik. Kamu atur semuanya saja. Kalau begitu, nanti sore kamu menyuruh orang lain berbicara untukku saja!" Setelah itu, Gabriel memutar balik badannya dan berjalan keluar dengan ekspresi yang melamun.

Devan ingin mengulurkan tangannya dan menarik Gabriel. Gabriel menoleh ke Devan dan memberinya sebuah senyuman yang ringan. Gabriel menghindari tangan Devan dan keluar dari ruangannya.

Setelah Gabriel pergi, Dylan memasuki ruangan Devan

"Devan, aku merasa Gabriel sepertinya agak aneh ketika dia berjalan keluar"

Devan melihat ke Dylan beberapa saat dan tiba tiba tatapannya tenggelam. Dia meletakkan pena yang berada di tangannya dan berlari keluar.

Setelah itu, ada suara teriakan dan suasana menjadi sangat berantakan. Dylan yang mengikuti di belakang Devan juga merasa kaget melihat kejadian itu. Dylan menoleh ke Devan dan menyadari dahi Devan ada keringat yang mengalir.

Karena Devan berkata bahwa dia akan pulang makan malam hari ini, Sherin sengaja pergi ke pasar yang sangat jauh untuk membeli seafood. Tetapi Devan tidak muncul ketika Sherin menunggu sampai semua lauk sudah menjadi dingin.

Sherin mengeluarkan ponselnya dan ragu apakah dia harus menelepon Devan. Tetapi Sherin takut Devan memiliki urusan penting sekarang. Sherin mengambil remote TV dan menghidupkan TV.

"Berita terbaru, tunangan direktur Ningga Group, nona Gabriel mengalami insiden kecelakaan di depan gedung Ningga Group. Ada yang menjelaskan kecelakaan ini terjadi karena kondisi mental nona Gabriel yang kurang baik. Nona Gabriel sudah di antar ke rumah sakit sekarang....."

Sherin berdiri dan remote yang berada di tangannya jatuh ke dalam gelas air yang berada di atas meja.

Depan pintu ruang operasi rumah sakit

Ayah Gabriel berjalan sana sini di depan pintu ruang operasi dengan tatapan tenggelam. Devan berdiri di depan pintu ruang operasi dan tidak bergerak sama sekali. Di sudut, ada seorang wanita yang memiliki rambut panjang sebahu, wanita itu memakai topi dan tidak bergerak juga. Wanita itu memakai masker dan menundukkan kepalanya, tidak ada yang bisa melihat wajahnya. Seiring berjalannya waktu, ekspresi wajah setiap orang menjadi semakin tidak bagus.

Akhirnya...

pintu ruang operasi terbuka.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu