Cantik Terlihat Jelek - Bab 366 Mohan Tahu Semua Fakta

“Besok kamu pergi kerumah Mia, anggap saja ini semua sebagai mas kawin, dia itu gadis baik-baik tidak bersalah, demi menyelamatkanmu dia menikah denganmu, tidak mengadakan pesta pernikahan itu saja sudah cukup menyedihkan, jangan biarkan dia malu di depan orang tuanya.”

Mohan mengerutkan kening menatap emas dan kartu itu, “Nek, sudah mau cerai, pantaskah mengirim ini semua? Lebih baik simpan saja untuk Seli, masalah uang terima kasih Mia, aku akan menyuruh orang mengurusnya.”

Mohan baru saja mengucapkannya, ekspresi wajah Nenek Mo berubah, dia menarik tangan Mohan, “Han, kematian ayahmu sudah ditakdirkan, meskipun Seli hampir kehilangan nyawanya karena ini, kamu juga tidak perlu mengorbankan seumur hidup untuk membalasnya.”

Mohan tersenyum paksa memandang nenek, “Nek, apa yang kamu bicarakan?”

“Mohan tidak usah pura-pura di depan nenek, kita melihat Seli tumbuh besar dari kecil, anaknya pecicilan, tempramen buruk dan licik, semua ini kamu lebih tahu dari nenek, tapi kamu malah memanjakannya, kamu tahu kan bagaimana Mia mengandung anakmu? Wanita seperti ini terlalu egois, Han, jangan menikah dengannya, ibumu keras kepala, dia selalu berpikir Seli baik kepada kita, tapi ada beberapa kebaikan tidak tahu bagaimana harus dibalas.”

Mohan tidak menyangka nenek mengetahui semua ini, Mohan baru mengetahui fakta ini setelah menyelidikinya, ketika dia mengetahuinya, hatinya sedih, Mohan tidak menyangka Seli akan memanfaatkan dirinya, meskipun tidak ada dalam jalinan kasih, tapi harus diakui, Seli satu-satunya wanita yang diinginkan Mohan, tapi ketika Mohan memikirkan kondisi tubuhnya sendiri, dia merasa ini hanya sebatas kasih sayang, lambat daun akan mati rasa.

“Nek, aku dan Seli tumbuh bersama, aku tahu isi pikirannya, tapi bukankah itu kasih sayang?”coba tanyakan wanita mana yang jelas-jelas tahu kondisi pasangannya akan mati kapan pun, dan tetap bersedia menikah.

“Kasih sayang? Mohan, tidak semua orang sama dengannya, seseorang yang menolak untuk berbagi rasa penderitaan denganmu untuk apa kamu menikahinya?”

Mohan menelan ludah, “Di dunia ini, apakah ada wanita yang bersedia menderita bersama? Ayahku begitu baik pada ibu, tapi ibuku……”

“Diam.”teriak nenek.

Nenek perlahan-lahan mengambil nafas, dan mengatakan: “Han, kenapa kamu tidak mau mencoba memahami Mia? Meskipun anak ini lahir dari keluarga biasa, tapi selama setahun lebih, nenek terus memperhatikannya, sifatnya polos, didikan keluarganya sangat baik, jujur dan berbakti, selama kamu memperlakukannya dengan baik, dia akan bersedia berbagi penderitaan denganmu, dengarkan nenek, jangan lepaskan dengan mudah, jika tidak kamu akan menyesal nantinya.”

Orang lain tidak memahami nenek, tapi Mohan paham, mereka hanya tahu seumur hidup kakek hanya dilewati dengan pergi ke mall, tidak banyak yang tahu keputusan besar dalam hidup kakek, 90% di antaranya dibuat oleh nenek.

Nenek adalah orang yang bijak, dia baik kepada semua orang, melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, kakek mengatakan nenek itu orang yang melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, dan nenek juga akan mempertimbangkan sesuatu dari sudut pandang orang lain, jadi banyak hal besar, dimana kakek hanya melihat dari satu sisi, tapi nenek melihat dari seluruh situasi, namun, nenek sangat menghormati kakek, jadi pada saat kritis, nenek hanya akan mengingatkan kakek, awalnya kakek pria yang keras kepala, tidak mendengarkan orang lain, tapi setiap kali apa yang dikatakan nenek pasti benar, lalu secara bertahap akan mendengar saran nenek.

Nenek bilang Mia baik, kalau saja ini dikatakan beberapa hari yang lalu, Mohan pasti akan menyepelekannya, atau curiga nenek sudah tua, sampai-sampai Mia terlalu licik menipu nenek.

Namun, setelah beberapa hari berhubungan di Jerman, pandangan Mohan pada Mia sudah banyak berubah.

Mengingat ketika dia menikah ke keluarga Mo, Mia sama sekali tidak meminta syarat apapun, baik itu uang ataupun yang lainnya.

Melihat kemampuan Mia, Mohan tahu Mia sanggup menghidupi dirinya sendiri, dan Mia tidak pernah menyebutkan hubungan mereka di perusahaan, itu artinya Mia menikah dengan Mohan bukan demi kejayaan.

“Nenek tahu, kamu tidak senang ketika Mia memaksamu untuk menikah, tapi niat Mia adalah demi anak ini, Mia juga korban, kamu yang memanjakan Seli akan merusak hidup anak ini selamanya, meskipun karena ini, kamu juga harus memberi Mia kesempatan, nenek menyukai Mia, berikan nenek kesempatan, ok?”

Mohan tidak mengatakan apa-apa, sebenarnya dia ingin mengatakan pada nenek, yang tidak bersedia, berkompromi mungkin bukan dia orangnya.

Keesokan harinya

Melihat Misao berdiri di pintu, Mia menggosok matanya, dia mengira dirinya salah melihat orang.

“Kakak ipar, apakah paman dan bibi ada dirumah?”

Mia menoleh, menatap orang tuanya yang sibuk di dapur, “Ada hal apa ya?”

Sebuah kotak brokat merah besar muncul di depan Mia, Mia yang masih belum sadar, Misao sudah menerobos masuk kedalam.

Ketika orang tua Mia bertemu Misao di pesta, mereka tahu dia asisten Mohan, ekspresi wajahnya tidak terlalu menyenangkan.

Mia menunjuk ke sofa, “Misao, kamu duduk dulu, kutuangkan air untukmu.”

Misao sibuk menahannya, “Tidak perlu kak, aku datang mewakili Presiden Mo mengantar barang ini, kalian terima saja, aku balik dulu, banyak kerjaan di perusahaan.”ucapnya sambil membuka kotak brokat di atas meja teh.

“Emas batangan dan kartu ini totalnya ada 2 miliar, ini mas kawin keluarga Mo untuk kakak, saya harap paman dan bibi dapat menerimanya, karena kakak hamil masalah ini terus ditunda.”

Mia tertegun, dia menarik Misao ke teras berbisik: “Kita sudah mau cerai, kirim mas kawin apa?”

Misao terdiam, “Kak, bukankah ini masih belum cerai? Keluarga Mo ingin memberinya, kakak sebaiknya terima saja, nanti jika cerai, apa keluarga Mo akan mencarimu kembali? Mereka hanya berbasa-basi etika saja.”

Basa-basi etika? Hehe, aku tidak pernah melihat Asisten yang menyerahkan mas kawin, hal seperti ini bukankah seharusnya sang pengantin pria yang mengantarnya?

Mia tidak mengerti apa maksud dari keluarga Mo, tapi dia juga tidak bermaksud menerima mas kawin ini.

Banyak hal setelah dihadapkan pada uang akan berubah, ketika dia tidak ingin cerai, keluarga Mo memandang rendah dirinya.

Di ruang tamu, orang tua Mia masuk kekamar, mereka juga menolak uang ini.

Mia menutup kotak brokat dan menyerahkan ke tangan Misao, “Kamu beritahu tuan muda Mo, aku Mia tidak kekurangan uang, untuk mas kawin ini, suatu hari nanti, aku akan menunggu pria yang bersedia mengantarkannya untukku, tidak perlu merepotkannya.”

Setelah itu, Mia membuka pintu menunjuk keluar, “Asisten Misao, aku sibuk tidak bisa antar kamu.”

Mohan menyipitkan mata, melihat Misao keluar memegang kotak brokat itu seolah semua sesuai perkiraannya.

Misao mengulangi kata-kata Mia pada Mohan.

Wajah Mohan tampak tenang, dan sedikit kaku, menunggu pria yang bersedia mengantarkan untuknya? Kata-kata ini membuat Mohan tersedak, tampaknya Mia sudah membulatkan tekat untuk bercerai.

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu