Cantik Terlihat Jelek - Bab 157 Mencari Tahu Tentang Asal Usul Clover

Clover memutar balik badannya dan melihat seorang pria. Dia diam sejenak dan berkata, "Mohan?"

Teringat tentang Clover menggunakan Mohan untuk membuat Devan marah, Clover merasa sedikit malu.

"Mohan, sejak kapan kamu kembali ke dalam negeri? Apakah kamu juga tinggal di sini?"

"Aku melihat bayangan belakangmu sangat mirip dengan Clover tadi. Aku mengira aku salah lihat. Ayahku tinggal di sini, aku pulang ke dalam negeri beberapa hari untuk syuting film. Jadi aku datang menjenguk ayahku" Clover mengangguk. Dia pernah mendengar dari Yuta bahwa orang tua Mohan tidak memiliki hubungan yang akur, jadi kedua orang tuanya tinggal di tempat yang berbeda.

"Oh, ternyata begitu" Clover senyum dengan sopan.

Senyuman Clover sangat mempesona bagi Mohan. Pria itu melamun sejenak baru sempat bereaksi.

'Kamu mau pergi kemana?"

"Itu, aku mau pergi ke daerah Wol urus sedikit masalah nanti sore"

"Daerah Wol? Kebetulan aku syuting film di sekitar sana juga. Kalau kamu tidak apa-apa, aku ada bawa mobil, kita pergi bersama?" Mohan mengeluarkan ponselnya dan layar ponselnya pas sedang berada di GPS. Tempat tujuan yang diatur Mohan benar-benar adalah daerah Wol.

Clover mengigit bibir bawahnya, dia ingin menolak Mohan dengan alasan dia sudah membeli tiket kereta. Tetapi, Clover bukan orang yang pandai menolak orang, dia juga merasa agak bersalah kepada Mohan karena masalah kemarin. Tidak tahu apa karena Yuta sudah menjelaskan kepada Mohan, pria itu tidak mencari Clover lagi setelah masalah hari itu. Tetapi, Clover tetap merasa sedikit bersalah dan susah mau menolak tawarannya.

"Aku juga sekalian saja. Kamu tidak perlu merasa terlalu sungkan" Seolah-olah melihat keraguan Clover, Mohan menambah, "Aku sudah mendengar dari Yuta tentang masalah kamu dan sepupunya. Sebenarnya aku sudah tahu pada malam itu. Kalian berdua saling mencintai. Jadi, jangan merasa sungkan. Aku menjadikan kamu sebagai teman sekarang"

Mohan sudah berkata sampai begitu, kalau Clover menolaknya lagi, dia akan terlihat sedikit pelit. Akhirnya Clover mengangguk.

"Kalau begitu kita ke basemen, kita cari satu tempat untuk makan sebentar dan langsung berangkat ke daerah Wol. Bagaimana?" Melihat ekspresi Clover sudah agak melega, Mohan segera menunjuk ke elevator, memberikan petunjuk kepada Clover untuk membuat keputusan selanjutnya.

Berpikir tentang daerah Wol memang agak jauh dari sini dan pria ini juga merupakan teman Yuta. Akhirnya Clover mengangguk, "Benar-benar merepotkan kamu"

Setelah itu, mereka berdua berputar balik badannya di kebun perumahan dan berjalan ke elevator yang berada di bagian kiri.

Jadi, dari awal sampai akhir, Clover tidak melihat pria yang sedang menunggu dia di luar gerbang perumahan.

Devan memang sudah mengajak Clover untuk makan siang bersama sebelumnya, melihat Clover yang tidak keluar, Devan siap-siap mau masuk ke dalam mobil. Tatapannya kebetulan melihat mobil yang keluar dari ruang basemen dan wanita yang duduk di dalam mobil itu adalah Clover.

Tidak tahu apa yang dikatakan oleh pria yang sedang mengemudi, Clover menutupi mulutnya dan tertawa dengan bahagia.

Dylan yang sedang video call dengan Tifa di dalam mobil juga kebetulan melihat mobil yang berlawanan arah dengan mereka. Tentu saja dia juga melihat Clover yang duduk di tempat penumpang.

Dylan tidak peduli dengan Tifa yang masih berbicara dengannya, dia membuka pintu mobil dan ingin memberi tahu Devan. Tetapi Dylan menyadari ekspresi Devan sangat menakutkan. Jelas, Devan juga melihatnya.

Dylan menunjuk ke mobil yang bergerak semakin jauh dari mereka, "Bagaimana? Apakah kita mau mengikuti mereka?"

Devan tidak berbicara, masuk ke dalam mobil dan menutup pintu mobil dengan kuat.

Clover tidak mengangkat telponnya dan tidak membalas pesan teksnya. Devan tahu kata-katanya mungkin telah melukai hati Clover. Tetapi, tujuan Devan hanya ingin Clover lebih bahagia.

Setelah menceritakan dengan Dylan, Dylan menyalahkan Devan dan berkata Devan terlalu terus terang. Jadi, Devan tidak peduli dengan kerjaan kantornya yang masih banyak belum ditangani dan langsung datang ke sini untuk memberikan Clover sebuah kejutan.

Tetapi, Clover malah duduk di mobil pria lain dan tertawa dengan bahagia.

"Sepertinya orang tadi adalah pria kemarin yang bernama Mohan. Orang yang Clover pernah berkencan bersama di luar negeri. Pria itu berpenampilan bagus dan bahkan lumayan populer di luar negeri......" Melihat Devan melirik dia, Dylan yang belum sempat bicara habis langsung berubah kata katanya, "Tentu saja, tidak bisa berbanding dengan Direktur Devan kita"

"Sudah. Kamu cepat ikut mereka...."

Setelah itu, mereka berdua terus mengikuti di belakang mobil Mohan. Mereka melihat Clover dan Mohan memasuki sebuah toko mie dengan wajah senang. Kemudian mereka memesan satu mangkok mie masing masing. Setelah makan, mereka kembali ke mobil lagi.

"Tidak menyangka kamu juga pernah pergi ke daerah Seroja kemarin?"

"Karena mendengar Yuta cerita beberapa kali, aku pergi ke sana melihat-lihat. Pemandangan di sana benar-benar sangat cantik" Clover menyadari meskipun wajahnya terlihat biasa, Mohan menyimpan banyak hal.

"Iya, di sana sangat cantik. Tetapi sayangnya tidak memiliki daya tarik kota besar"

"Gadis zaman sekarang, terutama gadis cantik semuanya mengejar kehidupan di kota besar. Jarang-jarang ada gadis seperti kamu yang begitu mencintai kampungnya, sangat jarang....." Pujian Mohan tidak terus terang tetapi Clover bisa merasakannya.

Clover melamun sejenak dan tertawa dengan ringan : "Aku merasa tinggal di daerah Seroja juga merupakan sebuah pilihan yang baik. Kota besar memang baik, tetapi tidak memiliki keramaian dan rasa keakraban yang dimiliki kota kecil"

Mohan tertawa, "Di jalan pulang kali ini, aku mengenal seorang gadis. Dia mengatakan hal yang sama dengan kamu"

Clover menutupi mulutnya dan tertawa, "Iyakah? Gadis kecil zaman sekarang yang masih mengejar kehidupan di kota kecil benar-benar sudah sangat jarang"

Mohan mengangguk. Seolah teringat seseorang, sudut mulutnya terangkat. Dia memutarkan alat penyetirnya ke bagian kanan dan memasuki gerbang sebuah jalan tol.

"Mereka sepertinya mau pergi ke daerah Wol. Apakah kita masih mau mengikutinya?" Melihat mobil Mohan memasuki gerbang jalan tol, Dylan menoleh ke Devan. Devan tidak berbicara dan Dylan mengangguk, terus mengikuti di belakang mobil Mohan.

Karena jarak antar kedua mobil dekat, mereka bisa melihat Clover dan Mohan terus berbicara di dalam mobil. Bahkan percakapan mereka terlihat sangat bahagia. Devan merasa dadanya agak sesak. Dari masuk mobil sampai sekarang, alisnya selalu mengerut.

"Sebentar lagi baru bisa sampai. Kalau tidak kamu bisa tidur sebentar saja?" Melihat Clover yang sepertinya sedikit tidak semangat, Mohan memberikan saran.

Clover merasa kaget dengan ketelitian pria ini. Dia mengosok matanya dan tersenyum, "Baik..."

Setelah itu, Mohan mengulurkan tangannya ke tempat duduk belakang dan mengambil sebuah jaket yang tipis. Dia memberikan jaket itu kepada Clover, "Tutup saja. Berada di luar, Kamu harus ingat menjaga kesehatan dirimu dengan baik"

Clover mengambil jaket yang diberikan Mohan. Jaket itu berwarna hitam dan memiliki wangi yang tipis. Sebuah bunga ros dijahit di bagian dada jaket itu. Jaket itu tidak mirip jaket pria. Clover tertawa dan menutupi badannya dengan jaket itu sebelum memejamkan matanya.

Beberapa hari ini, suasana hati Clover tidak baik. Jadi dia juga tidak bisa tidur dengan tenang. Sekali merasa lega, Clover langsung tertidur dengan nyenyak.

"Sepertinya perkembangan mereka berdua lumayan baik?" Dylan pura pura tidak melihat ekspresi Devan.

Pria yang berada di sampingnya merasakan api di badannya. Tatapannya menjadi lebih dingin, begitu juga suaranya : "Berani berebut wanita denganku, benar benar berani!"

Novel Terkait

Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu