Cantik Terlihat Jelek - Bab 537 Kamu Suka ?

Hutu mengerutkan bibir, menoleh kepalanya dan menatap Agus Chen, “Kalau begitu, aku ikut paman kecil ke rumahnya dulu, kamu selesaikan dulu urusan kamu, nanti kita baru kontak lagi.”

Agus Chen mengangkat alis, sebenarnya, dia kelihatan, paman kecilnya Hutu, sepertinya tidak terlalu menyukai dengannya, meskipun sedikit aneh, namun dia juga malas mencari tahu alasannya, bagaimanapun, dia bukan orang yang penting, asalkan Tuan Ningga menyukainya.

Akan tetapi, dia juga tidak mungkin bermuka tebal dan ikut ke rumahnya.

Dia tersenyum dan mengangguk, “Baik.”

Melihat Agus Chen telah pergi, Hutu diam-diam membuang nafas lega.

“Kamu sama dia ......” Raven menatap Hutu, sulit untuk membuka mulut.

Hutu terbengong sejenak, paman kecil yang begitu penasaran, membuat dia merasa sedikit asing, sehingga dia melambaikan tangan dan menggeleng kepalanya.

“Paman kecil, aku tidak ada hubungan apapun dengannya, dia ke sini karena ada urusan, kami kebetulan bertemu di MRT.”

Tentu saja, dia tidak akan memberitahukan bahwa Tuan Ningga memang ada maksud seperti itu, karena dalam hatinya tidak ingin Raven terjadi kesalahpahaman dengannya.

“Benarkah ? Kebetulan ? Kamu menyukainya ?”

Pada saat pembicaraan berlangsung, mereka telah sampai ke tempat parkir mobilnya Raven, Hutu ikut di belakang Raven, melihat dia memasukkan kopernya ke dalam bagasi belakang, lalu masuk dan duduk di tempat pengemudi.

Dia buru-buru mengelilingi mobilnya, dan duduk di samping Raven.

“Paman kecil, bukannya kamu bilang kami masih kecil, masih belum mengerti rasa suka ?”

Tangan Raven yang sedang mengikat sabuk pengaman berhenti sejenak, perlahan-lahan mengangkat kepala, dan menatapnya dengan ekspresi yang sulit dimengerti, “Memang masih kecil.”

“Tunggu kalau aku sudah mulai menyukai seseorang, aku pasti akan kasih tahu paman kecil, dan meminta saranmu.”

Kata-kata ini, Hutu melontarkan secara langsung.

Dia sangat panik, karena dia khawatir Raven akan salah paham dengannya, akan tetapi, ketika kata-kata ini dilontarkan, dia merasa dirinya hampir gila.

Suasana di dalam mobil sangat sunyi, seluruh aura dan tatapan Raven mulai dingin, Raven menatapnya beberapa saat, berkata dengan suara yang serak :”Baik, semoga kamu bisa ingat.”

Meskipun dia sangat galak, namun Hutu merasa bahwa, dengan identitas yang hanya sebagai paman kecil, kalau mengurus hal seperti ini, kesannya terlalu banyak ikut campur, akan tetapi, dia tetap menghela nafas lega.

Dia menundukkan kepalanya, menggerakkan bibirnya dan berkata, “O, mengerti.”

Hanya saja, pria tertentu tidak pernah mengetahuinya, dengan sebuah kalimatnya di hari ini, akan menambah begitu banyak hal merepotkan di kehidupan masa depannya.

Mobil sudah mulai bergerak, Raven tidak langsung membawa dia pulang ke rumahnya, malahan pergi ke sebuah restoran yang sangat terkenal di a市, katanya harus membuat janji beberapa bulan terlebih dahulu agar dapat makan di tempat ini, apalagi, belum tentu bisa makan di sana meskipun mempunyai uang.

Masih perlu mempunyai cerita, cerita yang sangat spesial.

“Paman kecil, kamu yakin di sini ? Tempat ini harus pesan dulu, apalagi, susah sekali pesannya, orang biasa belum tentu bisa dapat pesan tempatnya.”

Ekspresi dalam tatapan Raven berubah-ubah, dan juga menampakkan sedikit unsur senyuman yang lembut, hanya saja sudut bibirnya tetap sedikit mengerut, tetap saja berkesan tidak mudah mendekatinya.

“Pernah dengar tempat ini ?”

Hutu mengangguk kepalanya, bukan hanya pernah dengar, “Banyak berita yang pernah memberitakan tempat ini, katanya di restoran ini bisa memilih suasana makan dengan sesuka hati kita, katanya dengan terapan teknologi informasi lima dimensi, bahkan dapat membuat orang yang sudah meninggal dunia makan bersama kita.”

Tidak mempertimbangkan unsur lainnya, hanya dengan kelebihannya yang terakhir ini saja, sepertinya sudah menarik minat banyak pelanggan.

Dia masih ingat bahwa, ketika awal mendengarnya, mulutnya juga terbuka lebar karena kekagetan.

Dia sangat kagum dengan otak bisnis orang ini, juga kaget dengan perkembangan teknologi informasi zaman sekarang.

“Hebat sekali otaknya, bisa merancang ide seperti ini, hebat sekali.”

Raven berjalan di sampingnya, pelan-pelan menarik sudut bibirnya.

Akan tetapi, Hutu tenggelam di dunia kekagetan pada sepanjang jalan ini, sehingga tidak menyadari kejanggalan.

Tiba-tiba, di hadapannya muncul sebuah lubang hitam yang sangat besar, Hutu mundur ke belakang secara refleks, sehingga terjatuh ke dalam pelukan Raven, wajahnya memerah seketika, Hutu merasa nafasnya juga ikutan mandek pada seketika.

Aroma wangi menyentuh hidungnya, dia bahkan sedikit terjerumus dengan rasa seperti ini.

Raven mengulurkan tangan untuk menahannya, berbatuk ringan dan berkata dengan nada rendah, “Ini tidak nyata.”

Hutu menggigit bibirnya, mengangkat tangannya untuk menyapu rambut pada daun telinganya,satu tangannya lagi menahan dadanya, membuang nafas yang lega, “Efeknya nyata sekali.”

Selesai berbicara, dia mengangkat kepala dan menatap Raven dengan merasa sedikit berdosa, cahaya di dalam ruangan ini sedikit gelap, tidak bisa melihat jelas dengan ekspresinya.

“Paman kecil, kamu boleh menggandengku ?” Dia bertanya dengan suara yang ringan.

Raven tidak berbicara, namun tetap mengulurkan tangan, dan menggandeng tangannya.

Sebelumnya dia mengira bahwa dengan telapak tangannya besar dan panjang, rasanya pasti sangat lembut, namun di luar dugaan, tangannya lebih kasar dari yang dibayangkan, bahkan dapat merasakan kalus di telapak tangannya.

“Paman kecil, kamu bekerja kebun ya ?” Dia sengaja bercanda.

Raven sedikit melonggarkan genggaman tangannya “ada gym.”

Kalau terbayang saat dia membuka baju, dan otot di perutnya yang jelas itu, Hutu tersenyum lagi, paman kecilnya ini, sempurnanya luar biasa.

Pada saat pembicaraan, mereka sudah dibimbing oleh pelayan dan masuk ke sebuah kamar.

Ternyata di dalam kamar, masih dibangun sebuah lift.

Setelah masuk ke dalam, Raven menekan tombol lantai sembilan.

Setelah keluar dari lift, Raven membawa dia masuk ke sebuah kamar.

Luas kamarnya lebih kurang seratus meter, ketika dia menginjak ke kamar, seluruh lampu di kamarnya mengalami perubahan yang sangat besar.

Berubah menjadi sebuah pintu kampus, jika bukan karena pemikirannya dalam keadaan sadar, Hutu bahkan mengira bahwa dirinya sedang berada di tempat lain.

Dia mengangkat kepala, papan besar Universitas T sudah berada di hadapannya.

Setelah itu, semakin beranjak ke dalam, ada pohon berjajar, perpustakaan, kantin, asrama, kelas, serta lapangan dan lain-lainnya, nyatanya bagaikan sedang berada di dalam mimpi.

“Kita berjalan-jalan dulu, agar kamu tidak nyasar.” Terdengar suara rendah yang muncul di sampingnya, Hutu menarik kembali kesadarannya .

Meskipun dalam kamar yang tidak terlalu besar, dia tetap bengong dan berjalan kisaran setengah jam, sampai saat kakinya terasa pegal, dia baru sadar kembali dan menatap Raven.

“Paman kecil, terima kasih.”

Raven menggerakkan dagunya, “Makan dulu.”

Pada saat ini Hutu baru menyadari, tidak tahu sejak kapan kamar ini telah muncul sebuah meja makan persegi, ada alat makan yang tertata rapi, dan dekorasi yang sangat inovatif, latar belakang kampus yang ada pada sebelumnya, berubah menjadi rumah dalam seketika.

Dia mengangkat kepalanya dan menatap ke plafon, rasa yang tidak asing baginya, sampai saat dia melihat kulkas, dan catatan stiker itu, dia baru menyadari, ini rumahnya paman kecil.

Bahkan dia yang menempelkan catatan stiker itu pada sebelumnya.

Teknologi lima dimensi, apabila tidak disentuh langsung dengan tangan, akan tertipu dengan pemandangan di hadapan ini baik dari segi cahaya maupun segi lainnya.

Wajar saja, bisa begitu terkenal !

Tidak mengungkit yang lainnya, hanya dari segi teknologi seperti ini, tidak mudah untuk diterapkan meskipun sanggup membayar uangnya.

Tiba-tiba bel pintu berbunyi, Hutu terbengong sejenak, nada bel pintunya juga sama persis seperti rumah paman kecilnya.

Dia berdiri dengan refleks dan ingin membuka pintu, namun ditahan oleh Raven, jarinya menekan suatu tempat di sampingnya, pintunya berbunyi “Kha” dan terbuka langsung.

Novel Terkait

Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu