Cantik Terlihat Jelek - Bab 629 Mengambil Uang Aderlan

Yang membuat Mimi merasa tidak terduga, orang yang masuk ke dalam, ternyata adalah Yesca.

Melihat Yesca bergegas masuk ke dalam.

Pada saat Yesca melihat gerakkan mereka berdua, Yesca tertegun, menunjuk Mimi dengan jari telunjuk, Yesca bertanya kepada Aderlan, “Kakak Aderlan, siapakah dia?”

Karena ada yang merusak momen baik Aderlan, sehingga ekspresi wajah Aderlan Mo terlihat marah.

Terbangun dalam posisi duduk sambil merentangkan kedua tangannya, tidak lupa menggapai tangannya, menarik kemeja yang di depan dada Mimi.

Gerakkan yang begitu natural, membuat semua orang yang hadir disini mengerti sesuatu.

Pada waktu yang sama, terdiam tidak bisa mengatakan apapun.

“Kenapa kamu datang kesini?” Aderlan sambil berkata, sambil mengambil gelas anggur yang di atas meja, terlihat sangat tenang, bertindak seperti tidak terjadi apapun.

Mimi menghelakan nafas, ingin berdiri, tetapi tiba-tiba tangannya ditarik oleh Aderlan.

Yesca baru saja ingin menjawab, Aderlan berkata, “Aku tidak peduli bagaimana kamu bisa datang kesini, tetapi sekarang, silahkan keluar dari sini.”

“Kakak Aderlan, kamu bersama wanita itu, aku tidak akan mengatakan apapun, akan tetapi, kamu lebih memilih bersama seorang pria, kamu tidak memilih bersamaku, mengapa?”

Aderlan mendongak melihat ke samping, Bos yang sedang menyaksikan perkembangan situasi,

, mimik wajah menjadi serius, “Apakah seru?”

Bos menarik nafas yang dalam, bergegas melangkah maju kedepan, menarik Yesca, “Nona Yesca, kita keluar dulu, aku akan mentraktir kamu minum minuman keras, boleh?”

Yesca menatap Aderlan, “Kakak Mo, kamu mengatakan bahwa kamu akan menikahi aku.”

Mimi mengerutkan alisnya, menatap Aderlan, mendengus dingin, berkata dengan nada dingin: “Tuan Mo, anda sangat dewasa sebelum waktunya, sudah menentukan masa depan.”

Selesai berkata, langsung berdiri, kemudian berjalan ke samping.

“Gurauan bocah-bocah kecil, apakah bisa dianggap serius?” Aderlan menyeringai, tampaknya sedang menjelaskan kepada Yesca, tetapi pandangan menuju kepada Mimi.

Yesca malah duduk di atas meja, berjarak satu meja, Yesca menggapai tangannya, menarik lengan baju Aderlan, “Kakak Mo, kamu tidak boleh seperti itu, meskipun kamu tidak ingin bersamaku, kamu juga tidak boleh bersama seorang pria!”

Sudut mata Bos berkedut.

“Aku, ingin menghabiskan waktu bersamanya setiap saat.” Aderlan meredupkan senyuman di wajahnya, sebelum berkata, Aderlan melihat ke arah Yesca, sesudah berkata, menatap Mimi dengan tatapan serius.

Pelamaran yang begitu mendadak, membuat jantung Mimi berdebar kencang.

Mimi belum sempat melakukan tindakan apapun, Aderlan bergegas datang ke sisinya, membenamkan kepala dan mencium lehernya, “Apa yang Aku katakan ini benar.”

Sambil berkata, Aderlan merangkul pinggang Mimi, membiarkan Mimi terus berusaha untuk membebaskan diri, Aderlan sama sekali tidak bergerak.

Berdeham, menoleh kepalanya ke samping, untuk menutupi kepanikan di dalam hati Mimi.

Yesca mengendus-endus, kemudian, memegang kepalanya dengan kedua tangan, berteriak dengan suara keras, berlari keluar dari kamar tersebut.

Pandangan semua orang tertuju pada mereka berdua.

Bos menanggapi dengan cepat, menganggukkan kepala kepada Aderlan, menghadap ke belakang membubarkan kerumunan: “Lihat apa, semuanya bubar.”

Pintu yang terbuka, tertutup kembali.

Mimi memanfaatkan kesempatan saat Aderlan tidak konsentrasi, mendorong Aderlan, kemudian bersembunyi di ujung sofa.

Aderlan menegakkan badan, menatap Mimi dengan tatapan yang penuh dengan arti.

“Kamu takut sama aku?”

Mimi menggelengkan kepalanya, Mimi bukan takut, tetapi sangat takut.

Tidak tahu apakah itu karena terpengaruh oleh Mimi, atau merasa bersalah? Atau pada hari itu Aderlan menendang terlalu kuat

Bagaimanapun, sekarang Mimi merasa takut saat melihat Aderlan.

“Duduk sini.” Aderlan menepuk-nepuk sofa yang di samping.

Mimi menggelengkan kepalanya, meskipun menyukainya, meskipun di dalam hati sangat menyukai, akan tetapi, tidak bisa menghilangkan rasa ketakutan yang di dalam hatinya.

Menghadapi penolakkan dari Mimi, Aderlan terlihat tidak senang,

“Memberitahukan aku, kamu adalah orang yang seperti apa, siapakah kamu? Kamu tinggal dimana? Ada masalah apa? Apabila kamu memberitahukan aku, aku akan memberikanmu satu kali kesempatan… …”

Aderlan menurunkan nada bicaranya, terdengar seperti sedang membujuknya.

Mimi tertegun, kemudian, lanjut menggelengkan kepalanya.

Apabila boleh memberitahukan Aderlan, Mimi akan memberitahukan sejak awal.

Tendangan tersebut, menghilangkan semua keinginan Mimi untuk berkata jujur.

Tendangan yang begitu kuat, dapat mengetahui bahwa, seberapa dalam prasangka Aderlan terhadap Mimi.

Takutnya, meskipun Aderlan menyukai Rozi, tetapi ketika Aderlan mengetahui bahwa Rozi adalah Mimi, perkirakan, rasa cinta tersebut tidak dapat bersaing dengan perasaan prasangka buruk.

Memikirkan hal ini, tanpa sadar Mimi mundur satu langkah ke belakang.

“Aderlan, tidak perlu menjelaskan, sebenar, aku… aku sangat menyukai uang, tidak ada masalah lain, aku hanya mengetahui bahwa kita berdua tidak mungkin bersama, apabila begitu, jika ingin berpisah, uang tersebut, tentu saja aku akan mengambilnya, kamu menganggap saja uang tersebut bersedekah kepada seorang pengemis, jangan terlalu memikirkan lagi… …”

“Kamu menyukai uang? Boleh, bersama aku, aku berjanji, aku akan memberikan lebih banyak uang kepadamu, aku juga akan memberikan kehidupan yang kamu inginkan, hanya perlu memberitahukan satu kebenaran, apakah masih belum cukup?

Mimi belum selesai berbicara, Aderlan langsung membentak Mimi.

Mimi tidak mengatakan apapun, Mimi menyadari bahwa bertemu sekali lagi, suasana hati Aderlan menjadi sangat tidak stabil.

“Aderlan, apabila kamu tidak bisa menikahi aku, bisakah kamu untuk tidak memaksaku?”

Mimi mengerutkan alisnya, mendongak, menatap Aderlan, mereka berdua saling bertatapan mata, Mimi dapat melihat kilatan cahaya yang di dalam mata Aderlan.

Hati, terasa sangat berat.

Di dalam kamar, suasana menjadi hening kembali.

Tiba-tiba, Aderlan berdiri.

Secara spontan Mimi mundur ke belakang, reaksi tersebut, di dalam pandangan Aderlan, terlihat sangat menjengkelkan.

Aderlan menatap Mimi sejenak, menarik nafas yang dalam, membalikan badan, pergi dari sini, berjalan keluar dari kamar tersebut.

Mimi terduduk lemas di atas lantai.

Memeluk kedua lututnya sambil terbengong.

Hingga pemilik bar tersebut masuk ke dalam.

Tersenyum ceria menyerahkan setumpuk uang kepada Mimi di depan matanya, senyuman tersebut terlihat mengerikan: “Tidak menyangka, kamu ini, memiliki kemampuan yang seperti ini, pria tadi yang menghadiahkan kepadamu.”

Tumpukkan uang tunai tersebut, dapat menyelesaikan masalah biaya sekolahnya.

Akan tetapi Mimi masih belum mengambilnya.

“Ambil saja, hais, manusia ini, meskipun membutuhkan harga diri, akan tetapi berapa harga dirimu? Dengarkan omongan Kakak, terkadang, uang jauh lebih berharga daripada harga diri.”

Benar, apa itu harga diri?

lagi pula, harga diri Rozi yang terbuang, apa hubungannya dengan dia?

Sehingga Mimi mengapaikan tangannya, mengambil tumpukan uang tersebut, tersenyum kepada Bos, “Apa yang dikatakan Bos memang benar, uang jauh lebih berharga daripada harga diri.”

Akan tetapi tangan yang dimasukkan ke dalam saku, karena menggenggam terlalu kuat, sehingga terasa sangat menyakitkan sekali.

Di dalam sebuah ruangan bar, seorang pria sedang mengamati melalui rekaman CCTV, mengepalkan tangan yang terletak di atas meja, kemudian, mengayunkan tangan ke arah kanan, menabrak dinding putih yang di samping dengan kuat, tiba-tiba, darah segar terus mengalir.

Pada saat Mimi keluar, bar sudah menambah ramai.

Akan tetapi Mimi tidak menampak Aderlan.

Mimi menggenggam tumpukan uang tunai yang di dalam saku celananya, terasa sangat berat.

Novel Terkait

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu