Cantik Terlihat Jelek - Bab 423 Terjadi Masalah Besar, Mengorbankan Kecantikan

"Aku menerjemahkan kontrak semalam yang harusnya 3% menjadi 30%, uh... aku harus bagaimana?"

Pena di tangan Mia jatuh ke meja dan ekspresinya sanga tidak enak dilihat, "Xiao Rou, ini.... kesalahan seperti ini......" Mia tidak tahu harus berkata apa dan mulai memijat dahinya, kesalahan yang kecil tetapi fatal.

"MY sekarang mau meminta aku tanggung jawab, kakak Mia, apakah aku akan dipecat?"

Di bidang penerjemahan, kalau salah menerjemahkan kadang akan mengakibatkan kondisi yang sangat fatal, apalagi yang salah itu angka, Mia merasa sedikit sakit kepala, dia juga masuk ke bidang ini pada usia seperti Xiao Rou sekarang, Mia mengerti seberapa susah mau mendapat kerja yang lancar seperti ini untuk seorang mahasiswa yang baru saja tamat.

"Seharusnya kamu tidak melakukan kesalahan seperti ini"

Xiao Rou mengangguk dan menangis semakin sedih, "aku tahu, kakak Mia, sekarang aku harus bagaimana? Adikku masih sedang kuliah, kondisi kesehatan ayahku kurang baik, aku mendapat pekerjaan ini dengan tidak mudah, aku baru saja bisa membantu ibuku mengurangi beban, tetapi sekarang......"

"Apakah kantor sudah mengetahui hal ini?"

Xiao Rou menggelengkan kepalanya, "Belum, mereka sedang menunggu kamu datang memastikan, kemudian memberi tahu ke bagian atas, MY baru beri tahu aku waktu aku datang kerja tadi pagi"

"Kalau begitu hanya bisa meminta MY menekan hal ini"

"Tidak mungkin, yang menyadari hal ini adalah Mohan, waktu itu dia sangat marah, uh......." Meskipun Mohan memberi karyawannya fasilitas yang sangat baik, tetapi dia juga terkenal sangat kejam dan tidak manusiawi di bidang pekerjaan.

Mendengar adalah Mohan, Mia akhirnya menghela sebuah nafas lega, tetapi dia juga merasa semakin kesusahan, Mia tidak mau menggunakan hubungan pribadi untuk menyelesaikan masalah ini, Mohan adalah pria berbisnis, dia memiliki prinsip dan aturan dia sendiri, Mia tidak mau membuat Mohan kesusahan.

Tetapi, meskipun usia Xiao Rou muda, dia selalu bekerja dengan detail dan sangat berpendapat, kalau perusahaan memecat dia dengan kesalahan seperti ini, hal ini pasti akan memengaruhi masa depan dia.

Mia menjilat bibirnya, "Kamu jangan menangis dulu, aku akan memikirkan solusinya"

Xiao Rou menghabiskan satu sore dengan menangis, mungkin karena dia masih kecil, atau mungkin karena benar-benar terlalu takut, Mia tidak bisa menghentikan tangisannya bagaimanpun.

"Kamu pulang dulu saja, nanti aku akan pergi mencari Mohan"

"Ah? Tidak boleh, masih ada begitu banyak pekerjaan, aku......"

"Kamu menangis terus di sini, tidak hanya kamu tidak bisa menyelesaikan pekerjaan kamu dengan baik, kamu juga menganggu aku" Suara tangisan Xiao Rou menjadi semakin besar, "Tenang saja, aku akan berusaha mencari solusi"

"Terima kasih, kakak Mia, aku... nanti aku pasti akan membalas budimu" Xiao Rou hanya sisa tidak melutut kepada Mia.

Mia menarik nafas dan mengangguk.

Setelah Xiao Rou pergi, Mia mengirim pesan teks kepada Mohan dengan nomor baru itu, "Mohan, kamu jam berapa pulang kerja?"

Mohan membalas pesannya dengan cepat.

"Kenapa?" Balasannya sedikit dingin.

"Kamu sedang sibuk ya? Kalau begitu kamu sibuk dulu saja"

Mia meletakkan ponselnya di atas meja, ujung-ujungnya dia tidak bisa berkata juga, kalau Mohan tidak menyadari masalah ini, akibat yang akan terjadi adalah kerugian perusahaan yang tidak bisa terhitung, Mia tahu hal ini bukan masalah kecil.

Akhirnya Mia memutuskan untuk membahas tentang ini setelah pulang kerja.

Mia mulai fokus ke pekerjaan sampai ponselnya berdering, setelah melihat nama penelepon, Mia mengangkat telpon, "Halo"

"Tadi ada urusan"

"Oh"

"Mungkin nanti malam kamu mau ketemu aku?" Meskipun kata-kata Mohan adalah pertanyaan, nada suara dia adalah nada suara yang pasti.

Setelah berpikir, Mia menjawab, "Iya"

"Kalau begitu aku akan menunggu kamu setelah mandi dengan bersih"

Mia memegang dahinya, apakah dia harus menggunakan jalur kecantikan?

"Jam berapa?"

"Pada saat jam pulang kerja" Pada saat pulang, Mia melihat lampu ruangan samping masih menyala, setelah berpikir, Mia tidak kembali ke rumahnya sendiri dan langsung mengetuk pintu depan rumahnya.

Mohan yang mengenakan rok mandi warna abu-bau membuka pintu, penghangat ruangan juga sudah dinyalakan.

Melihat Mia memakai baju kerja, Mohan mengerutkan alisnya sebelum membiarkan Mia masuk.

Ketika pintu baru saja tertutup, Mohan langsung memeluk Mia dari belakang, "Begitu cemas sampai tidak pulang ke rumah dulu?"

Mia tidak berbicara, setelah beberapa saat, dia baru menolah ke Mohan, "Kamu.... apakah kamu sudah tahu tujuan aku datang ke sini?"

Mohan menundukkan kepalanya dan mencium MIa sebelum pergi ke ruang makan untuk menuang segelas air dan memberikan kepada Mia, "Minum air dulu"

Mia mengambil gelas air, Mohan membantu Mia melepaskan tasnya dan membantu Mia melepaskan jaketnya.

Hal ini membuat Mia merasa sedikit bersalah, "Mohan..........." Mia sengaja menarik panjang nadanya dan membuat orang yang mendengar merasa dia sedang bersikap manja.

Sebelum Mohan bereaksi, bulu di lengan Mia sudah menjadi tegang, Mia tertawa dengan suara rendah, dia benar-benar tidak sesuai dengan manja.

Mia menghabiskan air di dalam gelas seolah-olah dia sedang minum bir, setelah itu Mia meletakkan gelas di atas meja dan menatap ke Mohan yang sedang menyandar di meja makan, "Katakan saja, mau menggunakan apa untuk menyuapi aku?"

Mia berdiri, "Kamu... kamu sengaja ya?"

Wajah Mohan tenggelam, "Mia, seharusnya kamu mengerti, masalah ini bukan masalah kecil"

Keseriusan Mohan yang mendadak membuat hati Mia terasa gugup lagi, Mia tentu saja tahu, di bidang penerjemahan, pada saat kuliah, dosen akan mengomel tentang serius dan teliti setiap hari....

Kedua hal itu adalah prinsip dasar menjadi penerjemah.

"Dia masih kecil, keluarganya agak kesusahan" Mia sedikit susah mau berkata.

"Tetapi prinsip adalah prinsip" Mohan mengambil gelas yang Mia gunakan tadi dan menuangkan segelas air untuk dirinya.

"Tidak ada solusi lain?"

Mohan sepertinya sedang berpikir, "Pergi mandi"

"Ah?"

Topik ini mengganti terlalu cepat.

"Bukannya kamu bertanya apakah ada solusi lain? Bisa mencoba jalur kecantikan" Setelah berkata, Mohan berdiri dan menuju ke ruang tamu, kemudian dia berbaring di atas sofa, rok mandi berwarna abu-bau yang setengah terbuka di bagian atas, secara tidak langsung Mia bisa melihat otot dadanya.

Mia mengerutkan alisnya, "Kalau memang harus mengorbankan kecantikan, bukannya yang mengobarkan adalah dia?"

Mohan mengeluarkan sebuah batuk ringan, "Kecantikan yang biasa tidak menarik mataku"

Mia akhirnya menghela nafas lega, dia berjalan ke samping sofa dan setengah melutut di sisi Mohan, jari panjanganya mengelus dada Mohan dengan lembut, hal itu membuat mata Mohan memerah.

"Mia" Bibir tipis Mohan mengeluar kata itu dengan nada suara bernafsu.

Mia berbisik di telinganya, "Kamu ingin?"

Mohan menekan MIa di bawah tubuhnya, "Bagaimana menurutmu?"

"Oh, kalau begitu, maaf, itu aku datang" Mia berkata dengan nada suara akung.

Mohan melamun sejenak, "Itu?"

"Datang bulan" Setelah berkata, Mia menutupi mulutnya, wajah Mohan langsung memerah, tetapi dia juga langsung berdiri dari Mia.

"Sejak kapan?"

"Sore tadi"

Tangan Mohan mengelus perut Mia dengan lembut, "Aku mendengar datang bulan akan membuat wanita merasa sangat tidak nyaman, kamu........"

"Aku baik-baik saja, tidak merasa ada perbedaan" Setelah berkata, Mia memasang wajah gembira, reaksi Mohan benar-benar membuat dia sangat puas.

"Malam ini tidur di sini"

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu