Cantik Terlihat Jelek - Bab 209 Hubungan Clover Dan Devan Hancur?

Tatapan Shiren memancarkan rasa kaget, ternyata!

"Berarti, meskipun sekarang kamu harus berpisah dengan Clover, kamu.... juga tidak apa-apa?"

Devan mengangguk dan senyum kepadanya, "Berikan aku sedikit waktu, aku akan selesaikan hubungan aku dengan dia secepatnya"

Shiren menundukkan kepalanya, "Kalau.... kalau kamu terhadap aku....... apakah kamu hanya jadikan aku sebagai bayangan kakakku?"

Devan menjawab dengan cepat, "Iya, aku tidak membantah itu, Shiren, kalau kamu tidak bisa terima, aku juga tidak akan memaksa" Kemudian berhenti sejenak sebelum lanjut berkata : "Tetapi, aku janji kepadamu, kalau kamu mau memberikan aku kesempatan, aku akan coba melupakan kakakmu"

Setelah itu, Devan melihat Shiren dengan tatapan cemas.

Shiren merasa semua ini terjadi terlalu cepat, membuat dia sedikit tidak sempat reaksi, pikirannya juga tidak bisa fokus dengan baik.

"Sudah, kamu istirahat dulu, kalau ada keperluan apa, beri tahu aku saja, masalah.....kita, tidak buru-buru, kamu tidak perlu merasa tertekan" Kemudian Devan pun berdiri.

Melihat Devan sudah mau pergi, Shiren merasa sedikit cemas dan langsung memeluk Devan dari belakang, "Devan, aku hanya tidak mau kamu merasa terlalu tertekan, kamu dan Clover.........."

"Dia hanyalah ibu dari kedua anakku, dia bersamaku juga hanya demi uang, paling tidak aku berikan sedikit sahamku kepadanya" Setelah itu, Devan menepuk tangan Shiren, "Sudah, kamu cepat tidur"

Pada saat Devan pulang dan masuk ke dalam kamar, Clover langsung menunjuknya dengan jijik : "Berdiri di sana jangan gerak, lepaskan bajumu dan letakkan di luar kemudian pergi mandi, jangan menggunakan tanganmu yang memeluk dia tadi untuk menyentuh aku"

Devan menarik sebuah nafas dan menunjuk ke Clover, "tidak punya hati nurani"

Clover berbaring di dalam pelukan Devan, "Katakan, hari ini kamu buat hal memalukan apa lagi?"

Devan menyipitkan matanya dan alisnya mengerut, dia merasa jantungnya terasa erat, kemudian Devan memeluk Clover lebih erat dan berkata di samping telinganya, "Apakah kamu tahu? Selain ada perasaan bersamamu, aku tidak akan memiliki reaksi apa pun bersama wanita lain"

Clover menghela sebuah nafas ringan, kemudian dia duduk dengan tegak dan melingkar leher Clover, "Aku coba......."

Besok harinya, pada saat siang, Clover pergi ke ruang sekretaris dengan marah,

"Direktur Clover, anda sudah datang, presiden seharusnya di dalam ruangannnya sekarang, saya akan bawa anda pergi" Semua orang sudah tahu hubungan antara Devan dan Clover, melihat Clover datang, semua orang pun sibuk menyambutnya.

Clover menunjuk ke Shiren, "Tidak perlu, aku datang cari dia"

Sambil berkata, Clover mengeluarkan setumpuk amplop dari tasnya dan memberikan amplop tersebut kepada karyawan yang bertanggung jawab di ruang sekretaris, "Tolong bagikan semua orang"

Menghadapi Clover, Shiren merasa sedikit gugup.

Dia berdiri dari kursi dan menundukkan kepalanya, "Clo...ver!"

"Ya tuhan, bukannya ini Shiren bersama direktur Devan? Mereka......" Di tengah keramaian ada yang bersuara.

Tatapan Shiren tenggelam, dia mengerutkan alisnya dan mengambil foto yang dipegang oleh wanita yang duduk di sampingnya.

Semuanya adalah foto canggung antara dia dan Devan.

Bahkan ada beberapa foto, muka Shiren dan Devan sudah tertempel bersama, tetapi Shiren bersumpah, Devan tidak pernah mencium dia, paling hanya pegang tangan, jelas ini adalah masalah sudut foto.

Tetapi, teringat dengan kata-kata Devan, Shiren juga tidak berani membantah.

"Kalian sedang apa?" Suara Devan yang rendah dan berat tiba-tiba berdering di dalam ruangan.

Clover belum mulai berkata, Shiren sudah mulai menangis dengan kasihan.

Melihat adegan ini, Devan segera berjalan ke sisi Shiren dan memberikan tissue yang berada di atas meja kepadanya, kemudian bertanya dengan lembut, "Shiren, apa yang terjadi?"

Shiren mengangkat kepalanya dan melihat ke Devan, penampilannya yang kasihan membuat orang merasa ingin menyayanginya di dalam pelukan.

Clover sebagai korban, wajahnya yang cantik terlihat gelap sampai menakutkan karena kemarahan.

Orang yang tidak mengerti pasti mengira Clover menganggu Shiren.

"Kamu ikut aku" Suara Devan dingin sampai membuat orang merinding, orang-orang yang berada di dalam ruangan merasa takut untuk Clover.

Shiren menundukkan kepalanya dan menyembunyikan rasa senangnya.

"Devan, kamu dan dia, kalian........"

"Ikut aku masuk"

Semua orang menghela sebuah nafas ketika melihat pintu ruang presiden tertutup, tetapi mereka tidak berani berkata tentang kejelekan Shiren lagi, melihat reaksi Devan, jelas dia sudah berpihak kepada Shiren, semua orang tentu saja tidak memiliki keberanian untuk menganggu Shiren lagi.

Di dalam ruangan presiden.

Clover duduk di atas sofa dan kedua kakinya berada di atas meja, Devan duduk di sampingya dan memeluknya, kemudian memijat bahu Clover dengan lembut, "Capek?"

Clover mengangguk, "Capek, sepertinya jadi aktor juga tidak mudah" Jari Clover menunjuk ke bahu kirinya, "Sini, bagian sini sangat pegal, bantu aku pijat sebentar"

"Baik........."

Setelah beberapa saat.

"Hei, tanganmu ditaruh dimana sekarang?" Clover melepaskan tangan Devan yang berada di pinggangnya dan berdiri dari sofa, "Sudah, aku mau kembali ke kantor, kalau masih terus berada di sini, orang akan mencurigai kita"

Devan juga ikut dia berdiri dan menciumnya sebelum melepaskan Clover, kemudian Devan mengambil vas bunga yang berada di atas meja dan menyerahkannya kepada Clover sambil memberikannya sebuah kode mata.

Suara pecahan kaca pun terdengar dari dalam ruangan Devan, ekspresi semua orang berubah.

Clover membuka pintu dan menoleh ke Devan, "Devan, kenapa kamu bisa begitu terhadap aku?"

Kemudian Clover berjalan ke depan Shiren dan mengambil dokumen yang berada di atas meja, kemudian melemparkannya ke tubuh Shiren, pada saat Clover memejamkan matanya, air matanya mengalir, "Kamu jangan mengira hari ini kamu menang, kalau kamu benar-benar hebat, buat dia dan Gabriel bercerai dan menikah denganmu, kalau tidak, penampilanku hari ini adalah penampilanmu di esok hari"

Setelah itu, Clover pun meninggalkan Ningga Group.

Hari kedua, gosip Devan mengganti pacar baru sudah tersebar ke seluruh sudut Ningga Group.

Alur yang berubah dengan cepat ini membuat Shiren merasa senang dan sedih.

Dia senang karena Devan menerimanya dalam waktu yang begitu pendek, yang membuat dia merasa sedih adalah pernikahan antara Gabriel dan Devan.

Setelah berpikir, Shiren pun pergi ke konsultan hukum pada saat istirahat jam makan.

"Nona, kondisi yang anda katakan adalah, jika keberadaan pihak satu lagi tidak jelas atau sudah menghilang lebih dari dua tahun, hakim akan langsung memutuskan penceraian antara kedua pihak itu, apakah ada alasan lain lagi?"

Alasan lain lagi?

Tatapan Shiren memancarkan sebuah keraguan?

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu