Cantik Terlihat Jelek - Bab 773 Misteri Pengalaman Hidup Kenbo

Seorang wanitabertanya, berkata dengan wajah berseri-seri, tapi tatapannya penuh penghinaan.

Fisi mengedipkan matanya, pura-pura tidak tau "Aku mana bisa keluar negri, aku pindah profesi."

Setelah mengatakannya, lalu lanjut mulai melahap makanannya.

Lagipula, beberapa tahun ini ikut dengan Kenbo, juga tidak sedikit orang merendahkannya.

Dia sudah terbiasa.

"Fisi, kamu sudah menikah belum?" Lalu ada orang bertanya lagi.

Seperti ingin membandingkan dengannya, dengan begitu mendapatkan rasa unggul.

Fisi menundukkan kepalanya, tangannya berada di pahanya, sedikit mengepal.

Mengangkat kepala, melihat perempuan itu, terseyum "Masih belum......."

"Kalian ini juga benar-benar, mengatakan hal yang tidak seharusnya, Fisi adalah anak yatim, tidak ada orang yang menguruskan untuknya....."

Ada yang meneruskan lagi, ingin berkata lalu terdiam.

"Fisi, masalah ini juga tidak semua seperti itu, kamu orang yang berbakat, juga bukan semua orang mementingkan latar belakang keluarga."

Orang yang duduk di sebelah Fisi, tiba-tiba menggenggam tangannya, wajahnya penuh menyemangati.

Fisi tersenyum, menggeleng, hatinya menghangat.

"Benar, Fisi, tidak apa-apa, kalau ada bantuan, kamu katakan saja, kami sebagai teman lama pasti akan membantu."

Sambil berkata, perempuan itu berdiri, mengeluarkan setumpuk kartu nama, memberikan kepada semua orang "Aku dan suamiku sekarang membuka perusahaan perawatan mobil, kalau kalian membutuhkannya boleh mencariku, teman lama, pasti ada diskon."

Saat kartu nama itu disodorkan di hadapan Fisi, dia baru saja berencana ingin menerimnya, tanpa berpikir, wanita itu langsung menarik kembali kartu nama,

"Maaf, Fisi, aku lupa, kamu pasti belum ada mobil bukan?!"

Mimi sudah tidak bisa menahannya lagi, mendengar ini, meletakkan sumpit dengan kuat di atas meja, Fisi langsung mengulurkan tangan menahannya, menundukkan kepala, dengan pelan berkata:

"Tidak salah, aku memang tidak ada mobil kok!"

"Kamu......." Mimi meliriknya, matanya penuh kesedihan.

Fisi mengulurkan tangan ke bagian bawah perut kecilnya, mengelus dengan lembut, memberikan tatapan menghibur.

Ini hanya masalah antara manusia yang sangat biasa.

Dari kecil sampai besar, dia sudah mengalaminya berkali-kali, dia sudah pasrah, merasa tidak perlu berjuang untuk menang atau kalah.

Baik dan buruk dalam hidup, bagaikan ikan minum air, dingin atau hangat tau sendiri saja.

Mimi menunduk tidak berkata, setelah beberapa saat, ekspresi wajahnya kembali normal, mengangkat kepalanya melihat orang yang duduk di meja melihatnya:

"Oh, tidak apa-apa, aku baru teringat, aku lupa ada sedikit masalah belum diselesaikan, kalian makan dulu, aku keluar sebentar."

Setelahnya, dia berdiri.

Fisi juga berdiri, Mimi,malah menahannya "Aku hanya menelepon di depan pintu, tidak apa-apa."

"Kamu yang hati-hati!"

Mimi menghela nafas, mengeluh di samping telinganya: "Kenapa kamu sama dengan si marga Mo, penakut sekali."

Di luar pintu

"Halo, istri!"

"Weh, marga Mo, ingin menggunakan penghargaan menembus kesalahan tidak?"

"Istriku, kamu bilang saja, bahkan menembus gunung pisau, turun ke lautan api....."

"Kenapa kamu semakin cerewet? Mau melakukan apa, aku kirimkan kepadamu dari wechat, kalau tidak berhasil......malam ini tidur di lantai."

Setelahnya, tidak menunggu suaminya menjawab, langsung mematikan teleponnya.

Ruang istirahat di lantai dua rumah keluarga Rimpon.

"Kak Kenbo, menurutmu apakah keluarga Rimpon akan tamat seperti ini?"

Kenbo sedang duduk di atas sofa, tidak berbicara.

"Menurutmu, sebenarnya siapa yang menargetkan keluarga kita? Sekarang ini masalah datang berturut-turut."

Kenbo tetap diam tak bersuara.

Saat ini, ada yang membuka pintu.

Rio datang masuk dari luar, di belakangnya diikuti beberapa orang berpakaian jas dan sepatu kulit.

"Kenbo, kali ini, sungguh berterimakasih kepadamu!"

Kenbo berdiri, mengangguk kepada Rio, tatapannya jatuh pada orang dibelakangnya "Bawa kemari!"

Beberapa orang dibelakang melihat demikian, langsung maju, membawa setumpuk dokumen ke hadapan Kenbo "Tuan Kenbo, ini adalah aset atas nama anda yang mau dijual, silahkan ditandatangan."

Della mendengar demikian, langsung terlonjak berdiri, membungkuk membuka dokumen-dokumen itu, wajahnya penuh kekagetan.

"Kak Kenbo, kamu mau menjual ini semua?"

Kenbo tidak menjawabnya, hanya melihat Rio.

Mengambil pulpen, dengan lancar dan kuat menuliskan namanya sendiri.

Wajahnya tidak ada ekspresi, tidak bisa melihat rasa sedih atau tidak tega, malah saat menandatangi sampai terakhir, tulisannya menjadi lebih elegan.

Ini semua adalah 'pemberian' Rio kepadanya, dia harus 'mengembalikan' kepadanya dulu.

Yang harus dikejar kembali, harus dikejar kembali, tapi yang harus dikembalikan, juga harus dikembalikan.

Menunggu dia selesai menandatanganinya, Della sudah menangis tersedu-sedu, ini adalah kekayaan sebanyak apa, pria di hadapannya, demi bisa menolong papanya, menolong keluarganya, memberikannya dengan kedua tangannya.

"Kak Kenbo, nantinya kamu adalah penolong besar keluarga kami, kamu suruh aku melakukan apa, aku akan setuju."

Sambil mengatakannya, dengan wajah malu condong ke arah Kenbo sana, jelas sekali, dia sangat percaya diri mengira, Kenbo melakukan seperti ini karenanya.

Hanya saja, dia masih belum menyentuh Kenbo, sudah langsung dihentikan Rio, wajahnya dengan sangat ramah melihat Kenbo.

"Ingin melakukan apa, lakukan saja, kedepannya, keluarga Rimpon bukan lagi ikatanmu, kamu sudah bebas, Della tidak mengerti, kamu jangan masukkan ke dalam hati."

Setelah mengatakannya, menarik Della berjalan keluar.

"Papa, apa maksud perkataan papa tadi?"

"Sudah mengaturkan perjodohkanmu dengan anak keluarga Luo, malam ini, kamu dandan dulu."

Della tercengang dulu, lalu dengan tidak percaya melihat Rio "Pa, apa yang kamu katakan? Aku mau menikah dengan kak Kenbo, kenapa masih harus pergi ke perjodohan?"

Rio memutar kepada melihat anaknya sendiri, sedikit tidak bisa mengatakannya, dia tidak mau bagaimana memberitahu anaknya, Kenbo berjanji akan membantunya dengan semampunya, syaratnya adalah.

"Tidak menikahi Della, menyuruh keluarga Rimpon mengembalikan kebebasan kepadanya."

Penolakan seperti ini, bagi seorang wanita, adalah kekejaman seperti apa.

Tapi dia tidak bisa melakukan apapun, sebagai seorang ayah, syarat seperti ini, seperti ini kepada putrinya, harusnya membuatnya marah.

Tapi, sebagai seorang pengusaha, di hadapan posisi bisnis yang genting dan juga kekayaan yang besar.

Dia hanya bisa menerima dengan senang hati.

Karena, hanya dengan seperti ini, Kenbo baru bisa menyerahkan aset kekayaan itu dengan senang hati.

Della menuruni beberapa anak tangga, melihat Rio "Pa, apakah sudah terjadi sesuatu?"

Rio mengelus belakang kepalanya, lalu, memberi senyuman "Karena, dia adalah orang miskin, mana mungkin aku membiarkan putriku menikahinya, membiarkanmu mengikutinya menderita?"

Setelahnya, memutar badannya, turun ke bawah.

"Pa, tapi kamu ada uang bukan? Aku tidak peduli, aku bisa mengumpulkan uang, pa......"

Tidak mempedulikan emosi Della yang pelan-pelan runtuh, Rio berkata kepada bawahan di bawah: "Cari orang jaga dia dandani dia, malam ini pergi bertemu tuan muda keluarga Luo."

Setelah berpesan, berkata kepada orang di depan pintu, menurunkan tangannya, lalu berjalan keluar.

Tapi saat memutarkan badannya, tatapannya malah penuh permusuhan.

"Kakek, kenapa kamu tidak memakai kartu itu? Kalau memang tuan muda begitu menyukainya......"

Kepala penjaga keluarga mengikutinya.

Rio meliriknya "Karena dia memang tidak berniat menikahi Della, menikah dengannya, Kenbo juga tidak akan menghargainya, kalau begitu, untuk apa aku menghancurkan kartu terakhirku?"

Setelah mengatakannya, membuka pintu dan masuk ke dalam mobil, setelah masuk ke dalam mobil, dia menatap ke lantai dua, ruangan dimana Kenbo berada.

Berdehem dingin "Benar-benar tidak guna! Tapi, dia mengira dia sudah terlepas dari genggamanku, he, masih muda sekali, sungguh penasaran, suatu hari keluarga Nan mengetahui keberadannya, akan bagaimana melawannya?"

Novel Terkait

My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu