Cantik Terlihat Jelek - Bab 664 Hotel Malam Itu, Bertemu Lagi

Selesai mengatakannya lalu menjelaskan kepada Cempluk , " Cempluk , mamanya adalah dokter, dia ini lihat lama menjadi dokter, dan juga, setiap kali aku demam wajahku akan memerah, dia ini hanya refleks, kamu jangan terkejut!"

Cempluk mendengar demikian, lalu berdehem pelan, memegang belakang kepalanya, wajahnya bertambah merah, "Itu, tidak apa-apa, aku......terimakasih perhatianmu!"

Perkataan belakangnya, Cempluk sedang mengatakan kepada Rambo.

Saat malam itu, Rambo khawatir pada Mimi, tidak mau pergi.

Saat malam itu, Cempluk khawatir pada Mimi, juga tidak mau pergi.

Saat malam itu, juga pertama kalinya Mmimi sadari setelah mengenali Rambo begitu lama, rupanya Rambo juga bisa menggoda wanita.

Sepanjang malam suara tawa Cempluk terus terdengar.

Mimi tidur lalu terbangun lagi, terbangun lalu tertidur lagi, setiap kali bangun bisa mendengar suara tawa Cempluk .

Hari kedua, rasa sakit pada tangannya sudah banyak berkurang, meskipun dibungkus dengan kain kasa yang tebal, tapi juga tidak mempengaruhi pekerjaannya.

Memikirkan pekerjaan perusahaan Mo yang managernya bilang semalam, meskipun dia sedikit dilema dan khawatir, tapi, tidak bisa tidak akui kalau ketertarikannya jauh lebih besar dari ini semua.

Akhirnya, dia memohon Rambo untuk menguruskan administrasi untuk keluar dari rumah sakit.

Hanya saja, yang membuatnya terkejut, dia masih belum sampai perusahaan, tapi telepon dari Aderlan sudah datang.

Mungkin, menyuruhnya pergi membicarakan pekerjaan selanjutnya mengenai proyek ini.

Mimi takut Rambo khawatir, tidak mengatakan apapun, menyuruh Rambo mengantarkannya ke perusahaan, lalu dia naik taxi sendiri pergi ke tempat yang sudah dijanjikan dengan Aderlan.

Setelah mobil berhenti di depan pintu sebuah hotel, hotel malam itu, dia mengeluarkan handphonenya melihat, kalau dia tidak salah ingat, masih tetap di kamar yang sama.

Saat baru melihat alamat, dia tidak begitu memikirkannya.

Berdiri di tepi jalan, diterpa angin dingin, rasa dingin berkeliaran didalam tubuhnya.

Aderlan sudah tau!

Begitu pemikiran ini muncul, seluruh tubuhnya bergetar hebat.

Datang terlalu tiba-tiba, membuatnya tidak bisa melakukan apa-apa.

Dia sungguh tidak mengerti, bagaimana Aderlan bisa tiba-tiba tau, sudah berapa tahun berlalu.......

Apakah karena pertemuan semalam? Tapi, tidak masuk akal!

Gugup, takut, dan juga perasaan rumit yang tidak bisa dikatakan, membuatnya dalam sekejap menjadi berantakan.

Dia mengangkat kepala melihat arah kamar hotel ini, dia tidak tau setelah masuk nanti, apa yang akan dia hadapi.

Tapi dia mengerti, sudah sampai disini, mungkin sungguh tidak ada alasan untuknya tidak pergi.

Kalau Aderlan sungguh mengetahui sesuatu, maka, dia juga tidak bisa lari.

Di atas, tangannya memegang pada gagang pintu di kamar, berpikir sebentar, lalu melepaskannya, mengetuk pintu, tapi malah tidak ada jawaban.

Mengetuk setelah beberapa kali, saat tidak mendengar gerakan apapun, dia ragu lama sekali, baru buka pintu dan masuk ke dalam kamar.

Yang tidak sama dengan malam itu adalah, kamar sekarang ini, lebih besar dan luas, cahaya matahari langsung masuk ke dalam kamar, di cuaca dingin begini, membuat orang merasa lebih hangat.

Tapi saat melihat pria itu setengah berbaring di atas tempat tidur, seluruh tubuh Mimi merasa ngeri.

Dia tidak menutup pintu, hanya berdiri tegak di depan pintu, berdehem pelan, "Halo, presdir Aderlan." Suaranya sedikit bergetar.

Aderlan melepaskan tangan yang menahan kepalanya, mengambil sebuah bantal, lalu tanpa mengatakan apapun langsung melempar ke arah Mimi.

Ada beberapa saat, reaksi refleks orang adalah menghindar, saat melihat bantal yang terlempar ke arahnya, Mimi dengan natural mengulurkan tangan, lalu menangkapnya.

Selanjutnya, kotak tisu, lalu sandal, gelas, dengan tidak segan terlempar ke arahnya.

Seperti tidak memberinya kesempatan untuk berhenti.

Setelah Mimi berhasil menangkap gelas, dia sadar kalau ekspresi wajah Aderlan sudah berubah, juga dalam sekejap, dia menyadari sesuatu.

Perkataan bisa berbohong, perbuatan orang boleh palsu.

Tapi, tadi Aderlan melempar dengan sangat cepat, Mimi malah bisa menangkap semuanya tanpa melesat sedikitpun dengan jarak begitu jauh.

Apa artinya?

Artinya.......artinya......

Dia mengangkat kepala melihat Aderlan, selanjutnya, dia meletakkan gelas di tangannya ke atas meja, memutar badannya langsung berlari keluar.

Tapi dia malah lupa, dalam masalah kabur, Aderlan masih lebih hebat darinya.

Lalu, dia diseret masuk ke dalam kamar.

Terdengar suara pintu ditutup dari belakangnya.

Aderlan melihatnya, wajahnya suram sekali.

Dia tidak berbicara, Mimi menundukkan kepalanya, juga tidak berbicara.

Suasana di kamar sangat mencekam sampai Mimi merasa sulit sekali bernafas.

"Penganggaran cantik, kamu bisa beritahu aku, kenapa tadi kamu mau lari?"

Tiba-tiba, Aderlan bertanya.

Nada bicaranya sangat tenang.

Mimi sedikit tidak bisa berpikir, dia mengangkat kepala melihat Aderlan, tangannya sedang memainkan gelas yang tadi diletakkan Mimi.

Dalam sekejap Mimi terdiam, tidak mengerti apa maksud Aderlan ini.

"Itu......itu.....kamu tadi melempar barang sedikit mengejutkanku."

Setelah dia berkata dengan merasa bersalah, menolehkan kepalanya, sedikitpun tidak berani melihat Aderlan.

Hanya mendengar Aderlan mendengus dingin, selanjutnya, dia mengangkat gelas di tagannya, dengan kuat melempar ke dinding dihadapannya, gelas itu berubah menjadi kepingan kaca, satu keping kecil mengenai wajah Mimi, Mimi tidak bisa menahan meringis kesakitan.

Selanjutnya merasa kalau ada cairan yang mengalir turun.

Mengangkat tangan, memegangnya sebentar, merasa kalau jarinya basah, mengangkat tangannya melihat, dia mengerutkan keningnya, rupanya berdarah.

"Tampaknya, wajah kali ini adalah asli!" Aderlan bersandar pada dinding, nada bicaranya sangat mengejek,

Mimi mengerti, dia tau, semua hal, semua kebohongan, penghindaran, siksaan beberapa tahun, di detik ini, berakhir, bagaimana akhirnya, malam ini akan tau.

Dia menarik nafas dalam, juga merasa lebih lega,

Melihat Aderlan bertelanjang kaki, kakinya menginjak kepingan kaca, itu adalah bagian bawah gelas, darah segar mengalir ke dalam gelas yang kaca itu, disinari oleh matahari, menjadi sangat silau.

"Kakimu." Mimi mengambil kotak tisu, berlari kesana, setengah berlutut di hadapannya, kedua tangannya mengangkat kaki Aderlan, menahannya dengan tisu.

Setelah selesai melakukannya, Mimi baru sadar, reaksi ini, perbuatan ini.....

Nafasnya menjadi berat, kepalanya tertunduk, kedua tangannya masih mengangkat kaki Aderlan.

Pertemuan sekali lagi, dengan status Rozi, status Mimi, malah sepertinya, sangat menggenaskan.

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu