Cantik Terlihat Jelek - Bab 424 Hadiah Misteri

Mia menggelengkan kepalanya, "Jangan, aku tahu kamu bisa merasa tidak nyaman nanti"

"Kamu mengira bagian bawah tubuhku itu seperti binatang?"

Mia menjilat bibirnya dan berusaha menahan untuk tidak tertawa, "Bukannya pria itu tidak pernah menggunakan bagian atas tubuhnya untuk berpikir masalah?"

"Mia!" Mohan memarahinya.

Mia memeluk Mohan semakin erat, "Sudah, kalau hari ini aku tidak pulang, orang tuaku pasti akan ragu, jadi aku akan pulang nanti"

Mohan tidak berbicara, sambil memeluk Mia, Mohan menundukkan kepalanya dan melihat dagu Mia yang jelas agak tajam, kemudian alisnya mengerut, "Kamu tidak boleh kerja terlalu capek"

Mia memejamkan matanya sambil mengeluh, "Tidak bisa, tidak ada yang menghidupi aku"

Setelah berkata, Mia membuka matanya dan menatap ke mata Mohan, "Direktur Mo, tubuhku sudah dimiliki oleh kamu, paling tidak berikan aku sebuah kartu, aku mendengar orang berkata Direktur Mo sangat lapang dada, sekali memberi sangat banyak"

Mohan berkata dengan nada suara dingin, "Aku sudah dimiliki oleh kamu, masih tidak puas?"

Besok harinya, Mia merasa tidak tahu harus tertawa atau menangis ketika dia melihat kartu yang dikirim oleh petugas kantor pos.

Mia mengirim pesan teks kepada Mohan, "Mohan, kamu menanggap aku itu sama seperti wanita lain"

Mohan yang berada di luar mengerutkan alisnya ketika dia menerima pesan teks itu, dia membalas, "Kamu bisa menggunakan uang di dalam kartu itu untuk membeli sayur setelah kita menikah, tentu saja, nyonya Mo memiliki hak untuk mengatur ulang sistem ini kapan pun"

Satu kata nyonya Mo langsung berhasil membuat hati Mia terasa sangat manis, sambil melihat ke ponselnya, Mia senyum seperti seorang anak kecil.

Sementara Xiao Rou melihat Mia sedang melamun dengan senang ketika dia kembali ke kantor setelah mengantar dokumen, setelah masalah semalam selesai terurus, Mia sudah mengirim pesan teks kepada Xiao Rou dan gadis kecil ini jelas sudah menjadikan Mia adalah penolongnya, tadi pagi datang kerja, Xiao Rou sibuk membawakan air minum ke Mia, hanya sisa tidak memijat kaki Mia saja.

"Kakak Mia, apakah kamu sedang jatuh cinta?"

Mia merasa sedikit canggung, "Anak kecil jangan sembarang berkata, anakku saja sudah besar" Setelah berkata, Mia menyimpan kartu itu ke dalam tas.

Selanjutnya, dalam beberapa hari ini, Mohan akan menggunakan berbagai cara untuk membohongi Mia ke rumahnya, Direktur Mo yang biasanya berkuasa sekarang malah bersikap seperti ini di depan Mia.

Sementara kesan orang luar terhadap kehidupan pribadi Mohan pun menjadi semakin buruk, bahkan ada yang berkata Mohan sedang berpacaran dengan anak kuliah.

Di kantor, Mohan dan Mia tidak pernah berinteraksi seperti orang asing.

Sebelum tahun baru, para karyawan pun menyelesaikan tugas menerjemah mereka dan mendapat liburan selama 15 hari.

Orang tua Mia menyarankan untuk membawa Rena ke kampung kakek nenek Mia dan menghabiskan tahun baru di sana.

Mia mengangguk, meskipun kampung kakek dan nenek berada di desa, lokasi itu termasuk ke dalam salah satu lokasi kuno yang dirawat dengan baik oleh negera, jadi, kampung kakek nenek pun dikembangkan menjadi sebuah lokasi turis, pada saat tanggal liburan, desa itu akan diramaikan oleh banyak turis, bahkan pekerja yang bekerja diluar desa pun bergegas pulang ke kampung.

Hal itu pun membuat desa yang sunyi menjadi sangat ramai.

Setelah mengetahui Mia mereka akan menghabiskan tahun baru di desa, kakek dan nenek Mia merasa sangat bahagia dan bergegas menyiapkan kamar untuk mereka.

Pada hari berangkat, Mia mengirim pesan teks kepada Mohan dan memberi tahu bahwa dia akan menghabiskan tahun baru di kampung, selain itu Mia juga meminta Mohan untuk menjaga dirinya dengan baik, terakhir, Mia juga tidak lupa memberikan salam tahun baru kepada Mohan.

Pada saat pesan Mia terkirim, Mohan baru saja turun dari pesawat, "Tunggu aku sudah selesai mengurus urusan sini, aku akan pergi ke sana"

"Kamu mau datang ke sini? Jangan saja, kalau orang tuaku menyadari semua ini....."

"Aku pergi ke sana liburan"

Mia menjilat bibirnya, "Baik"

Pada saat hari tahun baru, para paman Mia pun datang kemari dan rumah pun menjadi sangat ramai.

Berbanding dengan keluarga Mia yang merayakan tahun baru dengan damai, keluarga Mohan pun terlihat sangat sepi.

Gohan tidak bisa pulang karena mau merekam film, sementara Goten tidak bisa pulang juga karena penelitian dia sudah tiba di masa yang sangat penting.

"Aku tidak tahu apakah paman Go bisa sempat kembali tahun ini" Pada saat makan, nyonya Mo tiba-tiba bersuara, karena mengetahui hubungan kedua orang tidak begitu baik, Nyonya Mo juga tidak berani berkata kata 'ayah' di depan Mohan.

Sementara nenek Mo melihat ke Mohan, "Mohan, kamu kapan mau melahirkan seorang cucu untuk aku dan kakekmu? Kalau tidak, kami bisa meninggal begitu saja tanpa cucu"

Mohan meletakkan seikat sayur yang telah siap dicuci dengan sup di mangkuk nenek dan bersuara dengan nada suara datar, "Aku bukan tidak pernah melahirkan cucu untuk kalian"

Nyonya Mo melamun sejenak, setelah beberapa saat dia baru mengerti, akhirnya dia pun diam saja.

"Kalau kamu benar-benar hebat, bawa dia pulang saja" Mungkin karena sudah berusia tua, kakek dan nenek Mo sepertinya lebih berharap memiliki cucu.

"Ayah, aku sudah berkata anak itu bukan anak Mohan"

Semua orang pun menjadi diam, Rena merupakan anak Mohan atau bukan, semua orang jelas mengetahuinya.

Mohan meletakkan sumpitnya, "Kakek, nenek, nanti aku ada urusan harus keluar kota, malam hari aku tidak makan malam di rumah" Nada suara Mohan jelas sedikit tidak senang.

"Baik, baik....."

Setelah Mohan pergi, nenek Mo pun berdiri dan melirik ke Nyonya Mo, "Kamu lihat, kalau bukan tingkah laku kamu, apakah keluarga kita akan menjadi begitu? Anak keluarga Mo malah bermarga Munir sekarang, cucuku benar-benar sangat kasihan, dia bahkan tidak mengenal nenek buyutnya ini"

Ekspresi nyonya Mo menjadi sedikit pahit, "Ibu, kamu diam-diam pergi menjenguk anak itu lagi?"

"Diam-diam menjenguk? Rena adalah cucuku, tentu saja aku berhak menjenguk dia dengan terus terang" Hanya saya, berpikir tentang panggilan yang seharusnya 'nenek buyut' malah menjadi: "Nenek, kamu benar-benar sangat baik, seperti nenek aku"

"Nenek, mengapa aku tidak boleh memberi tahu ibu aku bahwa aku bertemu dengan seorang nenek yang seperti malaikat?"

"Nenek, mengapa kamu dan kakek sudah lama tidak menjenguk aku? Aku sangat kangen kepada kalian" Suara Rena yang imut itu membuat hati kedua orang tua meleleh.

..............

Seiring usia menambah, wajah kecil Rena menjadi semakin mirip dengan Mohan, mana mungkin Rena bukan merupakan anak Mohan, nenek Mo merasa dulu dirinya benar-benar sangat bodoh sehingga dia mempercayai kata-kata anaknya yang sembarangan dan membiarkan anaknya melukai Mia begitu saja, sekarang nenek Mo pun merasa tidak berhak meminta Rena kembali ke keluarganya lagi.

"Oh iya, apakah kamu sudah membeli kertas tempel yang dikatakan Rena kemarin?" Kakek Mo tiba-tiba bersuara.

Nenek Mo berdiri, "Aduh, aku lupa, nanti kita turun ke jalan sana mencari saja, tunggu Rena masuk sekolah baru kita memberikan kertas tempel kepadanya"

"Ayah, mengapa kamu juga mengikuti ibu sembarang bertingkah? Gohan dan Mohan masih begitu muda, kalain tidak perlu takut tidak memiliki cucu"

Kedua orang tua melirik kepada nyonya Mo dengan dingin.

"Mereka memang masih muda, tetapi kami sudah mau mati, kami sudah tidak bisa menunggu lagi" Ekspresi kakek Mo yang tadinya masih lembut ketika berbicara tentang Rena langsung menjadi dingin.

Setelah itu, nenek Mo mendorong kakek Mo, "Rena kemarin berkata mau membeli kertas tempel gambar Ultar apaan?"

"Ultraman"

"Oh, benar, Ultraman, ayo kita pergi sekarang"

Melihat bayangan belakang kedua orang tua yang menjauh, Nyonya Mo menyandar di atas meja dengan perasaan yang kacau.

Di desa.

Setelah sarapan, karena mau mengikat rambut Rena, Mia pun mengambil sisir dan karet pengikat rambut, tetapi saudaranya tiba-tiba meminta Mia untuk membantu membawa barang, sehingga Mia pun meletakkan karet pengikat rambut di atas meja dengan sembarang, akhirnya, saudara Mia menatap ke karet di atas meja dengan tatapan bercahaya, "Kak, ini.... kamu dapat barang ini dari mana?"

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu