Cantik Terlihat Jelek - Bab 109 Dua Nyawa Hilang

"Jangan gugup, kami hanya datang untuk melakukan pemeriksaan kehamilan untuknya," kata Tifa, menatapnya dengan penuh arti, dan menepuk pundaknya, kemudian dia melewati Yuta, ketika dia melihat Amy, dia terkaget.

Sebelumnya Yuta pernah menjelaskan kepadanya bahwa Clover adalah teman dari seorang teman, Tifa bukan orang bodoh, dia tentunya tidak akan mempercayainya, dia tadi melihat Yuta begitu gugup, dan dia yakin bahwa anak dalam perut wanita hamil ini pasti ada sesuatu dengannya.

Tetapi, pada saat ini, dia melihat Amy juga disini, dan masih memberikan air kepada Clover, ini sudah sangat jelas bahwa dugaannya salah.

Lalu, apa hubungan antara wanita ini dan Yuta?

Bisa membuat pasangan kecil ini rela merawatnya.

“Kak Tifa, mengapa kamu bisa disini?” usia Amy baru saja 22 tahun, karena usianya yang masih muda, tidak puduli dengan siapa yang dia temui, dia pasti akan memanggilnya kakak.

Ketika Tifa di luar negeri, dia pernah menghubungi Amy beberapa kali dan dia sangat menyukai karakternya.

Tifa tersenyum padanya, "untungnya ada kamu, kalau tidak aku benar-benar berpikir bahwa ayah anak ini adalah adik sepupuku”

Satu sisi dia bercanda dengan Amy, disisi lainnya dia sudah berdiri didepan tempat tidur Clover.

Ketika dia mengulurkan tangan, ada seseorang yang memberinya hasil ultrasonografi, dan melihat ke belakang, matanya terjatuh ke wajah Clover, Tifa sadar bahwa sejak dia muncul, wanita itu menatapnya dan tidak menggerakkan pandangannya seinci pun.

Tidak bisa menahan tertawa, “Apakah ada sesuatu yang aneh di wajahku?” Suaranya sangat mirip dengan suara Devan dan juga sebagus Devan, senyumnya, jika diperhatikan baik-baik, juga sangat mirip dengan Devan.

Clover menatapnya, dan wajah di depannya perlahan berubah menjadi milik Devan, matanya memerah, dan air mata mulai mengalir.

Setelah memutuskan untuk mempertahankan anak ini, dia memaksa dirinya untuk tidak berpikir tentang Devan, karena hatinya sakit dan dia akan menangis, dia takut akan mempengaruhi pertumbuhan anaknya, dia selalu menahan diri untuk tidak memikirkannya ...

Setelah waktu yang lama, saking lamanya sampai dia berpikir bahwa dia bisa menggunakan waktu untuk perlahan-lahan melupakannya.

Tetapi pada saat ini, ada sedikit penghinaan pada diri sendiri, ternyata beberapa perasaan telah terukir dalam di hatinya.

Pada saat ini, dia juga tahu bahwa pikiran itu hanya ditekan, tetapi setelah lama ditekan, jika dia tidak bisa terkendali dan hal itu terjadi, maka akan sangat sulit untuk menyelesaikannya.

Dia sangat rindu Devan, pada saat ini rindu tak terkendali.

“Ada apa?” Melihat Clover tiba-tiba meneteskan air matanya, Tifa sedikit kaget, tetapi, penampilan wanita ini sangat indah, meskipun dia hamil, itu masih tidak mempengaruhi kecantikannya, alami dan kecantikkannya tidak ada bandingannya.

Ketika Yuta melihatnya, dia dengan cepat menghampirinya dan menyerahkan beberapa tisu kepada Clover, dia menatap Tifa dan berkata, “Kalian sekaligus datang begitu banyak dokter, makanya dia ketakutan”

Setelah itu, dia dengan sengaja berkata kepada Clover: "Jangan takut, mereka hanya ingin melakukan pemeriksaan rutin, santai saja."

Clover menyadari kehilangan pengendalian dirinya, dia menatap Tifa dan tersenyum tipis dengannya, “Maaf, aku……aku tadi hanya panik.”

Senyumnya sangat indah, dan keindahan ini membuat pikiran Tifa terganggu sesaat.

Hanya saja, Tifa tidak tahu apakah itu ilusi dia sendiri, dia selalu merasa bahwa dia pernah melihat senyuman ini di suatu tempat.

“Tidak masalah……” Tifa juga membalasnya dengan senyuman.

Kemudian, Tifa dengan hati-hati melakukan pemeriksaan ultrasonografi, dan menyentuh perutnya sebentar, dan menanyakan kepada Clover tentang beberapa kondisi fisik sebelum dia berbalik dan pergi.

Karena pemeriksaan, pria dilarang melihat, dan Yuta menunggu diluar.

Pada titik ini, melihat Tifa keluar, dia buru-buru menyapanya dan bertanya dengan gugup:

“Bagaimana Kak Tif?”

Kegugupannya membuat Tifa tidak bisa menahan melihat kembali ke kamar pasien. "Itu benar bukan anakmu?"

Yuta mengerutkan keningnya, menggelengkan kepalanya, dan kemudian dengan cemas bertanya lagi: "Kak Tif, bahkan jika itu bukan anakku, tetapi wanita dan anak itu, sangat penting bagiku, kamu cepat beritahu, bagaimana tadi?”

Tifa terdiam sesaat, mendongak, dan memandang Yuta dengan serius. "Situasi anak saat ini terlihat bagus, tetapi ... situasi ibu sendiri tidak terlalu baik, menderita anemia yang sangat serius, meskipun baru-baru ini sering melakukan infus darah, tetapi efeknya tidak signifikan, aku akan memberinya oksitosin besok, jika terus seperti ini, maka saat melahirkan akan sangat mudah mengalami pendarahan hebat, dan pada saat itu, anak dan ibu akan dalam bahaya, Yuta, kamu sebaiknya beri tahu kepada ayah dari anak ini.”

Ketika Tifa selesai berbicara, Yuta melangkah mundur dua langkah, memegang dinding, menggantung kepalanya, setengah jongkok, dia berbalik, mengepalkan tangannya dan meninju dinding dengan kuat.

Dia merasa semua salahnya, jarak waktu check-up ultrasonografi awalnya sangat lama, Yuta masih di kota Ciput dan menemaninya, tetapi, tiga bulan terakhir ini, jarak waktu pemeriksaan ultrasonografi semakin sering, maka dia tidak bisa menemaninya terus menerus.

Clover takut menyebabkan masalah baginya, Dia juga takut menjadi beban baginya, maka dari itu, dia tidak mengatakan apa-apa kepadanya, setiap kali Yuta bertanya tentang situasinya, dia pada dasarnya melaporkan kabar baik dan menyembunyikan kekhawatirannya. Jika bukan karena kamar pasien sebelah yang memberi tahu Yuta, Clover pingsan, maka Yuta tidak bisa memikirkan, apa yang akan terjadi?

memberitahu kepada ayah anak itu? Besok adalah pernikahan Devan dan Gabriel. Jika demikian, pernikahan keduanya hancur, dia takut Clover akan merasa lebih bersalah.

Sebenarnya Yuta tahu bahwa Clover bisa menderita anemia yang sangat buruk, bukan karena dia tidak makan dengan baik, tetapi karena dia tidak bisa tidur di malam hari, dalam hatinya, dia selalu merasa merugikan Gabriel, oleh karena itu, dia mengalami mimpi buruk setiap malam, yang menyebabkan kondisi fisik yang buruk dan mempengaruhi tubuhnya. Jika dia diberitahu saat itu bahwa dia mempengaruhi pernikahan keduanya, dia akan lebih sedih lagi.

"Aku hanya mengatakan hasil terburuk, hasil terbaik mungkin ibu dan anak itu akan selamat." Tampaknya Yuta benar-benar sangat sedih, Tifa tidak menutupi dan menepuk pundaknya, kemudian menambah beberapa kata itu.

Yuta duduk disebuah kursi, dan kedua tangannya menutupi wajahnya.

Tifa melihat bahwa Yuta tenggelam dalam pikirannya sendiri, dia berjalan pergi dengan bijaksana, tetapi dia sedikit berat di hatinya, dia adalah seorang dokter dan sangat mengerti situasi wanita ini saat ini, kondisinya benar-benar tidak terlalu ada harapan, Jika operasinya lancar, itu baik untuk dikatakan, Tetapi jika ada sedikit perbedaan, itu mungkin dua nyawa menghilang. Ini jelas bukan sengaja mengucapkan kata-kata menakutkan membuat orang kaget dan takut.

Karena datang ke rumah sakit, terutama hanya untuk kepentingan Clover, jadi setelah dia menyelesaikan pemeriksaan, beberapa dokter mendiskusikan rencana bedah berikutnya, dan Tifa menyimpan barangnya dan bersiap untuk pulang.

Baru saja berjalan sampai di pintu rumah sakit, langsung melihat sesosok ramping yang berdiri di sudut ruang keamanan rumah sakit.

Tifa hanya merasa bahwa pandangannya sedikit kabur.

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu