Cantik Terlihat Jelek - Bab 421 Malam Yang Indah

“Artis cantik, model seksi itu, dengar-dengar dua sekaligus masih belum cukup?”ucap Mia dengan nada konyol dan sedikit macam.

Mohan menarik napas dan berbisik di telinganya:“Dalam hubungan asmara, aku sangat liar kamu tahu itu.”

Setelah dua serigala menjadi suami istri, mereka akan tetap berpegang pada hubungan ini seumur hidup, dan berkembang biak sejak saat itu, bahkan tidak ada kemungkinan untuk mencari pasangan lain, sekalipun salah satu serigala mati, yang lain tidak akan pernah mencari pasangan baru seumur hidup.

Mohan menyebut dirinya serigala, dia sedang memberitahu Mia, seumur hidup ini dia hanya akan bersama dengannya.

Mia menoleh menatapnya, “Tidak perlu, jika suatu hari nanti, aku tidak ada kamu boleh mencari yang lain lagi.”

Mohan menggosok rambutnya,“Tidak.”Nada suaranya santai, tapi tatapan matanya tegas.

“Kamu kemari, tidak takut diketahui orang?”ucap Mia bersandar di lengannya, menatap pintu sepanjang waktu.

Mohan mengangkatnya, berbalik dan duduk di kursi, selanjutnya dia menaruh Mia di pahanya, “Beberapa hari yang lalu aku merusak markasnya, mungkin saat ini dia sedang sakit kepala.”

“Dia, tidak tahu kamu yang melakukannya?”

Mohan membungkuk mencium bibir Mia, “Mengkhawatirkan ku?”

Mia mengangguk.

Mohan tersenyum puas,“Jangan khawatir, dia tidak akan mencurigaiku, tidak pernahkah kamu mendengar gelombang air mendorong gelombang didepannya?”

Mia tidak mengatakan apa-apa, Mohan selalu mempunyai cara untuk membuatnya tenang, dia melingkari leher Mohan dan bersandar pada lengannya menatapnya dengan tatapan penuh cinta.

“Malam ini, bisa tidak jangan pulang?”

Mia mengerutkan kening, dan turun dari paha Mohan, “Presiden Mo, tolong sopan sedikit.”

Mohan tidak mengatakan apa-apa, dia menarik nafas dalam-dalam, bangkit, berjalan lurus ke pintu berpikir sesaat lalu berbalik, dan memandangnya, “Cepat pulang kerja, jangan naik bus, naik taksi, nanti malam Hp jangan di silent.”

Mohan yang begitu senang, membuat Mia sangat terkejut, ini tidak seperti gayanya Mohan, tapi hatinya tetap merasa sedikit kecewa, manusia memang sangat murahan.

Ketika sampai dirumah, ayah, ibu dan Rena sudah tidur, awalnya Mia berencana menemani mereka di hari special ini, tapi karena terlalu banyak pekerjaan, dia merasa sedikit bersalah pada keluarganya, setelah mandi dia berbaring di tempat tidur memakai masker.

Tiba-tiba teleponnya berdering, dia mengambilnya dan melihatnya ternyata dari nomor asing, lalu mengerutkan kening.

“Halo.”

“Delivery, di depan pintu.”

Mia mengerutkan kening, dia tidak mengingat dirinya memesan delivery, tapi dia sedikit penasaran.

Mia mengintip dari depan pintu, memang ada seseorang yang memakai baju delivery dari sebuah perusahaan, dia berpikir sesaat dan akhirnya tetap membukakan pintu, hanya saja ketika membuka pintu dan melihat orang didepannya, Mia tertawa.

Ternyata Mohan yang memakai baju delivery.

“Ka……untuk apa kamu tengah malam datang kesini?”

“Pergi matikan lampu kamar, ganti baju, tutup pintu lalu keluar.”

Mia bertanya kenapa dan Mohan tidak mengatakan apa-apa, tidak tahu apa yang di rencanakan Mohan, tapi Mia tetap melakukannya.

Mia menjinjit kembali ke kamar, mematikan lampu, menutup pintu dan berjalan ke depan, lalu dia menyadari Mohan sudah tidak ada.

Mia mengira dia dipermainkan,dan merasa kesal, tiba-tiba pintu didepan terbuka, Mohan sudah melepaskan baju delivery menengadah menatapnya, “Masuklah.”

Mia membuka mulutnya tampak tidak percaya.

Mia menutup pintu dengan lembut.

Setelah Mohan masuk kamar, Mia menatapnya, “Sebenarnya apa yang sedang kamu lakukan?”

Mohan memeluknya dan Mia teriak terkejut tanpa sadar meraih lehernya.

Pada malam hari, ketika semuanya hal berjalan lancar, Mohan menggendongnya, “Malam ini jangan pulang, besok pagi baru kamu bilang pergi beli sarapan.”

Mia tertegun, menarik bibirnya menjadi garis lurus, dan memukul dua kali di dada Mohan, “Jujur, sebelumnya pernah melakukannya?”

Mohan mengerutkan bibirnya dan ada sedikit rasa malu di wajahnya, “Pernah sekali.”

Mia duduk tegak, “Terus kamu bilang……ini pertama kalinya kamu, Mohan, kamu pembohong.”

Mohan mengerutkan kening, dan menjentikkan dahi Mia, “Sebenarnya apa isi otakmu, tidak bisakah memikirkan hal ini? Aku ini diam-diam pergi ke warnet.

Mia sedikit canggung dan batuk dua kali lalu merebah kembali dalam pelukannya.

Ketika aku masih SMP, kakekku mendidikku sangat ketat, sama sekali tidak mungkin bisa pergi ke warnet, hingga suatu malam aku sudah tidak bisa menahannya, aku dan Karni bermain di warnet semalaman.”

“Terus? Kamu bilang beli sarapan?”Mia tampak tidak habis pikir ternyata Mohan juga memiliki masa pembelotan, lalu Mia tertawa pelan.

“Aku bilang pada kakek pergi lari, lalu dipukul.”

Mia menengadah menatap Mohan, “Yah, untungnya dipukuli, kalau tidak aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya?”

Hati Mia sangat senang bisa berbagi cerita masih kecil dengannya.

Kedua orang ini ngobrol sampai langit cerah, Mia baru tahu ternyata Mohan sama seperti dengan pria lainnya, bisa memberontak, bisa memiliki mimpi……

“Apakah kamu pernah naksir seseorang?”

Mohan menundukkan kepala, mencium dahinya, “Tidak ada.”

Mia mengerutkan kening, “Tidak mungkin?”

Mohan sepertinya memikirkan sesuatu yang tidak menyenangkan, wajahnya sedikit berubah, “Ketika SMP, ada seorang wanita yang menyukaiku, aku menolaknya dan akhirnya wanita itu memotong nadi sendiri, setelah itu dia berhasil diselamatkan, lalu aku trauma dan merasa tidak boleh di dekati wanita.”

Mia tersenyum dan meringkuk dalam dekapannya, “Bagaimana dengan Seli?”

Mohan tertegun lalu berkata, “Malas mencari, ada yang lumayan dan siap-siap untuk menikahinya, kebetulan dia menyelamatkan ayahku lalu aku berpikir apakah sekalian saja menikahinya?”

Berbicara tentang ini, Mia teringat dengan masalah yang dikatakan Dudu, Mia duduk tegak, dengan rambut hitam panjang mengucur di dadanya, memakai kemeja putih membuat kulitnya tampak lebih putih.

Tatapan mata Mohan melihat diatas tidak menjauh.

Mia baru sadar dan menarik selimut dan berkata, “Matamu lihat kemana?”

Mohan merangkul pinggangnya, “Dulu aku selalu merasa pria yang terobsesi dengan seksualitas wanita memiliki masalah dengan otak mereka, tapi sekarang aku merasa perasaan itu tidak buruk.”

Mohan bukan tipe orang yang bisa mengatakan kata-kata romantis, tapi setiap kali dia mengatakannya, Mia ibarat seperti seekor lebah yang memakan madu.

“Dudu bilang, kamu yang mengatur Seli menikah dengan suami sekarang? Dia memiliki perasaan padamu, jelas-jelas kamu tahu suaminya KDRT, kenapa kamu masih melakukannya?”

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu